Diam-Diam 2 Raksasa Asing Ini Borong GOTO Saat Sahamnya Loyo

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 March 2024 09:05
Pencatatan Perdana Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)
Foto: Pencatatan Perdana Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sedang lesu, terpantau dua investor korporasi asing memborong GOTO. Adapun dua korporasi raksasa asing tersebut yakni JPMorgan dan Nomura Holdings Inc.

Pada Selasa (19/3/2024), JP Morgan mengakumulasi 787,28 juta saham GOTO. Dengan demikian, kepemilikan saham perseroan naik menjadi 1,84 miliar saham atau setara dengan 0,16%.

Padahal sebelum GOTO merilis laporan keuangan, JPMorgan terpantau sempat menjual saham GOTO sebanyak 652 juta pada Selasa pekan lalu (12/3/2024). Dengan begitu kepemilikan JP Morgan menciut menjadi 1,05 miliar atau 0,09%.

Aksi JPMorgan pada Selasa lalu juga ditiru oleh Nomura Holdings dengan memborong 103,16 juta saham. Padahal pada sepekan lalu, fund asing itu terpantau hanya memiliki 1,73 juta saham GOTO. Saat ini total kepemilikan saham GOTO oleh Nomura sebesar 143,82 juta atau setara dengan 0,01%.

Pembelian saham oleh kedua fund asing itu merespon hasil laporan keuangan perseroan yang mengalami perbaikan positif, meski saham GOTO dalam beberapa hari terakhir cenderung lesu.

Sepanjang 2023, GOTO mencatat kerugian Rp 90,5 triliun untuk keseluruhan tahun 2023. Kerugian tersebut dipicu oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai Rp 78,8 triliun sebagaimana diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Mengutip keterangan resminya, hal itu merupakan dampak dari transaksi Tokopedia dan TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GOTO terhadap Tokopedia dimulai 1 Februari 2024.

"Rugi yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), nonkas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas Perseroan," tulis manajemen, Selasa (19/3/2024).

Namun, perseroan terus menurunkan cost to serve unit bisnis On-Demand Services, serta terus memperluas jangkauan produk unggulan ke berbagai kota. Hal ini dilakukan menjangkau pengguna secara masif dengan tetap mempertahankan pendapatan mitra pengemudi.

"Langkah ini mendorong meningkatnya jumlah pengguna baru serta reaktivasi pengguna nonaktif (dormant users)," ungkapnya.

Seperti diketahui, pada Desember 2023, GoTo dan TikTok mengumumkan kemitraan strategis yang menggabungkan platform Tokopedia dan layanan e-commerce TikTok di Indonesia di bawah PT Tokopedia, dengan TikTok sebagai pemegang saham pengendali di entitas tersebut.

Sebagai bagian dari perjanjian yang telah diselesaikan pada Januari 2024, TikTok akan menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar pada entitas baru tersebut secara bertahap, tanpa efek dilusi lanjutan bagi GOTO. GOTO juga akan menerima pendapatan dari Tokopedia sejalan dengan skala dan pertumbuhan perusahaan tersebut.

Bisnis ini menjadi sumber pendapatan bagi GoTo, dengan adanya biaya e-commerce yang akan diterima Perseroan setiap kuartal, sejalan dengan skala dan pertumbuhan dari entitas Tokopedia baru tersebut.

Selain itu, GOTO akhirnya juga berhasil mencapai level profitabilitas setelah 14 tahun beroperasi. Hal ini tercermin pada pencapaian EBITDA Grup yang disesuaikan yang tercatat positif Rp 77 miliar pada kuartal IV-2023 atau dalam tiga bulan terakhir tahun lalu.

Capaian tersebut berbalik dari kuartal IV-2022 yang mana perusahaan masih mencatatkan EBITDAyang disesuaikan minus Rp 3,14 triliun.

Berkat pencapaian pada kuartal IV, sepanjang 2023 GOTO dapat memperbaiki kinerja secara signifikan dengan EBITDA yang disesuaikan setahun penuh minus Rp 3,67 triliun, jauh lebih rendah dari setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp 16,01 triliun.

Dalam rilis resminya, GOTO mengungkapkan bahwa EBITDA yang disesuaikan atau Adjusted EBITDA pada dasarnya adalah ukuran keuangan non Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Ukuran ini memiliki komponen rugi sebelum pajak penghasilan dan menyesuaikan untuk beban penyusutan dan amortisasi, penghasilan keuangan, biaya bunga, hingga perhitungan kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi.

Adjusted EBITDA merupakan salah satu parameter profitabilitas dari emiten startup karena merupakan suatu proxy paling dekat dengan operating cash flow atau arus kas operasional.

Pencapaian GOTO tersebut inline dengan prediksi sejumlah analis bahwa GOTO bisa mencapai level adjusted EBITDA positif tanpa harus membutuhkan suntikan modal lagi.

Adapun pada perdagangan Rabu kemarin, saham GOTO ditutup ambruk 9,72% ke posisi Rp 65/saham. Saham GOTO kembali menyentuh level psikologis Rp 60 per saham, setelah beberapa hari terakhir bertahan di level psikologis Rp 70 per saham.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation