Siapin Uang Segepok! Berkah Santa Rally-Libur, RI Bisa Pesta
- Pasar keuangan Indonesia berpesta pekan lalu sejalan dengan meningkatnya ekspektasi pelaku pasar akan kebijakan The Fed yang dovish
- Wall Street kompak ditutup menghijau sejalan dengan optimisme pasar akan kebijakan The Fed dan Santa Rally
- Efek libur tahun baru serta melemahnya dolar AS serta fenomena Santa Rally diproyeksi menjadi penggerak pasar keuangan hari ini ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia pesta pora pada pekan lalu dan menjelang libur panjang Hari Raya Natal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah menguat sementara pasar Surat Berharga Negara (SBN) diincar investor.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan akan relatif sepi pekan ini di tengah mode liburan. Selengkapnya mengenai sentimen pekan ini dan hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (22/12/2023), IHSG ditutup di posisi 7237,5. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 15 September 2022 atau lebih dari 15 bulan. Pada Jumat lalu, IHSG menguat 0,39% sehari dan menanjak 0,65% sepekan. Dengan demikian, IHSG sudah menguat selama delapan pekan beruntun.
Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,52 triliun dalam sepekan. Volume perdagangan pekan lalu mencapai 89,1miliar dengan turn over menyentuh Rp 47,4 triliun.
Dari sisi pasar mata uang, nilai tukar rupiah masih perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (22/12/2023), nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp15.480/US$ atau terapresiasi 0,26%. Penguatan ini mematahkan tren pelemahan yang terjadi dua hari beruntun sejak 20 Desember 2023.
Dalam sepekan, nilai tukar rupiah menguat 0,06%. Penguatan ini memperpanjang tren positif rupiah yang juga menguat 0,1% pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, SBN pemerintah terus diincar investor, terutama asing. Hal ini ditandai dengan terus melemahnya yield atau imbal hasil.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, imbal hasil SBN tenor 10 tahun ditutup di posisi 6,49%%. Imbal hasil melemah dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka 6,64%. Imbal hasil pada akhir pekan lalu adalah yang terendah sejak 5 September 2023 atau hampir empat bulan lebih.
Cemerlangnya kinerja keuangan dalam negeri tak bisa dilepaskan dari banyaknya kabar positif dari luar negeri. Di antaranya adalah sinyal kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang semakin dovish. Kondisi ini ikut melemahkan dolar AS, imbal hasil US Treasury, dan mengalirnya derasnya capital inflow.
Indeks dolar AS ambruk
Indeks dolar anjlok ke posisi 101,68 pada akhir pekan lalu. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 28 Juli 2023 atau hampir lima bulan. Sementara itu, imbal hasil US Treasury anjlok ke kisran 3,9% atau terendah dalam lima bulan.
Dolar melemah sejalan dengan menguatnya ekspektasi pelaku pasar mengenai kebijakan dovish The Fed. Perangkat Fed Watch Tool memperkirakan The Fed sudah mulai memangkas suku bunga pada Maret tahun depan.
Ekspektasi pasar membuat aliran modal asing ke Indonesia kencang. Data BI merujuk pada transaksi 18-21 Desember 2023 mencatat adanya beli neto sebesar Rp 6,377 triliun dari investor asing di pasar keuangan Indonesia.
Investor asing mencatat jual neto sebesar Rp 0,12 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto sebesar Rp 1,52 triliun di pasar saham, serta beli neto sebesar Rp 4,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
(mae/mae)