NEWSLETTER

Sanggupkah Gugatan ke MK Goyang Prabowo Effect? IHSG Rupiah Aman?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Jumat, 22/03/2024 06:00 WIB
Foto: Instagram/Prabowo Subianto
  • Pasar keuangan Indonesia kompak menguat, IHSG dan nilai tukar rupiah berakhir di zona hijau
  • Wall Street kompak  menghijau 
  • Pasar keuangan Indonesia akan dipengaruhi sentimen hasil pemilu dan kebijakan suku bunga

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan kompak ditutup menguat pada perdagangan Kamis (21/3/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar sama-sama menguat sementara imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) melandai.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan melanjutkan penguatan pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup di zona hijau dengan menguat 0,10% di level 7.338,35.

Pada pergerakan IHSG Kamis (21/3/2024), tercatat turnover IHSG berada di angka Rp11,17 triliun, angka ini lebih tinggi dibandingkan pada perdagangan sebelumnya sebesar Rp10,36 triliun. Transaksi didorong dari volume saham sebanyak 16,6 miliar lembar. Tercatat 306 saham naik, 204 turun dan 254 tidak berubah.

Jelang penutupan IHSG cenderung bergerak turun sehingga ditutup di zona hijau dengan penguatan lebih rendah dibandingkan saat sesi satu. Salah satu turunnya penguatan IHSG berasal dari anjloknya sektor Kesehatan yang mencapai 1,22%, kemudian disusui sektor infrastruktur 0,49% dan non-cyclical 0,54%.

Penurunan sektor kesehatan didorong dari kompaknya penurunan saham-saham rumah sakit, meskipun tidak terdapat sentimen pasti yang dapat memberi asumsi penurunan harga saham-saham rumah sakit.

Namun, beberapa saham di sektor kesehatan mulai merilis kinerja keuangannya termasuk saham rumah sakit, salah satunya PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) yang menunjukkan penurunan kinerja keuangan.

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatatkan penurunan laba per 31 Desember 2023 sebesar 30% menjadi Rp259,87 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp371,64 miliar. Sehingga laba per saham dasar susut menjadi Rp277,20 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp396,42.

Diprediksi kinerja keuangan saham-saham rumah sakit akan mengalami penyusutan pada 2023 sejalan dengan menghilangnya wabah Covid-19.

Sementara kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024, belum mampu menggerakkan saham-saham yang berada dibalik pendukung kubu 02 tersebut.

Salah satunya, emiten yang dimiliki yang terafiliasi Kaesang Pangarep, yaitu PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) justru anjlok 8,09% di posisi Rp318 per saham.

Adapula, emiten yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) juga tercatat anjlok pada perdagangan kemarin Kamis (21/3/2024) dengan turun 3,80% di posisi Rp152 per saham.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Kamis (21/3/2024) rupiah kembali ke level psikologis Rp15.600/US$1, rupiah ditutup menguat 0,35% terhadap dolar AS di angka Rp15.655/US$1. Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 15 Maret 2024.

Kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilihan Presiden 2024 membawa dampak positif pada nilai tukar rupiah.

Diketahui, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 dengan perolehan suara 58,59%. Hal ini juga menyurutkan ketidakpastian pasar di domestik karena satu putaran menjadi hal yang akan terjadi di tahun ini.

Selain itu, dari AS dimana keputusan The Fed untuk menahan suku bunga di level 5,25-5,5% juga menyusutkan ketidakpastian pasar setidaknya dalam waktu dekat.

Dokumen dot plot yang dirilis pun menunjukkan bahwa tahun ini, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya.

Sembilan dari 19 pejabat The Fed mengestimasikan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dengan total 75 basis poin (bps) hingga akhir 2024.

Proyeksi ini dengan melihat median proyeksi suku bunga oleh pejabat The Fed dalam doikume dalam dokumen "dot plot" menjadi 4,5-4,75% atau median 4,6% hingga akhir tahun ini.

Median ini mengindikasikan jika The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,75% atau sebanyak tiga kali masing-masing sebesar 0,25% hingga akhir tahun.

Jika hal ini benar terjadi, maka tekanan terhadap rupiah akan semakin berkurang mengingat DXY berpotensi terjadi pelemahan di kemudian hari.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melemah 0,31% ke posisi 6,63% pada perdagangan Kamis (21/3/2024) dari 6,65% pada hari sebelumnya. Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).


(saw/saw)
Pages