
Penyebab GOTO Rugi Rp 90 T dan Penempatan Dana Investasi Taspen

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah berita mewarnai pasar kemarin, Rabu (20/3/2024). Dalam catatan CNBC Indonesia kerugian GOTO dan dugaan korupsi PT Taspen (Persero) menjadi perhatian terbesar.
Sebagai pengelola dana tabungan dan asuransi pegawai negeri, Taspen perlu 'memutar' dana kelolaan atas asetnya di berbagai instrumen investasi. Belakangan, dana investasi ini jadi sorotan buntut dugaan korupsi yang menyeret eks Direktur Utamanya Antonius Kosasih.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menonaktifkan Antonius NS Kosasih dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Taspen (Persero) pada 8 Maret 2024. Kosasih diduga melakukan korupsi dalam kegiatan investasi fiktif yang ada di PT Taspen (Persero) TA 2019.
Bila menilik data hasil audit per 31 Desember 2022 yang diterima CNBC Indonesia, total aset Taspen tercatat sebesar Rp345,7 triliun. Sementara aset investasi didominasi oleh obligasi pemerintah sebanyak 55,6%, deposito 13,2% dan sukuk 16,5%.
Sekretaris Korporasi PT Taspen, Yoka Krisma Wijaya menjelaskan khusus penempatan investasi pada reksadana, perusahaan wajib mematuhi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 52/PMK.02/2021 dan PMK No. 66/PMK.02/2021.
"Taspen telah memberikan laporan pengelolaan dana investasi kepada Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan OJK secara berkala. Ke depan, TASPEN berkomitmen untuk mengoptimalkan tingkat imbal hasil seluruh instrumen investasi," ujar Yoka beberapa waktu lalu.
Sementara itu, untuk mencapai target hasil investasi, Yoka menjabarkan, asuransi milik BUMN tersebut telah mengurangi portofolio saham dan reksadananya di tahun 2022 lalu.
Pada saat itu, total transaksi penjualan instrumen saham milik Taspen sebesar Rp15,7 triliun, sementara pembelian sahamnya sebesar Rp12,5 triliun. Dengan begitu, Taspen membukukan net sell sebesar Rp3,2 triliun, dengan Yield On Investment sebesar 10,7%. Selengkapnya mengenai alokasi portofolio Taspen dapat di baca di sini.
Kerugian GOTO Rp 90,5 Triliun Sepanjang 2023
![]() Infografis, Diramal Bakal Cash Crunch, Napas GOTO Masih Panjang! |
Saham sejuta umat, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat kerugian Rp 90,5 triliun sepanjang 2023. Berita ini menjadi perhatian pasar seiring dengan tingginya kepemiikan publik di perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2022 dan berhasil menggalang dana Rp 13,7 triliun.
Kerugian tersebut sebagian besar merupakan kerugian non tunai akibat penurunan nilai goodwill setelah perusahaan kehilangan pengendalian di unit bisnis Tokopedia pasca diakuisisi oleh TikTok.
Kerugian penurunan nilai goodwill GOTO pada tahun fiskal lalu mencapai Rp 78,77 triliun, naik signifikan dari penurunan nilai tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 11 triliun.
Secara rinci pada akhir tahun 2023 GOTO mencatatkan penurunan nilai Rp 73,19 triliun dari aset bisnis e-commerce, Rp 5,52 triliun dari segmen jasa pengiriman dan Rp 49 miliar dari lain-lain.
Selengkapnya baca berita penyebab rugi GOTO bengkak menjadi Rp 90,5 triliun di sini.
