Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih volatile hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada perdagangan kemarin tercatat melemah 0,24% menuju posisi 7224,00. Koreksi yang terjadi kemarin kontras dengan penguatan harian yang terjadi pada Jumat pekan lalu sebesar 0,29%.
Kendati IHSG koreksi, ternyata investor asing malah mencatatkan aksi beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp185,20 miliar dan ada kabar baik dari surplus neraca perdagangan untuk periode Desember 2023 berhasil melampaui konsensus pasar.
Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, Senin (15/1/2024), mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,3 miliar pada Desember 2023 . Surplus ini jauh lebih besar dibandingkan US$2,41 miliar pada November 2023.
Sebut saja, ada saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang anjlok nyaris 10%. Berimbas mengerek IHSG cukup dalam sebesar 10,52 indeks poin. Kemudian, diikuti saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang masing-masing menyumbang penyusutan indeks gabunga seluruh saham di Bursa sebesar 10,47 poin dan 3,24 poin.
Untuk saham kapitalisasi besar lainnya yang mengerek turun indeks poin IHSG cukup dalam ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing sebesar 6,82 poin dan 3,38 poin.
Sementara itu, dari 11 indeks sektoral yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau ada lima sektor yang menjadi faktor utama penyusutan IHSG. Dari yang menyumbang penurunan terdalam yaitu sektor kesehatan sebesar 0,76%, sektor keuangan -0,53%, sektor properti -0,31%, sektor consumer non cyclical -0,30%, dan sektor infrastruktur -0,20%.
Beralih ke pergerakan nilai tukar rupiah dalam melawan dolar AS pada sepanjang kemarin terpantau melemah tipis. Berdasarkan data Refinitiv, mata uang Garuda ditutup di posisi Rp15.550/US$, terdepresiasi 0,03% secara harian.
Koreksi rupiah sejalan dengan tekanan dari indeks dolar AS (DXY) yang menguat. Pada penutupan perdagangan kemarin DXY berada di 102,60. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan penutupan Jumat pekan lalu sebesar 102,40.
Dari pasar obligasi, imbal hasil surat berharga negara (SBN) acuan RI yang bertenor 10 tahun meningkat jadi 6,66%, dibandingkan hari sebelumnya sebesar 6,65%.
Pasar obligasi yang belum atraktif juga disinyalir karena relatif sedikitnya investor yang masuk mengindikasikan kehati-hatian mereka terhadap ekonomi global dan Indonesia.
Pasalnya, kuartal pertama tahun ini masih dibayangi politik yang semakin memanas akibat pemilu serentak sudah tinggal sebentar lagi di Tanah Air. Selain itu, memanasnya inflasi dan pasar tenaga kerja AS, dari global juga masih ada ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah, serta masih lesunya ekonomi Tiongkok.
Sebelumnya, pada hasil lelang surat utang negara (SUN) pertama kali di tahun ini pemerintah juga menunjukkan keputusan yang konservatif, dimana pemerintah hanya menyerap Rp21,75 triliun dari target indikatif sebesar Rp25 triliun. Padahal penawaran yang masuk lebih banyak sebesar Rp39,8 triliun.
Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, libur pada Senin (15/1/2024) untuk memperingati hari Martin Luther King Jr sebagai perayaan untuk menghormati ikon hak-hak sipil.
Bursa Asia ditutup beragam pada perdagangan kemarin di mana indeks Hong Kong Hang Seng ditutup melemah 0,17% dan indeks Thailand TH Set Index melemah 0,46%. Indeks Korea KOSPI dan Australia S&P/ASX 200 stagnan.
Sebaliknya, indeks Singapura Straits Time ditutup menguat 0,24%, indeks China SSE Composite menguat 0,15%, dan indeks Nikkei 225 masih melaju kencang dengan menguat 0,8% di 35.901,79. Nikkei mendekati level 36.000 sekaligus rekor tertinggi dalam 34 tahun.
Sementara itu, bursa Eropa kebakaran di mana hampir semuanya ditutup di zona merah.
Indeks Stoxx 600 melemah 0,54% ke 474,19. Hal serupa terjadi pada indeks FTSE Inggris yang menyusut 0,39% ke 7.594,91 dan indeks CAC Prancis terkoreksi 0,72% ke posisi 7.411,68. Indeks DAX Jerman juga terperosok 0,48% ke 16.622,22.
Bursa Eropa ambruk setelah data sementara menunjukkan ekonomi Jerman terkontraksi 0,3% pada 2023.
"Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Jerman goyah pada 2023 dalam lingkungan yang terus menerus terdampak oleh multi krisis," tutur Presiden Badan Statistik Jerman, Ruth Brand, dikutip dari CNBC Internatioal.
Bursa Eropa juga jatuh setelah sejumlah pejabat bank sentral Eropa (ECB) menegaskan jika masih terlalu dini berpikir pemangkasan suku bunga. Pernyataan ini membuat imbal hasil obligasi dii Eropa menanjak.
"Saya khawatir orang akan kecewa. Kita belum mulai membicarakan mengenai pemangkasan suku bunga karena kita seharusnya memang belum membahasnya. Apa yang kita lihat saat ini malah berjalan sebaliknya sehingga kita belum melihat adanya pemangkasan," tutur Gubernur Bank Sentral Austria, Steve Sedgwick, kepada CNBC International.
Inflasi Eropa kembali menanjak ke 2,9% pada Desember 2023 dari 2,4% pada November.
Perdagangan saham di bursa AS libur pada Senin kemarin. Bursa Wall Street tutup karena liburan Hari Martin Luther King Jr.
Sementara itu, pasar keuangan RI pada hari ini, Selasa (16/1/2024) tampaknya masih akan dipengaruhi sejumlah data ekonomi yang rilis kemarin, seperti neraca dagang Indonesia beserta kinerja ekspor-impor kemudian posisi utang luar negeri (ULN).
Kemudian khusus untuk pasar obligasi, pada hari ini akan dipengaruhi lelang Surat Utang Negara (SUN). Rapat Dewan Gubernur BI yang akan dimulai hari ini juga akan menjadi salah satu sentimen pasar keuangan.
Surplus Neraca Dagang Berlanjut
Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, Senin (15/1/2024), mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,3 miliar pada Desember 2023. Surplus ini jauh lebih besar dibandingkan US$2,41 miliar pada November 2023.
Surplus pada akhir 2023 diperoleh setelah ekspor Indonesia mencatatkan nilai lebih besar dari impor, yakni ekspor US$22,41 miliar dan impor US$19,11 miliar.
Nilai surplus tersebut juga berhasil melampaui ekspektasi yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga yang memperkirakan surplus neraca perdagangan akan menyempit menjadi US$ 1,95 miliar.
Secara keseluruhan, neraca dagang pada 2023 mencatat surplus US$ 36,93 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan pada 2022 sebesar US$ 54,46 miliar. Surplus juga dibayangi oleh melemahnya ekspor dan impor.
Impor Indonesia pada Desember 2023 bahkan tercatat terkontraksi 3,81% yoy pada Desember 2023.
Hal ini juga memberikan sentimen negatif bagi perekonomian Indonesia mengingat impor biasanya naik pada Desember sejalan dengan perayaan Hari Raya Natal dan tahun baru seharusnya mampu mengangkat impor dan permintaan dalam negeri.
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia Tetap Terkendali Walau Meningkat
Selanjutnya, pada hari yang sama ada Bank Indonesia (BI) mencatatkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia untuk periode November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar, tumbuh 2% secara tahunan (yoy).
Erwin Haryono, Asisten Gubernur BI memaparkan bahwa perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik. Selain itu, posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global yang berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS.
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8% dari total ULN pemerintah. Rasio ULN Indonesia terhadap PDB juga masih terbilang aman di posisi 29,3%, sesuai peraturan perundang-undangan UU No.1/2003 tentang Keuangan Negara dimana rasio utang maksimal 60% dari PDB, dengan syarat porsi utang pemerintah 85,89% dalam bentuk SBN dan 90% disumbang oleh pinjaman jangka panjang.
Pemerintah Diperkirakan Masih Konservatif Serap Hasil Lelang Surat Utang Negara (SUN)
Beralih pada hari ini, Selasa (16/1/2024) akan ada lelang surat utang negara (SUN) oleh pemerintah melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI) yang secara khusus akan berpengaruh terhadap pasar obligasi.
Melansir data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan ada tujuh seri yang dilelang yakni SPN03240417 (New Issuance), SPN12250116 (New Issuance), FR0101 (Reopening), FR0100 (Reopening), FR0098 (Reopening), FR0097 (Reopening), dan FR0102 (Reopening)
Lelang SUN kali ini menjadi yang kedua kali-nya pada bulan ini, target indikatif yang direncanakan sendiri mencapai Rp24 triliun. Nilai-nya turun dari target lelang pertama sebesar Rp25 triliun.
Kemungkinan besar, pemerintah masih akan cukup hati-hati dalam menyerap surat utang pada lelang Selasa mendatang. Pasalnya, pada lelang sebelumnya yang diserap juga masih di bawah target sebesar Rp21,75 triliun, kendati penawaran yang masuk mencapai Rp39,8 triliun.
Serapan dari asing juga terbilang masih rendah pada lelang awal tahun ini, hanya sebesar Rp3,81 triliun dari penawaran yang masuk Rp7,36 triliun dan lebih rendah dari serapan asing pada 4 Januari 2023 sebesar Rp3,88 triliun.
RDG Bank Indonesia
Hari ini juga sudah dimulai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk Januari 2024. Hasil rapat akan diumumkan besok, Rabu (17/1/2024). BI diramal akan kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 6,00%. Pelaku pasar juga menunggu tanggapan BI perihal kondisi ekonomi secara global khususnya eskalasi geopolitik di Laut Merah yang berkorelasi dengan inflasi.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga/institusi memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Jika BI rate benar-benar kembali ditahan di level 6%, maka ini menjadi kali ketiga BI menahan di level tersebut setelah sebelumnya, BI menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75%.
BI kemungkinan besar akan menahan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah sudah melandainya inflasi Indonesia.
Konflik Laut Merah Masih Memanas
Beralih ke sentimen global, ketegangan di wilayah Laut Merah masih belum mereda. Ini terjadi setelah AS dan Inggris mengambil tindakan dengan menyerang beberapa wilayah Yaman untuk melawan kelompok penguasa negara itu, Houthi, yang menyerang beberapa kapal dagang di perairan itu.
Atas serangan ini, pengamat televisi Yaman yang juga pro-Houthi, Hussain Al Bukhaiti, mengatakan pada hari Minggu (14/1/2024) bahwa meski mendapatkan perlawanan, serangan kelompok tersebut terhadap kapal dagang yang melintasi jalur perairan Laut Merah dan Terusan Suez akan terus berlanjut.
Houthi sendiri mengaku serangan ke kapal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam pertempuran antara milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan Tel Aviv. Hampir 24.000 warga Palestina terbunuh di Gaza sejauh ini atas serangan Israel ke wilayah itu.
Selain kapal Israel, kelompok yang didukung Iran itu menyebut akan menyerbu kapal-kapal negara-negara sekutu Tel Aviv. AS diketahui telah menjadi sekutu utama Israel di Timur Tengah. Negeri Paman Sam itu juga telah memberikan Tel Aviv akses terhadap beberapa senjata buatannya.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris (MTO), baru-baru ini mengatakan ada laporan tentang dua kapal kecil mendekati sebuah kapal dagang. Dua kapal itu berusaha membujuknya untuk mengubah haluan 23 mil laut Barat Laut mendekat pelabuhan Assab di Eritrea.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengatakan kepada BBC bahwa negara-negara Barat siap mengambil tindakan jika serangan Houthi terus berlanjut. Kapal perang AS dan Inggris sendiri masih akan tetap bersiaga tinggi di wilayah tersebut.
Imbas dari memanasnya konflik Laut Merah ini membuat biaya pengiriman melambung sekitar 300% di jalur perdagangan Terusan Suez. Melansir Sky News, berdasarkan data perusahaan logistik global DSV, ukuran biaya pengangkutan Shanghai Containerized Freight Index (SCFI), mencapai US$ 3.101 atau setara Rp 48.220.557 pada Jumat (12/1/2024),
Sesuai angka SCFI, biaya rata-rata perjalanan kontainer sepanjang 20 kaki yang dikirim dari Shanghai ke Eropa naik 310% dibandingkan harga pada awal November. Serangan Houthi juga memaksa perusahaan kontainer mengubah rute perjalan memutar di sekitar Afrika untuk menghindari Terusan Suez yang menambah ongkos bahan bakar.
Tak hanya itu, tagihan asuransi meningkat, perjalanan memakan waktu yang lebih lama, dan biaya gaji karyawan melonjak.
Banyak perusahaan pelayaran besar dunia, seperti MSC, Maersk, CMA CGM, dan Hapag-Lloyd mengalihkan rencana perjalanan melalui Afrika Selatan. Meskipun banyak perusahaan besar, termasuk Tesco di Inggris mengatakan bahwa mereka tidak mengalami kerugian akibat gangguan ini.
Namun, ada IKEA, salah satu yang mengakui bahwa beberapa produk mungkin tidak akan tersedia, sementara Tesla mengungkapkan bahwa mereka menghentikan produksi di pabriknya di Jerman selama dua minggu karena kekurangan suku cadang.
Memanasnya konflik Laut Merah bisa berdampak kepada kenaikan harga komoditas pangan dan energi global sehingga inflasi bisa kembali naik. Hal ini bisa berimplikasi pada kebijakan suku bunga.
Selasa, 16 Januari 2024
Agenda Ekonomi :
- Hari pertama Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Januari 2024
- Lelang Surat Utang Negara (SUN) kedua pada Januari 2024
- Konferensi pers Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara dan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi soal realisasi 2023
Agenda Perusahaan :
- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) TOTO
- Hari penawaran umum terakhir GRPH
- Grand launching RDN Online BSI
CNBC INDONESIA RESEARCH