Newsletter

Sidang Sengketa MK & Ekonomi AS Masih Panas, IHSG-Rupiah Jadi Korban?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 03/04/2024 06:00 WIB
Foto: Infografis/ Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024/ Ilham Restu
  • Pasar keuangan Tanah Air kemarin ditutup beragam, di mana rupiah masih merana hingga nyaris menyentuh Rp 15.900/US$ sementara IHSG menguat
  • Wall Street kompak melemah setelah data tenaga kerja AS mengecewakan pasar
  • Sidang Sengketa Pilpres di MK, pelemahan rupiah, data inflasi PCE, klaim pengangguran mingguan AS, dan pidato beberapa pejabat The Fed akan dipantau oleh pasar pada hari ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air ditutup cenderung beragam pada perdagangan Selasa (2/4/2024) kemarin, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat, sedangkan rupiah kembali melemah, dan imbal hasil Surat Berharga Negara terpantau turun.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan menghadapi tantangan berat hari ini. Seengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,44% ke posisi 7.236,98. IHSG berbalik arah ke zona psikologis 7.200, setelah sempat terkoreksi ke level psikologis 7.100 pada sesi I kemarin.

Nilai transaksi IHSG pada kemarin mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan melibatkan16miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak284saham menguat,300saham melemah, dan 201 saham cenderung stagnan.

Investor asing kembali mencatatkan penjualan bersih (net sell) kemarin, bahkan nilainya masih cukup besar yakni hingga mencapai Rp 1,17 triliun di pasar reguler.

Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,6%.

Sedangkan bursa Asia-Pasifik kemarin ditutup cenderung bervariasi. Dari bursa yang terkoreksi, indeks PSEI Filipina menjadi yang paling besar koreksinya yakni mencapai 0,28%.

Sementara dari yang menguat, Hang Seng Hong Kong menjadi yang paling baik yakni melejit 2,36%.

Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia-Pasifik pada perdagangan Selasa kemarin.

Sedangkan untuk mata uang rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15.895/US$ di pasar spot, melemah tipis 0,06% di hadapan dolar AS. Ini menandakan bahwa rupiah semakin mendekati level psikologis Rp 15.900/US$.

Adapun di Asia, secara mayoritas melemah tipis. Hanya won Korea Selatan yang berhasil menguat kemarin yakni mencapai 0,13%.

Berikut pergerakan rupiah dan mata uang Asia pada perdagangan Senin kemarin.

Adapun di pasar surat berharga negara (SBN), pada perdagangan kemarin harganya kembali menguat, terlihat dari imbal hasil (yield) yang kembali menurun.

Melansir data dari Refinitiv, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara terpantau turun 1 basis poin (bp) menjadi 6,696%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yield turun, maka tandanya investor sedang mengoleksi SBN.

IHSG berhasil ditutup menguat, setelah sempat bergerak di zona merah pada sesi I hingga awal sesi II kemarin. Penguatan IHSG mengindikasikan bahwa investor mulai tertarik kembali memburu saham-saham di Indonesia.

IHSG yang berhasil menguat di akhir perdagangan terjadi meski pergerakan rupiah masih terkoreksi melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Depresiasi rupiah yang masih terjadi hingga hari ini sempat menjadi pemberat IHSG. Pelemahan rupiah dipengaruhi tingginya permintaan dolar AS karena masa repatriasi dividen dari dalam negeri. Lalu, derasnya arus keluar modal asing dari pasar keuangan dalam negeri.

Di lain sisi, IHSG menguat di tengah masih berlangsungnya sidang sengketa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Agenda sidang kemarin adalah pembuktian pemohon dengan mendengarkan keterangan ahli dan saksi pemohon dan pengesahan alat bukti tambahan pemohon.

Pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah menyampaikan pokok permohonan dalam sidang perdana pekan lalu. Deputi Tim Hukum Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud yang diwakili oleh Todung M. Lubis dan Annisa Ismail menyampaikan dalil-dalil pokok permohonan dari perkara itu secara bergantian.

Menurut Pemohon telah terjadi kekosongan hukum dalam UU Pemilu untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan akibat dari nepotisme yang melahirkan abuse of poweryang terkoordinasi. Pelanggaran ini menjadi pelanggaran utama yang terjadi dalam Pilpres 2024.

Berikutnya, Pemohon juga menilai instrumen penegak hukum pemilu yang saat ini tidak efektif yang tampak pada tidak adanya independensi dari Termohon dalam melakukan Pilpres 2024, DKPP melindungi Termohon dengan cara tidak mengindahkan putusannya sendiri, dan Bawaslu tidak efektif dalam menyelesaikan pelanggaran yang dilaporkan.

Sidang MK seperti ini memberikan tekanan bagi rupiah karena terdapat ketidakpastian politik yang berujung pada keraguan investor dalam berinvestasi di Indonesia.


(chd/chd)
Pages