Newsletter

Wall Street Tembus ATH & Ekonomi AS Tumbuh 3,3%, Ke Mana Arah IHSG?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 26/01/2024 06:00 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Faisal Rahman
  • Musim laporan keuangan 2023 Indonesia dimuai dari BBCA yang mencatatkan pertumbuhan laba gemilang
  • Pertumbuhan ekonomi AS masih kuat dengan pertumbuhan mencapai 3,3%, di atas ekspektasi 2%
  • S&P 500 kembali catat rekor harga tertinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ambruk dan menyentuh level Rp15.800-an pada perdagangan kemarin. Nasib tidak baik Mata Uang Garuda pun diikuti dengan kinerja negatif pasar saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,69% ke posisi 7.178,04 pada perdagangan Kamis (25/1/2024). IHSG kembali terkoreksi ke level psikologis 7.100.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan mencapai sekitaran Rp 9,7 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 260 saham menguat, 258 saham melemah, dan 248 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi pemberat terbesar IHSG, yakni sebesar 1,78%.

Sementara itu rupiah takluk dari dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kuatnya indeks dolar AS (DXY) serta data-data AS yang menunjukkan penguatan.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ambruk ke angka Rp15.820/US$ atau anjlok 0,73% pada penutupan perdagangan (25/1/2024).

Pasar keuangan Indonesia tertekan data PMI Manufaktur Flash AS yang naik lebih tinggi dari konsensus dan periode satu bulan sebelumnya, yakni dari 47,9 menjadi 50,3.

Sedangkan, PMI Composite AS pada Januari 2024 secara flash menunjukkan ada kenaikan PMI dari 50,9 menjadi 52,3 dan lebih tinggi dari perkiraan yang proyeksi turun ke posisi 50,3.

Nilai PMI manufaktur di atas 50, menunjukkan kondisi manufaktur AS di fase ekspansif.

Data PMI menjadi hal yang penting karena semakin tingginya PMI, maka aktivitas manufaktur AS akan bergerak cukup panas dan berpotensi membuat inflasi semakin sulit dikendalikan.

Sementara data ketenagakerjaan AS juga masih terbilang cukup panas bahkan di atas ekspektasi pasar.

Data pekerjaan di luar pertanian atau Non-Farm Payroll (NFP) pun tercatat naik ke 216.000 pada Desember 2023. Nilai tersebut diluar perkiraan yang proyeksi turun ke 170.000, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 173.000 pekerjaan.

Hal ini semakin membuat membuat ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Fed) dipangkas tahun ini lebih lambat dari perkiraan.

Berdasarkan perangkat CME Fedwatch, pasar melihat kemungkinan Federal Fund Rate (FFR) akan dipangkas ke target 5,00%-5,25% pada Maret 2024 turun menjadi 42,4%. Sebagai informasi, saat ini target FFR adalah 5,25%-5,5%.


(ras/ras)
Pages