Newsletter

Usai Libur Panjang, IHSG- Rupiah Langsung Ngebut Cuan atau Ambles?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
27 May 2024 06:00
Sri Mulyani dalam APBNKITA EDISI APRIL 2024.
Foto: Sri Mulyani dalam APBNKITA EDISI APRIL 2024. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)

Jika pada pekan lalu perdagangan pasar keuangan Indonesia hanya berlangsung selama tiga hari karena adanya libur panjang dalam rangka hari Waisak. Namun pada pekan ini, perdagangan kembali normal yakni berlangsung selama lima hari.

Pada pekan ini, baik dalam dan luar negeri akan terdapat beberapa sentimen yang dapat menjadi pendorong dan peluru bagi pergerakan IHSG maupun rupiah.

Data ekonomi akan dirilis pada pekan ini, mulai dari uang beredar Indonesia, indeks keyakinan konsumen (IKK) AS versi Conference Board (CB), hingga data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI).

Khusus untuk data PMI manufaktur, pada pekan depan sebagian besar masih berupa data awal atau flash reading. Kecuali China yang akan merilis data resminya pada pekan ini.

Untuk hari ini, data yang akan dirilis cenderung minim, terutama di luar negeri. Sedangkan dari dalam negeri, ada rilis data uang beredar dan agenda konferensi pers rilis APBN KiTa edisi Mei 2024.

Secara lebih lengkap, berikut sentimen pasar dalam lima hari ke depan atau sepanjang pekan ini.

Uang Beredar April 2024

Pada hari ini, dari dalam negeri, akan dirilis data uang beredar periode April 2024 dari Bank Indonesia (BI). Uang beredar April diperkirakan masih tinggi karena pada periode tersebut terdapat momen Lebaran yakni pada 10 April 2024.

Sebagai informasi, sebelumnya likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada periode Maret 2024 tumbuh lebih tinggi. Posisi M2 pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 8.888,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,3% (yoy).

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy).

Data uang beredar M2 pada Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat. Penyaluran kredit pada Maret 2024 tumbuh sebesar 11,8% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,0% (yoy).

Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 18,0% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 1,0% (yoy) pada Februari 2024. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 2,3% (yoy) pada bulan sebelumnya.

APBN KiTa Edisi Mei 2024

Selain rilis data uang beredar, dari dalam negeri juga akan digelar konferensi pers rilis APBN KiTa edisi Mei 2024. Menarik disimak sejauh mana pemerintah sudah mengeluarkan anggaran untuk belanja hingga seberapa besar penerimaan yang masuk.

Menarik ditunggu apakah Sri Mulyani juga akan menyampaikan kebijakan baru atau perkembangan terbaru mengenai ekonomi global dan nasional.

Cum Date Terakhir Mei

Tak hanya itu saja, periode cum date dividen tunai di pasar reguler dan negosiasi beberapa emiten juga akan jatuh pada hari ini, seperti saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan beberapa emiten lainnya. Periode ex date dividen tunai di pasar reguler dan negosiasi beberapa emiten juga akan jatuh pada hari ini, seperti contoh saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

 Amerika Serikat (AS)

Pada pekan ini, akan terdapat beberapa pidato dari para pejabat Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai kisi-kisi kebijakan The Fed sebagai acuan bagi para pelaku pasar untuk memprediksi keputusan suku bunga AS periode berikutnya.

Lanjut pada Selasa, akan dirilis Indeks Harga Rumah (HPI) AS periode Maret 2024. Sebelumnya, Badan Pembiayaan Perumahan Federal (FHFA) melaporkan Indeks Harga Rumah (HPI) AS periode Februari 2024 meningkat 7%.

Hal ini meningkat dari kenaikan yang direvisi naik sebesar 6,5% pada bulan sebelumnya. Perubahan dalam 12 bulan berkisar dari +3,7% di divisi West South Central hingga +10,8% di divisi Atlantik Tengah.

Masih dalam hari yang sama, terdapat rilis data IKK CB periode Mei 2024. Data tersebut untuk mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi.

Sentimen konsumen di AS melemah pada periode April 2024, dengan IKK CB turun menjadi 97, angka terendah sejak Juli 2022, dari 103,1 (direvisi dari 104,7) pada bulan Maret 2024.

Kemudian pada Kamis, akan dirilis data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 25 Mei 2024, di mana data ini dapat menjadi acuan kekuatan tenaga kerja AS.

Sebelumnya, menurut laporan klaim, klaim berkelanjutan naik 8.000 menjadi 1,794 juta yang disesuaikan secara musiman selama pekan yang berakhir 11 Mei. Klaim yang berkelanjutan berada pada tingkat yang rendah secara historis.

Pada hari yang sama, juga akan terdapat rilis klaim pengangguran awal. Sebelumnya, klaim awal tunjangan pengangguran AS turun 8.000 menjadi 215.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 18 Mei.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 220.000 klaim pada minggu terakhir. Ada penurunan signifikan dalam pengajuan di California dan Indiana.

Masih pada Kamis, data perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal I-2024 juga akan dirilis. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan data perkiraan kedua ini tumbuh mencapai 1,5%, dari data awal sebelumnya yang tumbuh 3,4% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq).

 

China

Pada hari ini, China akan mengumumkan laba industrinya periode April 2024. Hal ini untuk menjadi acuan pulihnya ekonomi China setelah masa pandemi berakhir.

Sebelumnya, laba industri China turun pada periode Maret 2024, dan memperlambat kenaikan pada kuartal tersebut dibandingkan dengan dua bulan pertama. Hal ini meningkatkan keraguan mengenai kekuatan pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Laba kumulatif perusahaan industri China naik 4,3% menjadi 1,5 triliun yuan (US$ 207,0 miliar) pada kuartal pertama 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data Biro Statistik Nasional (NBS), lebih lambat dari kenaikan 10,2% dalam dua bulan pertama.

Laba turun 3,5% secara tahunan (yoy) pada Maret lalu. NBS tidak merinci angka bulanan untuk bulan Januari-Februari, namun data menunjukkan pada rilis bulan Maret bahwa angka bulanan telah memperpanjang kenaikan sejak Agustus 2023.

Angka tersebut melengkapi sejumlah indikator ekonomi untuk bulan Maret seperti penjualan ritel dan output industri yang menunjukkan lemahnya permintaan domestik meskipun pertumbuhan PDB kuartal pertama solid.

Selanjutnya pada akhir pekan ini, data PMI manufaktur China periode Mei 2024 akan dirilis. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur pada bulan ini cenderung naik sedikit menjadi 50,5.

Diketahui menurut data dari NBS, PMI manufaktur resmi China meningkat pada April lalu mencapai 50,4, menandakan bahwa sektor manufaktur China masih berada di ambang batas 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dan kontraksi.

Beberapa indikator utama perekonomian China, khususnya belanja konsumen dan sektor real estate, masih dalam tahap pemulihan, dan pemerintah China telah menerapkan serangkaian kebijakan dan langkah-langkah keuangan yang dampaknya akan terlihat dalam beberapa bulan mendatang.

Bagaimana Tren IHSG Setelah Libur Panjang?

Sepanjang tahun ini, kinerja IHSG  setelah libur panjang cenderung positif. Namun, ada periode di mana IHSG juga sempat terkoreksi parah hingga lebih dari 1%, yakni tepatnya setelah libur panjang hari Wafat Yesus Kristus dan setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

Sehari setelah libur panjang Wafat Yesus Kristus pada 29-31 Maret lalu, tepatnya di perdagangan 1 April Maret, IHSG ditutup ambles 1,15%. Begitu juga sehari setelah libur panjang Idul Fitri atau Lebaran yang jatuh cukup lama yakni 8-15 April. Sehari kemudian yakni pada 16 April, IHSG kembali ambruk hingga 1,68%.

Namun, selain libur panjang tersebut, sejatinya kinerja IHSG masih cukup baik. Ada yang terkoreksi, adapula yang berhasil menguat.


Khusus untuk kinerja IHSG setelah libur Lebaran, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, mulai dari sentimen global yang memburuk di mana salah satunya yakni serangan Iran terhadap Israel, di mana serangan ini disinyalir sebagai aksi balasan akibat konsulat Iran di Damaskus tewas di tangan Israel.

Akibatnya, pasar keuangan global pun goyah setelah aksi balasan ini. Namun di Indonesia, dampak dari serangan ini baru terjadi pada 16 April atau sehari setelah libur panjang Lebaran berakhir. Pada perdagangan 16 April, koreksi parah IHSG pun tidak terhindarkan.

Sementara pada 1 April lalu, amblesnya IHSG terjadi karena pada saat itu, sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) kembali berlanjut, setelah libur panjang Wafat Yesus Kristus.

Namun selain dari dua libur panjang tersebut, kinerja IHSG masih terbilang baik, karena sentimen pasar pada saat itu tidak membuat pasar khawatir, sehingga koreksinya mungkin masih dinilai wajar bahkan beberapa perdagangan IHSG terlihat masih berhasil menguat.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular