
Catat Nih! 10 Emiten yang Cuan dari Pelemahan Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah turun tajam hingga menyentuh titik terendah sejak pandemi Covid-19. Meskipun terlihat buruk, namun pelemahan rupiah memberikan keuntungan bagi beberapa emiten di pasar saham.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah berada di angka Rp16.215/US$ pada perdagangan Rabu (17/4/2024). Posisi ini merupakan yang terparah sejak 6 April 2020.
Emiten yang mendapatkan keuntungan adalah dengan bisnis berorientasi ekspor dan bertransaksi menggunakan dolar Amerika Serikat, sehingga mendapatkan keuntungan kurs.
Pertama, ada emiten yang banyak ekspor ini biasanya di sektor komoditas, salah satunya di komoditas kertas ada duo emiten dari grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Kedua emiten tersebut pada sepanjang 2023 mencatatkan penjualan ekspor lebih dari 50%. Berikut perbandingannya.
Selain itu, sektor komoditas seperti energi yang meliputi minyak dan gas (migas) dan batubara juga potensi diuntungkan ketika rupiah melemah.
Pasalnya, penjualan masih ditopang ekspor dan/atau mayoritas transaksi dalam laporan keuangan dicatatkan dengan denominasi dolar AS.
Ibu dari komoditas yakni minyak mentah juga terpantau menguat, selama sebulan terakhir hingga perdagangan kemarin Jumat (5/4/2024) harga minyak mentah jenis Brent dan light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) sudah melonjak lebih dari 10%. Kenaikan harga minyak mentah seharusnya bakal menjadi pemicu harga energi substitusi lainnya seperti batu bara dan gas.
Tak hanya itu, peralihan ke energi baru terbarukan (EBT) juga memberikan eksposur investasi yang lebih tinggi sejalan dengan tujuan mencapai net zero emission pada 2060 mendatang, beberapa perusahaan energi bahkan membuat lini bisnis baru untuk menambah portofolio pendapatan agar tak hanya mengandalkan energi fosil.
Beberapa perusahaan yang berfokus pada renewable energy seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) beserta anak usahanya yakni PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN), serta PT Medco Energy International Tbk (MEDC) yang juga masuk ke energi ramah lingkungan melalui anak usahanya PT Medco Power.
Untuk emiten yang fokus di bisnis gas ada PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Sementara untuk emiten batubara ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk, dan lain-lain.
Selanjutnya emiten lain-nya yang akan diuntungkan dari pelemahan rupiah adalah yang bisnisnya ditopang oleh kinerja ekspor. Salah satunya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
Perusahaan produsen permen Kopiko ini memang terkenal mengandalkan ekspor sebagai penopang bisnisnya. Total kontribusi ekspor terhadap pendapatan mencapai 43,5% atau setara Rp13 triliun pada 2023.
Jumlah tersebut bahkan bertumbuh positif sebesar 3,6% secara tahunan (yoy). Negara-negara utama yang berkontribusi terhadap ekspor ini termasuk Tiongkok, Korea Selatan, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(ras/ras)