Usai Melejit Harganya DIbanting 1%, Jantung Pemilik Emas Masih Aman?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
05 June 2024 06:40
Emas. (Dok. Pexel)
Foto: Emas. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia dibuka mendatar pada perdagangan hari ini setelah turun lebih dari 1% pada perdagangan kemarin. Penurunan tajam karena dolar stabil menjelang data pekerjaan AS, yang akan dirilis akhir pekan ini.

Berdasarkan Refinitiv pada perdagangan pagi ini (5/6/2024) pukul 06.00 WIB emas dunia di pasar spot terpantau di US$2.327,63 per troy ons.

Posisi tersebut sama dengan akhir perdagangan kemarin, Selasa (4/6/2024), yakni di US$2.327,63 per troy ons. Harganya ambles 0,96%.

//

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, turun tipis 0,03% di 104,11. Indeks dolar membuat harga emas logam mulia menjadi lebih mahal bagi mata uang lain.

"Mungkin ada sedikit reaksi terhadap dolar AS dan ada unsur aksi ambil untung pada emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities seperti dilansir Refinitiv, Selasa (5/6/2024).

Investor sekarang menunggu data pekerjaan non farm payrolls pada Mei yang akan dirilis pada hari Jumat (7/6/2024).

Pemberi kerja diperkirakan menambah 185.000 pekerjaan pada Mei. Hal ini terjadi setelah laporan April menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat lebih dari yang diperkirakan, dengan penambahan 175.000 lapangan kerja. Paling sedikit dalam enam bulan.

"Emas kemungkinan akan bergerak sideways, atau bahkan sedikit lebih rendah dalam beberapa minggu mendatang, kecuali ada peristiwa geopolitik tak terduga yang akan mendorong permintaan safe haven," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Selain itu, investor juga memantau hasil pemilu di India , konsumen emas terbesar kedua di dunia.

"Jika ekuitas terus anjlok, akan ada sejumlah dana yang masuk ke emas juga," kata ahli strategi komoditas ANZ, Soni Kumari.

Penurunan komoditas secara keseluruhan, terutama minyak, mungkin juga berkontribusi terhadap sentimen bearish pada logam mulia, kata para analis.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation