Newsletter

Amerika Beri Kabar Baik, Semoga IHSG-Rupiah Bisa Happy Weekend

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 March 2024 06:01
New York Stock Exchange
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak ditutup menguat pada perdagangan Kamis kemarin atau Jumat dini hari waktu Indonesia setelah dirilisnya data inflasi belanja personal AS periode Januari 2024 dan sesuai dengan ekspektasi pasar.

Indeks Dow Jones menguat 0,12% atau 47,37 poin atau 38.996,39. Indeks S&P menanjak 0,52% atau 26,51 poin atau 5.096,27. Indeks Nasdaq naik 0,9% atau 144,18 poin atay 16.091,92. Posisi penutupan Nasdaq kemarin adalah rekor baru dan melewati posisi sebelumnya pada November 2021.

Dengan penguatan kemarin, indeks Dow Jones dan S&P juga kemungkinan besar akan mengakhiri Februari dengan mencatat rekor terbaik dua bulan pertama sejak 2019.

Wall Street menguat setelah dirilisnya data inflasi belanja personal (personal consumption expenditure/PCE) AS periode Januari 2024 yang sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.

Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi PCE pada Januari lalu naik tercatat 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka bulanan lebih tinggi dari periode Desember 2023 yang tumbuh 0,1%, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6%.

Angka ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, yang memperkirakan inflasi PCE tumbuh 0,3% (mtm) dan 2,4% (yoy).

Sementara untuk inflasi PCE inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, juga kembali naik menjadi 0,4% dan tentunya sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.

Data inflasi PCE yang sudah sesuai prediksi membuat pasar dapat sedikit bernafas lega, meski dinilai masih cukup panas.

"Tanpa kejutan hawkish di sini, yang sebenarnya tidak terjadi, lemah atau setidaknya sejalan, maka tidak ada alasan nyata bagi pasar untuk mengharapkan The Fed menjadi lebih hawkish daripada yang telah mereka uraikan," kata Ross Mayfield. analis strategi investasi di Baird, dilansir dari Reuters.

Selain inflasi PCE, Wall Street bergairah karena didukung oleh saham-saham teknologi yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI), seperti yang terjadi pada pekan lalu.

Pembuat chip kelas berat Nvidia melonjak 2,08% dan menjadi emiten pendorong terbesar S&P 500 dan Nasdaq, sementara saingannya yang lebih kecil Advanced Micro Devices (AMD) melejit 9,06%. Perusahaan-perusahaan tersebut dan perusahaan teknologi lainnya menjadi pusat perhatian dalam rally Wall Street dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh optimisme terhadap prospek pertumbuhan terkait AI.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular