
IHSG Pecah Rekor, NICE hingga TPIA Pesta Pora Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini berhasil mencetak rekor all time high (ATH) atau tertinggi sepanjang masa dan sempat menyentuh ke atas level 7.400.
Pada penutupan perdagangan Jumat (8/3/2024), IHSG berhasil menguat 0,11% atau 7,94 poin ke posisi 7381,90. Apresiasi ini menandai IHSG melonjak selama tiga hari beruntun.
Secara intraday, pada akhir pekan ini IHSG bahkan sempat menguat ke atas level psikologis 7400, tepatnya menyentuh posisi tertinggi di 7.416,43.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 13,44 triliun dengan melibatkan 14,02 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,08 juta kali. Sebanyak 244 saham terapresiasi, 273 saham terdepresiasi, dan 252 saham cenderung stagnan.
Sementara itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp1,24 triliun miliar di seluruh pasar, dengan transaksi inflow di pasar reguler tercatat net buy sebesar Rp1,23 miliar.
Saham yang paling banyak diburu asing masih dari big bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp432,3 miliar, kemudian PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp253,3 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan inflow dari asing sebanyak Rp77,4 miliar.
Berikutnya ada saham bank syariah terbesar di RI, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebanyak Rp82,4 miliar. Adapun di luar bank, ada PT Astra International Tbk (ASII) sebanyak Rp78,9 miliar.
Faktor Pendorong IHSG : Spekulasi The Fed Dovish - Musim RUPS dan Dividen Berlanjut
Salah satu penyebab IHSG kembali mencetak rekor kemarin karena investor cenderung menyambut baik dari pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell yang mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini. Namun, penurunan suku bunga belum dapat dipastikan kapan waktunya.
"Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai menarik kembali pembatasan kebijakan pada suatu waktu di tahun ini," kata Powell dalam pidatonya yang disiapkan untuk disampaikan pada sidang di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS.
Alasan lainnya terkait dengan prospek pembagian dividen yang cukup menarik di saham-saham perbankan raksasa dan tentunya nantinya di beberapa saham batu bara.
Beberapa emiten Himbara sudah mengumumkan nominal dividen yang akan dibagikan pasca RUPS seperti BBRI, BBNI, BMRI, dan BBTN. Saham batubara seperti PTBA juga sudah mulai merilis kinerja keuangan sepanjang 2023 dan kemungkinan besar sebentar lagi akan menggelar RUPS.
Menarik dicermati bagaimana jalannya RUPS dari berbagai emiten batubara mendatang. Pasalnya, secara historis cukup terkenal royal bagi dividen dengan yield yang atraktif.
Top Gainers Vs Losers
Seiring dengan gerak IHSG yang mencapai level ATH, ada saham-saham yang berhasil bergerak fantastis pada pekan ini. Setidaknya ada lima saham yang menempati posisi teratas.
Pertama ada PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE), dalam seminggu meroket 30,87% menuju Rp975 per lembar. Diikuti saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) dan PT Timah Tbk (TINS), masing-masing menguat 29,09% dan 26,96%.
Posisi ke-4 dan ke-5 berikutnya ditempati PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang menguat 20,66% ke posisi Rp292 per lembar dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang melesar 19,38% menuju Rp5575 per lembar.
Di sisi lain, ada lima saham yang bergerak sebaliknya atau jadi yang paling boncos dalam sepekan. Diantaranya ada saham PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) yang ambles 28,82%, kemudian diikuti PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) dan PT Sumber Energi Makmur Tbk (IOTF) yang masing-masing anjlok 22,40% dan 20,77%.
Selanjutnya ada saham PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) yang merosot 18,32% menjadi Rp214 per lembar dan PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk (LMAX) yang turun 16,05% ke posisi Rp68 per lembar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)