IMF Sudah Beri Kabar Baik, Dunia Kini Menunggu Keputusan The Fed
- Pasar keuangan Indonesia berakhir di zona hijau di mana IHSG dan rupiah menguat sementara imbal hasil SBN melemah
- Wall Street ditutup beragam di tengah penantian investor akan rapat The Fed
- Pergerakan pasar hari ini akan dibayangi hasil pertemuan The Fed serta outlook terbaru dari IMF
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin, Selasa (30/1/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lebih tinggi atau naik 0,49% di level 7.192,21, dan rupiah perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan menguat 0,18% di level Rp15.777/US$1. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) juga melandai.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada pekan ini karena banyaknya data dan agenda penting sepanjang pekan ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (30/1/2024), tercatat turnover IHSG berada di angka Rp10,59 triliun, angka ini lebih tinggi dibandingkan pada perdagangan sebelumnya dengan transaksi Rp9,52 triliun. Turnover Rp10,59 triliun berasal dari volume saham sebanyak 20,92 miliar lembar. Tercatat 253 saham naik, 276 turun dan 239 tidak berubah.
Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin hanya didorong dari empat sektor yakni sektor kesehatan yang menguat 0,64%, cyclical naik 0,89%, industrial terapresiasi 0,22% dan teknologi yang melesat 2,97%.
Kenaikan sektor teknologi didorong dari melesatnya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang tercatat naik 11,54%.
GOTO menjadi penopang terbesar atau top movers Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yakni mencapai 18,8 indeks poin.
Pada perdagangan kemarin, saham GOTO pada ditransaksikan sebanyak 29.972 kali dengan volume sebesar 6,03 miliar lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 503,97 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 104,52 triliun.
GOTO yang berhasil bangkit sepertinya disebabkan karena investor mulai memborong lagi setelah kemarin sempat ambles hingga menyentuh level psikologis Rp80 per saham pada hari ini.
Sebelumnya kemarin, GOTO ambles setelah CEO GOTO, Patrick Walujo pada Jumat pekan lalu buka-bukaan soal alasan penjualan saham Tokopedia ke ByteDance, induk dari TikTok.
Patrick mengatakan bahwa keputusan penjualan 75% saham Tokopedia ke ByteDance adalah pilihan yang harus diambil untuk bertahan.
Dari sektor industrial, penguatan didorong dari kenaikan PT Astra International Tbk (ASII) yang berhasil menguat pada perdagangan kemarin sebesar 3,45% di level Rp5.100 per saham, dengan total transaksi sebesar Rp839,64 miliar.
Sebelumnya saham ASII mencatatkan penurunan dalam sebulan sebesar 9,73% karena keluarnya investor asing dari saham ASII setelah kabar dari produsen kendaraan listrik berbasis baterai terbesar di dunia, Buid Your Dream atau BYD yang masuk ke Indonesia. BYD berencana berinvestasi Rp 20 triliun dan membangun pabriknya di dalam negeri.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (30/1/2024) rupiah ditutup menguat 0,18% di angka Rp15.777/US$1. Penguatan ini terjadi dalam tiga hari beruntun sejak 26 Januari 2024.
Rupiah kembali menguat pada perdagangan kemarin Selasa (30/1/2024) dan diyakini ke depan akan cenderung menguat khususnya pada semester-II 2024.
Keyakinan tersebut didorong dari meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, turunnya yield termasuk US Treasury dan turunnnya penguatan dolar as dan penguatan didukung pula oleh operasi moneter yang kami lakukan yang pro market.
Selain itu, BI juga melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas mata uang Garuda dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Secara keseluruhan BI tahun ini sudah membeli SBN dari termasuk dari sekunder Rp8,8 triliun.
Pembelian dilakukan oleh BI karena banyak investor yang melepas kepemilikan SBN, termasuk asing. Dengan demikian tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa diredam.
Kendati rupiah terjadi penguatan tiga hari beruntun, namun pasar masih bersikap wait and see perihal rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) terkait pengumuman suku bunga.
Dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melemah 0,44% di level 6.586 pada perdagangan Selasa (30/1/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang mengoleksi surat berharga negara (SBN).
(saw/saw)