
Rekam Jejak GOTO Setahun dan Kisah di Balik PHK Tokopedia TikTok

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten teknologi super app PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau masih diperdagangkan di level psikologis Rp 50 per saham pada sesi I Jumat (14/6/2024), di mana saham GOTO sudah menyentuh level psikologis ini sejak perdagangan 5 Juni lalu.
Hingga pukul 11:30 WIB, saham GOTO merosot 1,92% ke posisi Rp 51/ saham. Pada sesi I hari ini, saham GOTO bergerak di rentang harga Rp 51 - Rp 53 per saha,
Dari pergerakannya, selama sepekan terakhir, GOTO sudah ambruk 12,07%. Sedangkan selama sebulan terakhir, GOTO anjlok 22,73%, dan sepanjang tahun ini sudah longsor 40,7%. Bahkan dari harga IPO-nya di Rp 338/saham, GOTO sudah ambruk hingga 84,91%.
Pada sesi I hari ini, nilai transaksi saham GOTO sudah mencapai Rp 82,34 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,59 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 11.136 kali.
Ambruknya kembali saham GOTO pada sesi I hari ini terjadi di tengah adanya kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang melanda karyawan-karyawan Tokopedia pada hari ini. Namun, jumlah pekerja yang terkena PHK tidak dipublikasikan.
Berdasarkan laporan Bloomberg, Tokopedia TikTok Shop melakukan PHK atas 450 orang karyawan. Jumlah ini jelas jauh di bawah PHK besar-besaran GoTo pada 2023. Tahun lalu, GoTo dua kali melakukan PHK yaitu 1.300 orang dan 600 orang.
Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengatakan kebijakan PHK di Tokopedia TikTok Shop harus dilakukan untuk mendukung strategi pertumbuhan perusahaan-commerce anak usaha ByteDance tersebut.
"Kami harus melakukan penyesuaian yang diperlukan pada struktur organisasi sebagai bagian dari strategi perusahaan agar dapat terus tumbuh," katanya menjawab pertanyaan CNBC Indonesia, Jumat (14/6/2024).
Perampingan struktur organisasi adalah bagian dari penyelarasan organisasi setelah merger TikTok Shop dan Tokopedia. Kebijakan ini, lanjutnya, juga merupakan upaya memperkuat organisasi.
Berdasarkan pernyataan resmi tersebut, kebijakan PHK di Tokopedia TikTok Shop sepertinya adalah konsekuensi dari merger antara dua perusahaan yang bergerak di bisnis yang sama. Pasti ada karyawan di Tokopedia dan TikTok Shop yang posisi dan fungsinya sama, sehingga salah satunya harus dilepas.
Kabarnya, dalam kebijakan efisiensi pasca-mergernya, ByteDance tidak hanya melakukan PHK. Beberapa eks-karyawan Tokopedia ditarik menjadi pegawai ByteDance dan anak usaha ByteDance di Indonesia dan negara-negara lain.
Pertanyaan bagi GOTO tentunya, apakah Tokopedia TikTok Shop yang lebih ramping berdampak besar ke keuangan GOTO?
Meskipun kini bisnis Tokopedia sudah tidak tercatat di keuangan GOTO, GOTO masih mendapatkan "setoran" berupa persentase dari pendapatan kotor Tokopedia dan TikTok Shop. Apakah Tokopedia dan TikTok Shop yang lebih ramping berarti fee lebih besar buat GOTO?
Perubahan manajemen
Sebelum isu PHK Tokopedia, saham GOTO juga terbebani oleh kabar hengkangnya para pendiri perusahaan tersebut.
Semua pendiri perusahaan Gojek dan Tokopedia tersebut yang memiliki saham dengan hak suara multipel (multiple voting shares) akan hengkang. Terbaru, pendiri Tokopedia William Tanuwijaya dan Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto disebut tidak akan melanjutkan masa jabatannya sebagai Komisaris dan Direktur GOTO.
Melissa kini pindah ke Singapura setelah ditunjuk sebagai Presiden Direktur e-Commerce ByteDance. Langkah William selanjutnya setelah melepaskan posisi di manajemen GoTo masih belum diketahui.
Sosok sentral dalam merger Gojek-Tokopedia dan merupakan co-founder GOTO yakni Andre Soelistyo juga akan mengundurkan diri dari dewan komisaris perusahaan.
Sebelumnya, sejumlah sosok penting di balik Gojek dan Tokopedia telah lebih dulu hilang dari posisi penting di GOTO.
Kevin Aluwi diketahui telah lebih dulu mundur dari jajaran tertinggi GOTO. Diketahui saat pertama merger GOTO dirinya menjabat sebagai direktur, lalu posisinya digeser ke komisaris perusahaan hingga saat ini sudah tidak lagi menjabat. Masa jabatannya resmi selesai saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) GOTO tahun lalu.
Andre yang awalnya merupakan Direktur Utama GOTO pasca-merger, tahun lalu posisinya diambil alih oleh Patrick Walujo dan digeser ke kursi komisaris hingga kini mundur dari jabatan tersebut.
Hanya William yang menduduki posisi komisaris di GOTO sejak Gojek dan Tokopedia bergabung. Kini, ia juga tidak menjabat lagi di emiten teknologi tersebut.
Empat orang tersebut merupakan sosok sentral di balik Gojek, Tokopedia dan GOTO hal ini ditandai dengan kepemilikan saham seri B yang memiliki hak suara 30 kali lebih besar dari saham biasa.
Hengkangnya seluruh pendiri Gojek, Tokopedia dan pemegang saham seri B menimbulkan pertanyaan penting yakni siapa yang kelak akan memegang kendali perusahaan.
Pastinya, tanpa para founder, GOTO bisa dibilang dikelola oleh manajemen yang sudah lepas dari romantisme startup yang mengejar pertumbuhan bombastis. Pertanyaannya, dengan manajemen yang lepas dari romantisme tersebut, apakah GOTO mampu lebih lugas mengejar laba seperti perusahaan publik lain di bursa?
Dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang akan dilaksanakan 11 Juni 2024 mendatang, salah satu agenda utama adalah permintaan persetujuan dari pemegang saham untuk dapat menjadi pemegang saham seri B.
Adapun GOTO mengungkapkan bahwa perusahaan tidak lagi menerbitkan saham seri B milik founder yang artinya akan ada pemindahan saham seri B dari pemilik awal yang akan dialihkan kepada Patrick Walujo apabila dirinya disetujui memegang saham founder.
Masih belum diketahui seberapa banyak juga saham seri B yang akan dialihkan kepada Patrick.
"Perpindahan kepemilikan saham dengan hak suara multipel (SDHSM) sehubungan dengan hal tersebut, hanya dapat dilakukan pada pihak yang telah disetujui sebagai pemegang saham dengan hak suara multipel," jelas Manajemen GOTO.
Sebelum saham GOTO mendekam di level psikologis Rp 50/saham, sejatinya pergerakan saham GOTO selalu mengejutkan pasar, mulai dari kenaikannya hingga kini yang sudah berada cukup jauh dari harga IPO-nya.
Lalu apa saja yang menyebabkan saham GOTO ambruk atau melesat? Berikut peristiwa ambruk dan melesatnya saham GOTO beserta penyebabnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)