
Lagi-Lagi Jokowi Gagal Penuhi Target! Semoga Pasar Tak Kecewa

Dari Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street mengakhiri perdagangan dengan beragam pada perdagangan Selasa (2/1/2024) atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Sebagian harus mengakhiri sesi perdagangan pertama tahun 2024 dengan lebih rendah, terbebani oleh saham-saham teknologi yang kompak anjlok pada awal tahun 2024 di tengah sentimen penurunan suku bunga AS yang seharusnya dapat berdampak positif terhadap saham-saham teknologi.
Indeks Dow Jones berhasil ditutup menguat 0,07% atau 25,5 poin di level 37.715,04. Sebaliknya, indeks Nasdaq anjlok 1,63% atau 245,41 poin ke 14.756,94 dan indeks S&P melemah 0,57% atau 27 poin ke 4.742,83.
S&P 500 dan Nasdaq Composite mengakhiri sesi perdagangan pertama tahun 2024 dengan lebih rendah, terbebani oleh jatuhnya saham Apple hampir 4% setelah broker menurunkan peringkat dan penurunan di antara nama-nama perusahaan teknologi besar lainnya yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil US Treasury.
Sesi yang lesu terjadi setelah tahun di mana tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan dua digit didukung optimisme seputar kecerdasan buatan (AI) dan stabilisasi inflasi. S&P 500 berakhir pada minggu lalu dalam 1% dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada awal 2022.
Saham Apple (AAPL.O) jatuh setelah Barclays menurunkan peringkat raksasa teknologi itu menjadi "underweight", dengan alasan melemahnya permintaan iPhone. Saham-saham megacap lainnya, termasuk Nvidia (NVDA.O), Meta Platforms (META.O), dan Microsoft (MSFT.O) juga melemah.
Bursa tertekan pada perdagangan Selasa karena imbal hasil US Treasury naik tenor 10 tahun berada di atas 4,00% ke level tertinggi dua minggu sebelum sedikit menurun.
Pergerakan imbal hasil US Treasury tersebut mencerminkan ekspektasi investor yang lemah terhadap pemotongan suku bunga AS tahun ini. Hal ini, pada gilirannya, membebani saham-saham yang sedang berkembang di antaranya saham-saham teknologi yang akan mendapatkan keuntungan dari lingkungan suku bunga yang lebih menguntungkan.
Risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Desember dan sejumlah data pasar tenaga kerja akan keluar pada minggu ini karena para pelaku pasar akan memastikan waktu potensi penurunan suku bunga.
Perangkat FedWatch CME Group menunjukkan The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan Januari, para pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret sebesar 70%.
(saw/saw)