Ada Kado dari Trump, Harga Emas Melesat Dekati Rekor Sepanjang Masa

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 January 2025 06:25
Emas. (Dok. Pixabay)
Foto: Emas. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia terus melaju dan melampaui rekor tertinggi sejak Oktober 2024. Penguatan ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong penurunan suku bunga.

Selain itu, soal tarif yang akan diterapkan oleh Trump masih tidak jelas membuat ketidakpastian di pasar. Hal ini membuat permintaan safe haven meningkat sehingga menguntungkan emas.

Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Jumat (24/1/2025) harga emas dunia di pasar spot tercatat US$2.771,25 per troy ons, meningkat 0,64% dari posisi sebelumnya.

Posisi ini hanya terpaut US416,13 atau 0,58% dari rekor harga emas tertinggi sepanjang masa di US$2.787,38 per troy ons.

"Salah satu faktor yang tampaknya mendorong kenaikan harga adalah penurunan nilai dolar AS. Beberapa faktor utama yang memengaruhi ini terkait dengan (Presiden Trump) yang berbicara soal tarif," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities kepada Reuters pada Jumat (24/1/2025).

"(Trump) berisiko meningkatkan harga, dan saya pikir pasar emas melihat potensi inflasi yang lebih tinggi dan kemungkinan bank sentral yang lebih akomodatif."

Dalam iklim ketidakpastian ini, emas tanpa hasil bunga terus bersinar sebagai lindung nilai yang andal terhadap inflasi dan ketidakstabilan, serta tetap menarik di lingkungan suku bunga rendah.

Di Forum Ekonomi Dunia pada hari Kamis, Trump menyerukan penurunan suku bunga secara langsung. Indeks dolar mencapai level terendah dalam lebih dari satu bulan, membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli asing.

"Fokus kini beralih ke 1 Februari untuk pengumuman kebijakan tarif atau perdagangan, dengan perhatian yang lebih sedikit pada pertemuan The Fed tanggal 29 Januari," kata Standard Chartered dalam sebuah catatan.

Trump telah mengatakan bahwa tarif pada Meksiko, Kanada, China, dan Uni Eropa dapat diumumkan pada 1 Februari.

Reli penutupan posisi jual telah mendorong kenaikan harga spot, tetapi aliran ETF tetap tidak stabil menjelang pertemuan The Fed, catat bank tersebut.

Para pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed akan mempertahankan suku bunga  pada pertemuan minggu ini.

Melansir perangkat Fedwatch para pelaku pasar melihat peluang The Fed mempertahankan suku bunga di 4,25% - 4,5% sebesar 99,5% pada pertemuan minggu ini.

Meskipun demikian, harga emas tetap dijagokan akan tetap bersinar. Analis Pasar Utama Exinity Group, Han Tan menjelaskan emas bisa mencapai $3.000 pada 2025, dengan asumsi pasar tetap pada peran emas sebagai lindung nilai inflasi, terutama jika kebijakan Trump membangkitkan kembali tekanan inflasi AS.

Investor AS bersiap-siap menghadapi serangkaian perubahan pada 2025 dari tarif dan deregulasi hingga kebijakan pajak yang akan merembet ke pasar saat Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari.

"Para investor dan pemilik emas mungkin menikmati tahun cemerlang lainnya jika ketegangan geopolitik global meningkat di bawah Trump 2.0, yang berpotensi mendorong investor ke tempat perlindungan aman yang sudah teruji waktu ini," kata Tan.

Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik, tetapi suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation