Hari Ini Diumumkan: Benarkah Ekonomi RI Jatuh dan Daya Beli Melemah?
- Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada perdagangan terakhir pekan lalu
- Wall Street menghijau pekan lalu di tengah harapan membaiknya kinerja perusahaan
- Data pertumbuhan ekonomi serta sikap wait and see pelaku pasar menunggu pidato The Fed akan menjadi sentimen pasar pekan ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan kompak ditutup sumringah pada perdagangan akhir pekan Jumat (3/5/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau, begitu juga dengan rupiah berhasil melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan kembali ke level psikologis Rp16.000/US$1. Dalam sepekan kemarin IHSG dan rupiah juga tercatat mengalami penguatan.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada pekan ini meski hanya akan tercatat dalam tiga hari perdagangan karena pada hari Kamis dan Jumat pekan ini terdapat hari libur untuk memperingati Hari Kenaikan Isa Almasih.
Pergerakan IHSG dan rupiah akan dipengaruhi oleh banyaknya data dan agenda penting sepanjang pekan ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
Pada perdagangan Jumat (3/5/2024) IHSG ditutup menguat 0,24% di level 7.314,72, dalam sepekan kemarin IHSG tercatat melesat 1,40%. Adapun, tercatat turnover IHSG berada di angka Rp12,07 triliun. Transaksi didorong dari volume saham sebanyak 21,05 miliar lembar, dimana 254 saham naik, 288 turun dan 231 tidak berubah.
Penguatan IHSG didorong dari kenaikan lima sektor, dimana sektor teknologi tercatat melesat 1,08%, kesehatan melejit 1,71%, siklikal menguat 0,31%, non-siklikal naik 0,41%, dan keuangan terapresiasi 0,12%.
Sektor kesehatan menjadi salah satu penopang positifnya pergerakan IHSG, sektor ini menjadi sektor paling kuat dalam sepekan kemarin.
Hal ini dikarenakan beberapa saham-saham di sektor kesehatan dan farmasi mencatatkan kinerja keuangan kuartal I 2024 yang sangat positif, sehingga mendorong kenaikan saham-saham kesehatan dan farmasi dalam sepekan.
Selain sektor kesehatan, penguatan sektor teknologi juga menjadi penopang pergerakan IHSG. Beberapa saham-saham di sektor teknologi mencatatkan perbaikan kinerja keuangan pada kuartal I 2024 dengan menekan kerugian mereka pada kuartal tersebut. Salah satunya adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) saham yang selalu menjadi katalis pergerakan IHSG ini mampu menekan kerugian pada kuartal I 2024.
Selain GOTO, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga mampu menekan kerugian pada kuartal I 2024. Kemudian, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mampu membalikkan kerugian menjadi keuntungan pada kuartal tersebut. Adapun, PT Wir Asia Tbk (WIRG) yang mencatatkan kenaikan laba pada kuartal tersebut.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Jumat (3/5/2024) rupiah kembali ke level psikologis Rp16.000/US$1, rupiah ditutup menguat 0,62% terhadap dolar AS di angka Rp16.080/US$1. Dalam sepekan kemarin, tercatat rupiah berhasil melawan dolar AS dengan penguatan 0,77%.
Penguatan rupiah diiringi dengan keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau yang akrab disebut The Fed, untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25-5,5% pada Kamis (2/5/2024) dini hari waktu Indonesia.
Jerome Powell, Ketua The Fed, menegaskan bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Meski demikian, Powell juga menyatakan bahwa belum ada kemajuan yang signifikan dalam menurunkan laju inflasi, sehingga The Fed akan menunggu data lebih lanjut sebelum memutuskan untuk menyesuaikan suku bunga acuan.
Optimisme yang ditunjukkan oleh Powell dalam tidak menaikkan suku bunga menjadi angin segar bagi pasar keuangan global, termasuk mata uang Garuda. Hal ini berdampak pada melemahnya DXY sementara rupiah menguat.
Di sisi domestik, pergerakan pasar keuangan dipengaruhi oleh angka inflasi Indonesia yang masih berada di bawah ekspektasi.
Namun, inflasi masih tetap dalam koridor yang stabil dan terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi pada April 2024 mencapai 0,25% secara bulanan. Sementara itu, inflasi tahunan mencapai 3,0% dan secara tahun kalender sebesar 1,19%. Tingkat inflasi bulanan pada April ini turun dibandingkan bulan sebelumnya dan dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Penguatan rupiah juga tak luput dari keputusan Bank Indonesia (BI) dalam menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada 23-24 April 2024 kemarin, dalam upaya memperkuat stabilitias nilai tukar rupiah.
Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun anjlok 1,67% di level 7.01% pada perdagangan Jumat (3/5/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan Surat Berharga Negara (SBN).
(saw/saw)