6 Fakta Mengerikan di Balik Krisis Argentina: Inflasi - Utang Melonjak

Revo M & rev, CNBC Indonesia
17 March 2024 17:45
Warga Argentina menunjukkan perlawanan terbesar terhadap upaya radikal Javier Milei dengan menggelar pemogokan nasional hingga demonstrasi. (REUTERS/Agustin Marcarian)
Foto: Warga Argentina menunjukkan perlawanan terbesar terhadap upaya radikal Javier Milei dengan menggelar pemogokan nasional hingga demonstrasi. (REUTERS/Agustin Marcarian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Argentina semakin memburuk hari demi hari. Pasalnya data-data ekonomi Argentina tidak cukup baik bahkan cenderung menunjukkan penurunan.

Sebagai contoh, pekan ini baru saja dirilis data inflasi Argentina yang menembus 13,2% (month to month/mtm )pada Februari 2024 sementara secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 276,2%.

Hal ini menjadikan Argentina sebagai negara dengan inflasi terburuk di dunia dan dapat menghantam daya beli masyarakat dan meningkatkan tingkat kemiskinan.

1. Inflasi Menjulang

Krisis di Argentina ini menyebabkan sejumlah warga bahkan mengais sampah untuk bertahan hidup. Mereka melakukan ini untuk mendapatkan makanan.

Presiden Argentina, Javier Milei, telah menerapkan sejumlah langkah keras untuk mengatasi inflasi, termasuk pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk utilitas dan transportasi, serta upaya untuk menyederhanakan program kesejahteraan.

Tidak hanya inflasi, terpuruknya ekonomi Argentina juga tercermin dari beberapa data lainnya, yakni suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan lainnya.

2. Suku Bunga Terbang

Suku bunga Argentina tergolong cukup tinggi bahkan sempat menyentuh 130% pada akhir 2023 lalu.

Langkah kebijakan pengetatan moneter yang agresif diambil bank sentral, seiring dengan kesulitan yang dihadapi pemerintah Argentina dalam mengatasi inflasi. Pada Agustus 2023, inflasi Argentina menembus level 100%, level tertinggi dalam kurun waktu sekitar 30 tahun terakhir.

3. Ekonomi Resesi

PDB Argentina mengalami kontraksi sebesar 0,8% yoy pada kuartal III-2023, lebih besar dari perkiraan pasar sebesar 0,7% dan melambat dari penurunan 4,9% pada kuartal sebelumnya.

Hal ini menandai kontraksi kedua berturut-turut atau mengalami resesi secara teknikal karena kekeringan bersejarah terus berdampak pada produksi biji-bijian.

4. Transaksi Berjalan Defisit

Argentina mencatat defisit transaksi berjalan sebesar US$6,1 miliar pada kuartal III-2023, melebar dari defisit US$3,5 miliar pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.

5. Rasio Utang Tinggi

Selain itu, rasio utang terhadap pemerintah Argentina terhadap PDB pada 2022 pun tercatat cukup tinggi yakni di kisaran 85% bahkan lebih tinggi dibandingkan 2021 yang berada di angka 80,6%.

6. Defisit Anggaran Melebar

Defisit anggaran pemerintah Argentina pun cukup tinggi yakni sebesar 2,4% PDB pada 2022. Defisit ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata sebesar 2,26% PDB dari tahun 2000 hingga 2022.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation