
Siaga Satu! Hari Ini Ada Kabar Genting dari BI, China, Sampai The Fed

Setelah libur dalam rangka peringatan Hari Martin Luther King Jr. Bursa Wall Street kompak berakhir di zona merah pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia. Pelaku pasar nampaknya dalam mode wait and see pidato sejumlah pejabat the Fed di tengah inflasi dan pasar tenaga kerja yang kembali memanas.
Indeks Dow Jones Index (DJI) ditutup anjlok 0,62% ke 37.361,12, indeks S&P 500 melemah 0,37% ke posisi 4765,98 dan indeks Nasdaq Composite turun 0,19% ke posisi 14.944,35.
Bursa Wall Street yang bertengger di zona merah salah satu faktornya akibat pelaku pasar yang sedang dalam mode wait and see menanti pidato dari sejumlah pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Sebagai diketahui, berbagai pidato dari pejabat the Fed akan memberikan gambaran bagaimana kebijakan yang kemungkinan besar akan diambil pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada akhir bulan ini.
Apalagi untuk FOMC kali ini menjadi yang pertama kali di 2024 dengan kondisi inflasi yang kembali memanas pada akhir tahun lalu dan pasar tenaga kerja masih ketat akibat pencatatan jumlah pekerjaan di luar pertanian tidak terduga naik ke 216.000 pekerjaan. .
Oleh karena itu, banyak dari pelaku pasar mulai memperkirakan kemungkinan the Fed tidak akan menurunkan suku bunga sebesar yang diharapkan sebelumnya.
Lebih mengerucut lagi dari sisi konstituen sahamnya, penyusutan bursa wall street lebih banyak dipengaruhi saham kapitalisasi pasar jumbo yang tergelincir sepanjang perdagangan semalam. Saham Apple (APPL) ambles 1,23%, diikuti saham Amazon (AMZN) jatuh 0,94% dan saham emiten yang menaungi Facebook (META) turun 1,88%.
Selain itu, pasar juga masih mencerna berbagai rilis laporan keuangan untuk periode full year 2023 dari sektor keuangan yang jadi salah satu sektor dengan kinerja buruk. Pada hari ini Morgan Stanley mencatatkan laba bersih turun lebih dari 30% secara tahunan dari US$ 2,24 miliar menjadi US$ 1,52 miliar.
(tsn/tsn)