
Sidang Sengketa MK & Ekonomi AS Masih Panas, IHSG-Rupiah Jadi Korban?

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ditutup terkoreksi cukup parah pada perdagangan Selasa kemarin, karena imbal hasil Treasury meningkat dan investor mulai menurunkan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada Juni.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1% ke posisi 39.170,24, S&P 500 terkoreksi 0,72% ke 5.205,81, dan Nasdaq Composite berakhir merosot 0,95% menjadi 16.240,45.
Kemarin, imbal hasil (yield) Treasury acuan tenor 10 tahun naik 2,6 basis poin (bp) menjadi 4,355%, menjadi level tertinggi sejak 28 November 2023.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Inflasi PCE AS pada Februari 2024 naik menjadi 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Januari lalu sebesar 2,4%. Meski begitu, angka ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE cenderung melandai sedikit menjadi 0,3%.
Sementara untuk inflasi PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi meningkat 2,8% pada Februari lalu, lebih rendah sedikit dari posisi Januari lalu yang tumbuh 2,9%. Angka ini juga sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Bahkan, data ekonomi AS lainnya juga mulai kembali pulih. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur meningkat menjadi 50,3 pada Maret lalu, menjadi yang tertinggi dan pertama di atas 50 sejak September 2022, dari sebelumnya di angka 47,8 pada Februari lalu.
Hal ini menunjukkan sektor manufaktur, yang terpukul oleh kenaikan suku bunga, mulai pulih. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
Di lain sisi, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) dalam Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) melaporkan jumlah lowongan pekerjaan pada hari kerja terakhir Februari mencapai 8,75 juta. Angka ini lebih rendah dari posisi Januari lalu sebanyak 8,86 juta pembukaan pada dan sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 8,74 juta.
"Sepanjang bulan ini, jumlah karyawan dan total pemutusan hubungan kerja tidak banyak berubah, masing-masing sebesar 5,8 juta dan 5,6 juta," kata BLS dalam siaran persnya. "Dalam pemisahan, berhenti (3,5 juta) dan PHK dan PHK (1,7 juta) tidak banyak berubah."
Dengan data JOLTS tersebut, maka dapat dikatakan bahwa data tenaga kerja di AS mulai mendingin. Namun, masih ada beberapa data tenaga kerja lainnya yang akan dirilis pada pekan ini.
Jika data tenaga kerja masih panas, inflasi masih cukup tinggi, dan sektor manufaktur AS mulai menggeliat, maka akan membuat ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan Juni mendatang kembali memudar.
Kini, investor di AS memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 56,6% pada Juni, turun dari sekitar 63,8% pada pekan lalu, berdasarkan perangkat CME FedWatch
(chd/chd)