Newsletter

Pekan Sibuk Sebelum Mudik: RI-China-AS Bakal Beri Kabar Super Penting

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 April 2024 06:00
Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Foto: (Anadolu Agency via Getty Images)

Beralih ke AS, bursa saham Wall Street sepanjang pekan lalu cenderung bervariasi, di tengah minimnya sentimen pasar pekan lalu.

Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau naik tipis 0,07%, sedangkan S&P 500 menguat 0,24%. Namun indeks Nasdaq Composite melemah 0,14%.

Pada Kamis pekan lalu, indeks Dow Jones ditutup menguat 0,12% ke 39.807,37, S&P 500 naik 0,11% ke 5.254,35. Sedangkan Nasdaq Composite berakhir melemah 0,12% menjadi 16.379,46.

Sementara sepanjang Maret 2024, S&P 500 melejit sebesar 3,1%. Nasdaq bertambah 1,8%, sedangkan Dow melonjak 2,1%. Ini adalah bulan kemenangan kelima berturut-turut untuk ketiga rata-rata utama.

Adapun pada kuartal pertama 2024, S&P 500 melejit 10,2% dan merupakan kenaikan kuartal pertama terbaiknya sejak 2019 silam, ketika menguat 13,1%. Sedangkan Dow Jones melonjak 5,6% selama periode tersebut dan merupakan kinerja kuartal pertama terkuat sejak 2021 ketika melonjak 7,4%. Nasdaq mengakhiri kuartal pertama 2024 dengan terbang 9,1%.

Penggerak kenaikan indeks utama Wall Street pada Maret 2024 dan kuartal I-2024 yakni saham Nvidia, karena kegilaan pasar terhadap kecerdasan buatan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Sahamnya meroket 82,5% untuk kuartal I-2024 dan terbang 14,2% pada Maret 2024.

Investor di pekan lalu merespons baik dari komentar Dewan Gubernur The Fed, Christopher Waller, yang telah berbicara di Economic Club of New York pada Rabu lalu.

Optimisme terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada akhir tahun ini juga menambah keuntungan.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, trader melihat peluang 70% bahwa The Fed akan memulai siklus pelonggarannya pada pertemuan Juni.

Di lain sisi, inflasi meningkat sesuai dengan ekspektasi pada periode Februari lalu, kemungkinan membuat The Fed menahan diri sebelum mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga.

Departemen Perdagangan AS melaporkan Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti- tidak termasuk makanan dan energi- meningkat 2,8% pada Februari lalu, dalam basis 12 bulan dan naik 0,3% dari bulan lalu, Kedua angka tersebut sesuai dengan perkiraan Dow Jones.

Termasuk biaya pangan dan energi yang berfluktuasi, angka utama PCE menunjukkan kenaikan sebesar 0,3% pada Maret lalu dan 2,5% pada tingkat 12 bulan, dibandingkan perkiraan sebesar 0,4% dan 2,5%.

Meskipun The Fed mempertimbangkan kedua ukuran tersebut ketika membuat kebijakan, mereka menganggap inti sebagai ukuran yang lebih baik untuk mengukur tekanan inflasi jangka panjang.

The Fed menargetkan inflasi tahunan sebesar 2%; inflasi PCE inti belum pernah berada di bawah level tersebut dalam tiga tahun.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular