Harga Terjun Nyaris 5%, Kiamat Batu Bara di Depan Mata?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
05 June 2024 07:40
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia jatuh dalam pada perdagangan kemarin dipengaruhi penambahan kapasitas energi terbarukan oleh China.

Energi terbarukan adalah pengganti batu bara di masa depan yang dapat memangkas permintaan emas hitam. Sementara China adalah negara pengguna batu bara terbesar dunia.

Harga batu bara global acuan New Castle untuk kontrak Juli 2024 pada Selasa (4/6/2024) tercatat US$140,05 per ton, ambles 3,74% dan dalam waktu sebulan harga batu bara telah terjun 4,98%

Penambahan kapasitas energi terbarukan didominasi oleh China dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, jika target iklim tahun 2030 ingin dipenuhi, negara-negara lain di Asia harus meningkatkan laju penerapannya.

Laporan Badan Energi Internasional (IEA) mengungkapkan bahwa China memasang hampir 350 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan baru pada tahun 2023. Jumlah tersebut lebih dari separuh total kapasitas global.  Jika negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini mempertahankan kecepatan ini, kemungkinan besar China akan melampaui target tahun 2030 pada tahun ini.

Target formal China adalah memiliki kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan surya sebesar 1.200 GW pada tahun 2030, namun IEA mengatakan pada bulan April tahun ini kapasitas tersebut sudah mencapai 1.130 GW.

Laporan IEA mengatakan bahwa pemodelan berdasarkan ambisi dekarbonisasi China memberikan "perkiraan lintasan ambisi pada tahun 2030" sebesar lebih dari 3.000 GW untuk semua jenis energi terbarukan, termasuk tenaga air, pada akhir dekade ini.

Hal ini menunjukkan peningkatan dua kali lipat dari kapasitas terpasang saat ini dan berarti China akan tetap menjadi pemimpin dalam penerapan energi terbarukan.

Namun IEA juga mengatakan peluang utama ada di negara lain di Asia, terutama karena banyak negara di kawasan ini sedang memulai perjalanan energi terbarukan mereka.

Badan tersebut mengatakan, selain China, kawasan Asia-Pasifik memiliki rencana untuk menghasilkan hampir 1.200 GW energi terbarukan pada tahun 2030, berdasarkan target dari berbagai negara, yaitu sekitar dua kali lipat dari target saat ini.

Namun pertanyaannya adalah apakah hal ini cukup ambisius bagi kawasan ini untuk mencapai tujuan iklim.

"Jumlahnya sekitar 15% dari total kapasitas energi terbarukan yang direncanakan secara global, lebih rendah dari porsi emisi gas rumah kaca di kawasan ini yang sebesar 22% dari pembangkit listrik dan produksi panas pada tahun 2022," kata laporan IEA.

India memimpin rencana penambahan energi terbarukan dengan kapasitas bahan bakar non-fosil sebesar 500 GW pada tahun 2030, angka yang mencakup nuklir sekitar 15 GW sementara mayoritas adalah 293 GW tenaga surya dan 100 GW tenaga angin.

Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mempunyai ambisi untuk mencapai 225 GW energi terbarukan pada tahun 2030, dipimpin oleh Vietnam dengan 84 GW, Indonesia dengan 44 GW, dan Filipina dengan 30 GW.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation