Newsletter

Sentimen Global Lagi Adem Ayem, Masa Iya IHSG & Rupiah Ambles Lagi?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
28 May 2024 06:00
Dok. RUPST PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 18 Mei 2020
Foto: Dok. RUPST PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 18 Mei 2020

Pasar keuangan RI kembali merana kemarin, setelah setelah libur panjang dalam rangka Hari Waisak. Investor yang cenderung wait and see membuat pasar keuangan RI kurang bergairah.

Pada perdagangan kemarin juga bursa Wall Street libur dalam rangka memperingati Hari Memorial (Memorial Day), sehingga sentimen pasar dari Negeri Paman Sam juga cenderung minim.
Dibandingkan pekan lalu, sentimen pekan ini, terutama hari ini cenderung minim karena tidak adanya rilis data-data ekonomi penting. Situasi geopolitik juga relatif tidak bergejolak. Dari dalam negeri, sentimen juga relatif adem.

Namun, sentimen dari pidato beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terus berlanjut.

Selain pidato dari beberapa pejabat The Fed, masih ada beberapa rilis data dan agenda yang akan terjadi pada hari ini. Berikut sentimen pasar pada hari ini.

Pidato Pejabat The Fed Berlanjut

Pada pekan ini, akan terdapat beberapa pidato dari para pejabat Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai kisi-kisi kebijakan The Fed sebagai acuan bagi para pelaku pasar untuk memprediksi keputusan suku bunga AS periode berikutnya. Namun sejauh ini, sebagian besar masih bersikap hawkish.

Sebelumnya, risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April -1 Mei yang dirilis pada pekan lalu, tepatnya Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia menunjukkan kekhawatiran dari para pengambil kebijakan tentang kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan.

Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan para pejabat the Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.

"Para pejabat mengamati bahwa meskipun inflasi telah menurun selama setahun terakhir, namun dalam beberapa bulan terakhir masih kurang ada kemajuan menuju target 2%," demikian isi risalah the Fed.

Risalah juga menjelaskan bahwa "Sebagian pejabat menyatakan kesediaan-nya untuk memperketat kebijakan lebih lanjut guna mengatasi risiko inflasi yang masih panas".

Beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell dan Gubernur The Fed Christopher Waller, sejak pertemuan tersebut mengatakan bahwa mereka masih meragukan langkah selanjutnya yang akan diambil adalah kenaikan suku bunga.

Akibat itu, kini peluang penurunan suku bunga kian menyusut, melansir perhitungan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan 46,5% penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) pada September. Peluang ini turun dari sebelumnya yang mencapai 59%.

 

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS Conference Board

Pada hari ini, juga akan dirilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS versi Conference Board (CB) periode Mei 2024. Data tersebut untuk mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi.

Sentimen konsumen di AS melemah pada periode April 2024, dengan IKK CB turun menjadi 97, angka terendah sejak Juli 2022, dari 103,1 (direvisi dari 104,7) pada bulan Maret 2024.

Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Mei 2024

Kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga April 2024 surplus Rp75,7 triliun atau 0,33% dari produk domestik bruto (PDB).

"Dengan pendapatan negara dan belanja negara, APBN KiTA mengalami surplus Rp 75,7 triliun. Ini artinya 0,33% dari estimasi PDB tahun ini," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Selain itu, Sri Mulyani juga telah membacakan rancangan awal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN ini akan menjadi acuan bagi Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Rancangan awal tersebut berupa Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF). Isinya meliputi asumsi makro ekonomi hingga postur awal dari APBN 2025.

"Apa yang kita tuangkan akan bisa sedapat mungkin memasukkan seluruh aspirasi sehingga pemerintah baru programnya dan prioritas pembangunannya tetap bisa berjalan tanpa harus menunggu waktu," ungkap Sri Mulyani.

Adapun asumsi makro ekonomi yang diusulkan yakni pertumbuhan ekonomi di 2025 yang diprediksi di sekitar 5,1%-5,5%, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara acuan tenor 10 tahun berada di level 6,9%-7,3%, nilai tukar rupiah berkisar Rp 15.300/US$-Rp 16.000/US$, inflasi RI di 2025 berkisar 1,5%-3,5%.

Berikutnya ICP berkisar US$ 75-85 per barel, lifting minyak berkisar 580.000 bph-601.000 bph, dan lifting gas berada di sekitar 1,003-1,047 juta bsmph.

Sedangkan sasaran pembangunan di 2025 yakni Tingkat Pengangguran Terbuka berada di sekitar 4,5%-5%, kemiskinan berkisar 7%-8%, Rasio Gini berkisar 0,379-0,382, Indeks Modal Manusia diprediksi mencapai 0,56, Nilai Tukar Petani berkisar 113-115, dan Nilai Tukar Nelayan berkisar 104-105.

Sementara untuk postur RAPBN 2025 terhadap PDB nasional yakni pendapatan negara berkisar 12,41%-12,36%, belanja negara berkisar 14,59%-15,18%, defisit APBN berada di range 2,45%-2,82%, dan rasio utang di range 37,98%-38,71%.

 

Musim Dividen Berlanjut, 9 Emiten Cum Date, 9 Ex Date Hari Ini

Pada hari ini, musim pembagian dividen kembali berlanjut, di mana sembilan emiten akan jatuh cum date dividen tunai di pasar reguler dan negosiasi pada hari ini.

Beberapa emiten yang akan jatuh cum date yakni seperti saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), hingga PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).

KLBF diketahui akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp 1,4 triliun atau Rp 31 per saham. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyepakati penggunaan 52% dari laba bersih sebagai dividen tunai.

Pada saat bersamaan, dua emiten milik konglomerat Djoko Santoso yakni MIDI dan AMRT masing-masing akan membagikan dividen tunai senilai Rp 155,47 miliar serta Rp 1,19 triliun. 

Adapun Saratoga akan membagikan dividen sebesar Rp 298,43 miliar dari laba bersih tahun buku 2023. Perseroan sejak tahun buku 2019 secara konsisten memberikan dividen sebagai bentuk komitmen kepada para pemegang saham. 

Berikut saham-saham yang jatuh cum date dividen tunai pada hari ini.

Sebelumnya, berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), ada 21 emiten yang jatuh cum date dividen tunai pada pekan ini, yang juga menjadi pekan terakhir di Mei 2024. Untuk bisa meraih dividen, investor perlu membeli saham tersebut sebelum atau pada tanggal cum date.

Tak hanya itu, ada sembilan emiten yang juga jatuh ex date dividen tunai di pasar reguler dan negosiasi pada hari ini, sehingga diperkirakan volatilitas IHSG masih cukup tinggi pada hari ini.

Biasanya, investor akan melepas atau menjual saham yang tengah membagikan dividen ketika sudah memasuki periode ex date, sehingga pada periode ini, gejolak saham tersebut cenderung tinggi.

Alhasil jika banyak saham berkapitalisasi pasar besar atau big cap yang tengah memasuki ex date, maka gejolak di pasar saham RI cenderung tinggi. Hal inilah yang perlu diantisipasi oleh pelaku pasar di pekan ini.

Berikut saham-saham atau emiten yang jatuh ex date dividen tunai pada hari ini.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular