IPO WATCH

Valuasi Relatif Mahal, Saham Afiliasi Grup Bakrie ALII Menarik Dibeli?

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
26 January 2024 09:40
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

1. PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) merupakan emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie.
2. PER IPO ALII lebih mahal dari rata-rata industrinya dan jika dibandingkan dengan para kompetitornya.
3. Harga batu bara global masih dalam tren penurunan akibat faktor global yang masih mendorong lemahnya permintaan serta meningkatnya penggunaan EBT.

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten di sektor energi akan kedatangan penghuni baru, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) akan melakukan Intial Public Offering (IPO) dan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) merupakan emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie.

Harga penawaran berada di Rp268 hingga Rp278 per lembar saham. Penawaran umum dilaksanakan pada 1 hingga 5 Februari 2024. Penjatahan efek dilakukan 5 Februari 2024 dan pendistribusian saham akan dilaksanakan pada 6 Februari 2024. Perseroan akan listing pada 7 Februari 2024.

Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 31,65 juta lot atau dana IPO yang diraih berkisar Rp848,26 miliar hingga Rp879,91 miliar. Market cap setara dengan Rp4,24 triliun hingga Rp4,39 triliun.

Penjamin emisi IPO ALII adalah Ciptadana Sekuritas Asia dan Samuel Sekuritas Indonesia. IPO ALII tercatat dalam papan utama.

Secara sektoral IPO ALII memiliki valuasi dua kali lebih mahal dibandingkan dengan para kompetitornya. Para calon investor dapat melihat penggunaan dana IPO hingga prospek bisnis sebelum memutuskan untuk membeli.

Penggunaan Dana IPO

a) 75,00% akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan Anak, yaitu MCT, dimana dana tersebut akan digunakan oleh MCT untuk pembayaran sebagian atau pelunasan pokok utang MCT kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte. Limited dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte. Limited.
b) 20,64% akan digunakan untuk belanja modal (Capital Expenditure) guna menunjang kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu untuk pembelian tongkang sungai.
c) Sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja (Operational Expenditure) dalam rangka menunjang kegiatan operasional Perseroan antara lain termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat dan lainnya.

Bisnis

Kegiatan usaha Perseroan adalah usaha jasa pengangkutan laut, transshipment, dan Intermediate Stockpile melalui perusahaan anak yakni PT Mahakam Coal Terminal dengan kepemilikan saham 70%.

Perseroan memiliki Floating Transshipment Unit (FTU) dengan kapasitas 20.000 Per Weather Working Day (PWWD). Kemudian, perseroan juga memiliki 40 unit kapal tunda dan 36 unit tongkang sungai.

Perseroan menandatangani kontrak LoM untuk pengangkutan batu bara dengan APT dan GPB dan membeli 2 unit assist tugs.

Kinerja Keuangan

- Laporan Laba Rugi

IPOALIIFoto: IPOALII

Laba bersih Perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 31 Agustus 2023 naik signifikan sebesar 105,92% menjadi Rp163,73 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp79,51 miliar.

Kenaikan laba Perseroan per 31 Agustus 2023 didukung dari peningkatan pendapatan sebesar 73,96% menjadi Rp662,88 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp381,04 miliar. Meningkatnya pendapatan juga mendorong kenaikan margin per 31 Agustus 2023 menjadi 44,48%, dibandingkan 31 Agustus 2022 sebesar 38,29%. Hal ini menandakan bahwa selain pendapatan yang meningkat, Perseroan mampu melakukan efisiensi pada beban pokok pendapatan.

- Rincian Pendapatan

IPOALIIFoto: IPOALII

Kontribusi pendapatan terbesar Perseroan berasal dari pendapatan pihak berelasi. Pada pendapatan Perseroan per 31 Agustus 2023, kontribusi dari pendapatan pihak berelasi sebesar 89,36% yang dimana rinciannya 61,89% berasal dari pendapatan tongkang batu bara, 23,72% ditopang dari bongkar muat dan sisanya 3,74% berasal dari muatan apung.

Sementara kontribusi pendapatan dari pihak ketiga per 31 Agustus 2023 sebesar 10,64% yakni dengan rincian 10,12% berasal dari tongkang batu bara dan 0,52% disumbang dari muatan apung.

- Arus Kas

IPOALIIFoto: IPOALII

Hingga laporan keuangan per 31 Agustus 2023, terdapat penurunan arus kas sebesar 72,23% menjadi Rp5,9 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp21,25 miliar.

Penurunan arus kas didorong dari peningkatan pengeluaran pada arus kas aktivitas investasi menjadi sebesar Rp210 miliar. Kenaikan pengeluaran pada arus kas aktivitas investasi berasal dari kenaikan neto piutang pihak berelasi menjadi Rp3,7 miliar, kenaikan dana yang dibatasi penggunaannya menjadi Rp6,5 miliar dan perolehan aset tetap dan pembayaran uang muka pembelian aset tetap menjadi Rp199,8 miliar.

Rasio Keuangan

Harga IPO yang ditawarkan Perseroan dapat dikatakan cukup mahal atau overvalued. Dimana Price Book Value (PBV) Perseroan berada di angka mendekati tiga, yang berarti tiga kali lebih mahal dibandingkan dengan harga kewajarannya. Selain itu Price Earning Ratio (PER) Perseroan berada di atas angka rata-rata industrinya di PER 9, sementara PER saham ALII berada di 17,1 hingga 17,8 atau dua kali lebih mahal di rata-rata industrinya.

Dalam mencatatkan margin, Perseroan memiliki Gross Profit Margin (GPM) yang baik dengan margin 44,48%. Begitu juga dalam mencatatkan laba bersih yang tercermin pada Net Profit Margin (NPM) Perseroan mencatatkan angka yang tinggi di 25,06%.

Return On Equity (ROE) Perseroan berada di angka yang sehat di 27,04%. Hal ini berarti dalam mengelola modal terhadap laba bersih cukup efisien. Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) Perseroan berada di angka yang baik di 8,95%. Hal ini berarti dalam mengelola aset terhadap laba bersih cukup baik.

Namun sayangnya Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan berada di angka yang tidak sehat, dimana DER Perseroan berada di atas 100%. Hal ini berarti total hutang Perseroan lebih besar dibandingkan dengan total modalnya. Total hutang Perseroan per 31 Agustus 2023 sebesar Rp1,24 triliun, sementara total modal Perseroan per 31 Agustus 2023 sebesar Rp614,3 miliar.

Dan dari likuiditas Perseroan yang tercermin pada Current Ratio (CR), Perseroan memiliki likuiditas yang tidak begitu baik. Dimana CR Perseroan dibawah 100%. Hal ini berarti hutang jangka pendek Perseroan lebih besar dibandingkan dengan asset lancarnya. Hutang jangka pendek Perseroan per 31 Agustus 2023 sebesar Rp312,34 miliar, sementara total aset lancar Perseroan per 31 Agustus 2023 sebesar Rp264,37 miliar. Likuiditas yang kurang baik dapat meningkatkan resiko pembayaran kewajiban lancar terhadap aset lancarnya.

Kompetitor

Secara sectoral, Price Earning Ratio (PER) rata-rata industri logistik atau angkutan batu bara berada di PER 9. Dari lima emiten diatas, hanya PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) yang sudah berada diatas harga rata-rata industrinya, sehingga dapat dikatakan overvalued alias mahal. Sedangkan para kompetitornya yakni RMKE, PSSI, TEBE dan MBSS masih undervalued alias murah secara sektoral.

Prospek Bisnis

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi produksi batubara dalam negeri tahun 2023 mencapai 775,2 juta ton, atau 112% dari target yang ditetapkan sebesar 694,5 juta ton. Realisasi produksi batubara tersebut merupakan capaian yang positif, mengingat produksi batubara pada tahun 2022 hanya mencapai 687 juta ton.

Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pada tahun 2024, produksi batu bara dalam negeri bisa mencapai 710 juta ton. Dari target produksi 710 juta ton pada tahun 2024, ESDM menyebut, pemanfaatan batu bara untuk kepentingan dalam negeri diperkirakan mencapai 220 juta ton.

Namun, jika melihat pergerakan harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 118,1 per ton atau melemah 2,9% pada perdagangan Kamis (25/1/2024).

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 8 Juni 2021 (US$119 per ton). Pelemahan tersebut juga memperpanjang tren negatif harga batu bara di mana sang pasir hitam sudah jatuh selama tiga hari beruntun dengan pelemahan mencapai 4,7%. Sepanjang Januari tahun ini, harga batu bara sudah ambles 13,8%.

Harga batu bara terus ambruk karena banyaknya sentimen negatif mengenai posisi sang pasir hitam ke depan. Salah satunya dari Energy Information Administration atau EIA.

IEA memperkirakan energi baru terbarukan (EBT) akan berkontribusi lebih besar dalam bauran energi dunia dalam beberapa tahun mendatang.

Mengutip RFI, data IEA menunjukkan EBT menyumbang 37% dari total pembangkitan listrik pada 2026, terutama berkat penurunan biaya energi surya.

Jika tenaga nuklir dimasukkan, hampir setengah dari listrik dunia diperkirakan berasal dari sumber emisi rendah pada tahun 2026. Sementara itu, IEA memperkirakan penurunan rata-rata 1,7% per tahun dalam generasi listrik dari batu bara hingga 2026.

Semakin meningkatnya penggunaan EBT menyebabkan berkurangnya penggunaan batu bara. Artinya, permintaan batu bara akan mengalami tren penurunan ke depan yang turut menyebabkan harga terkoreksi.

Selain itu, penurunan harga batu bara dipengaruhi oleh sejumlah faktor global yang signifikan, termasuk keputusan Jerman untuk mengeluarkan pembangkit listrik tenaga batu bara dari pasar demi keamanan pasokan, serta kendala transportasi melalui terminal batu bara terbesar di Afrika Selatan.

Layak Beli atau Tidak?

Harga batu bara global masih dalam tren penurunan yang cukup tajam akibat faktor global yang masih mendorong lemahnya permintaan serta meningkatnya penggunaan EBT, hal tersebut membuat bisnis Perseroan menjadi kurang menarik. Selain itu PER IPO ALII lebih mahal dari rata-rata industrinya dan jika dibandingkan dengan para kompetitornya. Hal ini lah yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk para calon investor.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation