Mayday! Mayday! Tsunami Pabrik Tutup di RI Berlanjut, Terakhir BATA

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
06 May 2024 18:35
Sepatu Bata
Foto: Dok PT Sepatu Bata

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri sepatu Indonesia, yang dikenal dengan produk-produk berkualitas tinggi dan daya saingnya di pasar global, menghadapi masa sulit belakangan ini. Kabar penutupan pabrik, seperti yang baru-baru ini diumumkan oleh PT Sepatu Bata Tbk (BATA), menambah panjang daftar perusahaan dalam industri ini yang terpaksa menutup pintu mereka.

Dalam catatan CNBC Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ada beberapa pabrik yang ditutup, termasuk BATA.

Lantas, siapa saja yang telah bergabung dalam gelombang penutupan ini.

1. PT Sepatu Bata Tbk (BATA)

Kabar terbaru datang dari penutupan pabrik PT Sepatu Bata Tbk (BATA). Produsen sepatu yang telah lama menjadi bagian dari sejarah sepatu di Indonesia ini mengumumkan penutupan pabriknya di Purwakarta. Keputusan ini diambil setelah empat tahun berjuang melawan kerugian yang terus membengkak, mencapai akumulasi Rp 525 miliar dalam empat tahun terakhir. Permintaan yang menurun dan kapasitas produksi yang jauh melebihi kebutuhan menjadi alasan utama dibalik penutupan pabrik ini.

2. PT Panarub Industry (Adidas)

Kabar PHK massal juga datang dari PT Panarub Industry, produsen sepatu untuk merek-merek terkenal seperti Adidas. Pabrik ini berlokasi di Tangerang, Banten, dan telah mem-PHK sebanyak 1.400 karyawan. Situasi global yang masih belum pulih dari dampak pandemi menyebabkan penurunan permintaan, terutama dari pasar utama seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

3. PT Nikomas Gemilang

Perusahaan sepatu lain yang terkena dampak serupa adalah PT Nikomas Gemilang. Pemangkasan besar-besaran karyawan dilakukan sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya yang terjadi pada 2023 lalu. Perusahaan ini sedang dalam proses relokasi pabrik ke daerah dengan upah yang lebih rendah, seperti Pekalongan di Jawa Tengah. Penurunan permintaan dari pasar ekspor juga menjadi alasan di balik keputusan ini.

4. PT GA Tiga Belas (Toko Gunung Agung)

Tidak hanya perusahaan sepatu, kabar PHK juga datang dari sektor ritel. PT GA Tiga Belas, yang mengoperasikan Toko Gunung Agung, telah melakukan PHK sepihak dan massal terhadap ratusan pekerjanya. Para pekerja yang di-PHK tidak hanya kehilangan pekerjaan mereka, tetapi juga tidak mendapatkan hak-hak sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5. Perusahaan TPT di Kota Semarang

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) juga tidak luput dari gelombang penutupan pabrik. Dua pabrik TPT di Kota Semarang dilaporkan melakukan PHK terhadap ribuan pekerjanya. Ini menjadi tambahan dari sejumlah pabrik TPT lainnya yang telah tutup sebelumnya dalam tahun yang sama.

6. PT Chingluh

PT Chingluh, yang bergerak dalam produksi sepatu, juga telah menutup pabriknya. Penutupan ini terjadi pada akhir 2022 dan merupakan bagian dari gelombang penutupan pabrik yang melanda sektor industri sepatu.

7. PT Pulaumas

Perusahaan tekstil lain yang harus menutup pintunya adalah PT Pulaumas. Dampak dari perlambatan ekonomi global dan penurunan permintaan dari pasar utama menjadi alasan di balik penutupan pabrik ini.

8. PT Adetex

PT Adetex, yang juga bergerak dalam industri tekstil, menghadapi nasib serupa. Penurunan permintaan dari pasar ekspor mengakibatkan perusahaan ini terpaksa menutup pabriknya dan melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya.

9. Perusahaan TPT di Jawa Barat

Tidak hanya di Semarang, kabar penutupan pabrik juga datang dari sejumlah perusahaan TPT di Jawa Barat. Penurunan permintaan dan persaingan dengan produk impor yang menggerus pasar domestik menjadi faktor utama di balik penutupan pabrik-pabrik ini.

Upaya Penyelamatan Industri Tekstil Indonesia

Gelombang penutupan pabrik dalam industri sepatu dan TPT menunjukkan betapa sulitnya situasi ekonomi saat ini, baik di tingkat nasional maupun global. Penurunan permintaan, persaingan sengit, dan biaya produksi yang tinggi menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam industri ini. Diperlukan upaya konkret dan dukungan yang kuat, baik dari pemerintah maupun pelaku industri, untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga keberlangsungan industri sepatu dan TPT di Indonesia. Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan industri yang sedang terancam ini, menurut catatan CNBC Indonesia.

Upaya untuk industri orientasi pasar lokal adalah:

1. Stop impor ilegal dan batasi perjanjian perdagangan
2. Operasi pasar barang ilegal
3. Bantuan modernisasi mesin tekstil
4. Kebijakan perbankan dan pajak yang lunak.

Upaya untuk industri orientasi pasar ekspor adalah:

1. Kebijakan pajak, harga energi, serta perizinan yang murah dan cepat
2. Bantu promosi perluasan pasar tekstil di luar Amerika Serikat dan Uni Eropa.



CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation