Ada Kabar Buruk dari AS, Harga Batu Bara Nyungsep

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 May 2024 07:10
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia melemah pada perdagangan kemarin imbas dari komentar para pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang terkesan hawkish.

Menurut data Refinitiv Harga batu bara ICE Newcastle kontrak Juni pada Senin (20/5/2024) ditutup turun 0,36% di level US$140 per ton. 

Harga batu bara dunia bergerak dipengaruhi kebijakan moneter Amerika Serikat sebagai konsumen terbesar ketiga di dunia. Sebab saat suku bunga tinggi, pabrik-pabrik akan berat untuk ekspansi sehingga akan menahan permintaan batu bara untuk listrik.

Apalagi batu bara dunia masih menjadi sumber energi utama dibandingkan lainnya di berbagai negara besar di dunia. Misalnya saja Amerika Serikat, China, Indonesia, dan lainnya.

Amerika Serikat masih mengandalkan batu bara sebagai sumber pembangkit listrik. Sumber energi batu bara masih menguasai sekitar 16% pembangkit listrik, lebih besar dibandingkan pembangkit listrik tenaga angin yang sekitar 11%, pembangkit listrik tenaga air yang 6%, atau pembangkit listrik tenaga surya yang 4% dari campuran pembangkit listrik.

Pejabat Federal Reserve belum siap untuk mengatakan inflasi sedang menuju target bank sentral sebesar 2% setelah data pekan lalu menunjukkan pelonggaran tekanan harga konsumen pada bulan April, dan beberapa di antaranya pada hari Senin menyerukan kehati-hatian kebijakan yang berkelanjutan.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perlambatan proses disinflasi baru-baru ini akan bertahan lama," Wakil Ketua Fed Philip Jefferson mengatakan pada konferensi Mortgage Bankers Association di New York, bahkan ketika ia menyebut data bulan April "menggembirakan."

Jefferson menggambarkan kebijakan moneter saat ini sebagai kebijakan yang membatasi dan menolak mengatakan apakah ia memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai tahun ini, hanya menyatakan bahwa ia akan dengan hati-hati menilai data ekonomi yang masuk, prospek, dan keseimbangan risiko.

Berbicara secara terpisah pada konferensi yang diadakan oleh Fed Atlanta, Wakil Ketua Pengawasan Fed Michael Barr, mengatakan pembacaan inflasi kuartal pertama yang "mengecewakan" "tidak memberi saya peningkatan kepercayaan diri yang saya harapkan dapat mendukung pelonggaran kebijakan moneter. "

Seperti Jefferson, Barr memperkuat pesan umum The Fed bahwa penurunan suku bunga yang sangat diantisipasi oleh pasar, akan ditunda sampai jelas bahwa inflasi akan kembali ke target The Fed sebesar 2%.

"Kami perlu memberikan kebijakan pembatasan kami beberapa waktu lagi agar dapat melanjutkan fungsinya," kata Barr.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation