
Debat Capres: IHSG-Rupiah Menunggu Efek Ganjar-Anies-Prabowo

- Pasar keuangan Tanah Air kompak ditutup anjlok kemarin akibat sejumlah data eksternal yang memburuk diikuti sikap wait and pasar lantaran banyak data yang akan rilis.
- Wall Street ditutup kompak menguat di tengah sikap pelaku pasar yang lebih fokus menanti data inflasi AS periode November 2023.
- Fokus pasar hari ini akan mencermati bagaimana jalannya acara besar debat capres-cawapres pertama kali, serta rilis inflasi AS yang mempengaruhi kebijakan moneter the Fed.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air masih mengakhiri perdagangan di zona merah kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi, rupiah merana melawan dolar Amerika Serikat (AS). Begitu pula pada Surat Berharga Negara (SBN) yang terpantau kembali dibuang investor.
Pasar keuangan hari ini nampaknya masih akan bergejolak. Selengkapnya mengenai proyeksi pasar keuangan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sepanjang perdagangan kemarin, Senin (11/12/2023) terpantau anjlok nyaris 1% ke posisi 7088,78. Koreksi kemarin membuat IHSG mengakhiri tren penguatan dua hari beruntun dan jatuh ke bawah level psikologis 7100.
Koreksi IHSG kemarin sejalan dengan aliran asing yang terpantau keluar bersih sebanyak Rp 627,35 miliar di seluruh pasar. Saham yang paling banyak dibuang asing adalah saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebanyak Rp615,3 miliar, kemudian ada saham banking big caps yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), keduanya masing-masing dijual bersih asing sebanyak Rp175,4 miliar dan Rp78,6 miliar.
Mengikutkan investor asing dan lokal, ada sejumlah saham yang terkait taipan Prajogo Pangestu juga turut menyeret IHSG menyusut. Diantaranya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang anjlok 5,59%, kemudian saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) masing-masing turun 2% dan 0,93%.
Menilai posisi IHSG pada pekan lalu yang sudah menguat signifikan dan mendekati posisi tertinggi tahun ini di sekitar 7200. Tak heran, apabila pada hari ini ada respon koreksi sejumlah saham akibat aksi taking profit investor.
Selain karena aksi profit taking, sentimen dari lesunya ekonomi China turut mempengaruhi gerak pasar keuangan Tanah Air. Sebelumnya, pada Sabtu (9/12/2023) Tiongkok merilis data Consumer Price Index (CPI) yang tercatat kembali mengalami deflasi 0,5% (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yakni deflasi 0,2% yoy.
Penurunan tersebut merupakan penurunan inflasi tercepat sejak November 2020, seiring dengan penurunan harga pangan pada laju terkuat dalam dua tahun terakhir (-4,2% vs -4,0% di bulan Oktober) di tengah penurunan harga daging babi yang lebih lanjut.
Deflasi China menjadi kabar negatif bagi pasar keuangan Tanah Air karena posisi Tiongkok sebagai Sang Naga Asia sekaligus mitra dagang terbesar RI akan menyebabkan efek domino terhadap perdagangan ekspor-impor.
Kekhawatiran adanya efek domino terhadap perdagangan RI, semakin direspon pasar yang tercermin pada pergerakan rupiah yang terpantau melemah. Melansir data Refinitiv, pada sepanjang perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah bahkan ambles cukup dalam hingga 0,68% ke posisi Rp15.610/US$. Pelemahan tersebut menjadikan mata uang Garuda berada pada posisi yang terlemah sejak 7 November 2023 atau sekitar satu bulan lebih.
Pelemahan rupiah juga disinyalir akibat kabar buruk dari AS terkait data pekerjaan selain sektor pertanian AS pada November 2023 mencatat peningkatan tidak terduga sebanyak 199.000 pekerjaan.
Nilai tersebut melampaui penambahan 150.000 pekerjaan pada bulan Oktober dan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 180.000 pekerjaan.
Lebih lanjut, tingkat pengangguran turun menjadi 3,7%, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 3,9%, seiring dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang meningkat menjadi 62,8%.
Menurunnya laju pengangguran AS disertai masih banyaknya pekerjaan yang tercatat berpotensi membuat inflasi sulit turun ke target bank sentral AS, The Federal Reserve di 2%.
Ketika hal ini terjadi, maka pelaku pasar menjadi lebih khawatir tren suku bunga tinggi masih akan berlangsung lebih lama yang bisa semakin menjauhkan prospek pivot yang diharapkan bisa terjadi pada kuartal II/2024.
Beberapa data kondisi pasar tenaga kerja pada November yang tak terduga memanas kembali tersebut membuat penguatan indeks dolar AS (DXY) serta imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang meningkat.
Meningkatnya DXY dan imbal hasil obligasi acuan AS juga membuat tekanan terhadap Surat Berharga Negara (SBN). Diketahui, pada penutupan perdagangan kemarin, imbal hasil obligasi 10 tahunan Indonesia naik sekitar 2 basis poin (bps) ke posisi 6,60%. Kenaikan ini membuat yield SBN acuan menempati posisi tertinggi sejak awal bulan Desember.
Perlu dicatat, pada pasar obligasi hubungan yield dengan harga berbanding terbalik, sehingga penguatan pada yield yang terjadi kemarin menunjukkan harga obligasi yang turun. Hal tersebut berarti investor terpantau membuang SBN.
Dari Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Wall Street berpesta di tengah sikap wait and see pelaku pasar menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk periode November 2023. Data tersebut cukup penting diperhatikan karena akan menjadi acuan bagi kebijakan moneter the Fed akhir tahun ini.
Indeks Dow Jones menguat 157,06 poin atau 0,43% ke 36.404.93, indeks S&P 500 menanjak 18,07 poin atau 0,39 % ke 4.622,44 dan Nasdaq terapresiasi 28,51 points atau 0,20% ke 14.432,49.
Gerak pasar yang cenderung bervariatif disinyalir karena sikap pelaku pasar yang kembali dalam mode wait and see data inflasi AS yang akan rilis pada Selasa (12/12/2023) malam pukul 20.30 WIB. Konsensus berekspektasi bahwa inflasi inti akan tetap di angka 4% yoy pada November. Sedangkan inflasi akan sedikit melandai ke angka 3,1% yoy, melandai dibandingkan periode Oktober di angka 3,2% yoy.
"Ada begitu banyak yang kita tidak ketahui di pasar pada pekan ini. Kita tidak tahu inflasi kemana dan juga The Fed akan mengambil keputusan apa. Kita juga tidak tahu akan seperti apa data penjualan eceran. Namun, pelaku pasar merasa bahwa semuanya baik-baiks saja saat ini," tutur Rob Haworth, senior investment strategy director di U.S. Bank Asset Management Group, dikutip dari Reuters.
Data inflasi menjadi sangat penting dicermati, pasalnya ini akan menjadi puncak penentuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam mengambil kebijakan suku bunga-nya setelah melihat adanya perubahan data pasar tenaga kerja yang masih panas pada November.
Sebagaimana diketahui, Laporan non-farm payrolls periode November menunjukkan nilai yang tak terduga dengan penambahan sebanyak 199.000 lapangan kerja, sedikit lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 190.000 dan jauh melampaui penambahan 150.000 lapangan kerja di bulan Oktober.
Hal tersebut juga diikuti tingkat pengangguran yang turun menjadi 3,7% di bulan November dari 3,9% di bulan sebelumnya. Kombinasi dua data tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja yang kembali memanas, sehingga kekhawatiran pelaku pasar kembali mencuat bahwa perekonomian sedang berjalan terlalu panas sehingga inflasi tidak cukup dingin untuk membuat The Fed mulai menarik kembali kebijakan suku bunga tingginya.
Pasar keuangan mulai dari bursa saham, nilai tukar rupiah, hingga Surat Berharga Negara (SBN) hari ini tampaknya akan bergerak lebih volatil karena pelaku pasar sedang dalam mode wait and see, mencermati debat capres-cawapres yang akan dimulai pertama kali malam nanti berbarengan dengan rilis inflasi AS yang akan menjadi penentu kebijakan moneter the Fed.
Debat Capres - Cawapres Perdana Dimulai Nanti Malam
Pertama, dari domestik pada hari ini akan diselenggarakan debat capres cawapres untuk pertama kalinya dari total lima debat yang akan dilaksanakan sebelum pilpres pada Februari 2024.
Komisioner KPU RI August Mellaz menyebutkan bahwa acara debat dijadwalkan akan dimulai pukul 19.00 WIB nanti malam.
Tema yang akan diangkat untuk debat perdana ini yakni Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi. Nantinya debat akan ditayangkan di stasiun TV nasional dengan total durasi 150 menit. Debat akan dapat dibagi menjadi enam segmen.
Pada segmen pertama adalah pembukaan, pembacaan tata tertib dan penyampaian visi, misi, dan program kerja. Di segmen kedua bakal ada pendalaman visi, misi, dan program kerja.
Lalu di segmen ketiga, moderator akan menjelaskan kembali pendalaman visi, misi, dan program kerja. Di segmen keempat dan kelima, pasangan capres dan cawapres akan melakukan tanya jawab dan sanggahan.
Diperkirakan acara debat perdana nanti malam akan dihadiri oleh 225 anggota tim suskes (timses) dari ketiga pasangan calon (paslon). Selain itu KPU juga mengundang jajaran Kementerian, TNI, Polri, Bawaslu, DKPP, dan pemangku kepentingan lainnya. Sementara untuk panelis dan moderator telah ditentukan KPU dan sudah menjalani karantina sejak hari Minggu guna merumuskan pertanyaan pada debat pilpres.
Bagi pelaku pasar keuangan, debat menjadi penting karena setidaknya bisa memberi petunjuk kemana arah kebijakan masing-masing bacapres. Hal ini akan berdampak besar terhadap kebijakan ekonomi Indonesia ke depan.
Seperti pada debat-debat periode sebelumnya, debat akan menjadi bahan perbincangan masyarakat karena mereka ingin mengetahui visi dan misi bacapres sekaligus melihat kemampuan bacapres dalam menguji gagasan.
Debat perdana juga penting bagi capres karena dijadikan ajang untuk menjaring pemilih yang belum menentukan pilihan. Survei Indikator Politik Indonesia berjudul Swing Voters, Efek Sosialisasi, dan Tren Elektorial Jelang Pilpres 2024 pada September 2023 mennjukkan 30,5% dari total responden mengaku masih mungkin mengubah pilihannya terhadap capres tertentu.
Artinya, peluang capres mencari pendukung masih sangat besar. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.
Debat capres-cawapres untuk pilpres 2024 digelar sebanyak lima kali, dengan tema sebagai berikut:
1. Tema debat pertama (Capres): Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga
2. Tema debat kedua (Cawapres): Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan
3. Tema debat ketiga (Capres): Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik
4. Tema debat keempat (Cawapres): Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa
5. Tema debat kelima (Capres): Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi
![]() Tiga pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI resmi menandatangi Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024 di Kantor KPU RI, Senin (27/11/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
Patut Dicermati! Nanti Malam Rilis Inflasi AS
Sentimen berikutnya yang bakal mempengaruhi gerak pasar hari ini datang dari sikap wait and see pelaku pasar pada data inflasi negeri Paman Sam yang akan rilis nanti malam pukul 20.30 WIB.
Konsensus berekspektasi bahwa inflasi inti akan tetap di angka 4% yoy pada November. Sedangkan inflasi umum akan sedikit melandai ke angka 3,1% yoy, melandai dibandingkan periode Oktober di angka 3,2% yoy.
Jika inflasi dan inflasi inti AS dapat terkontrol dan terus melandai, hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga bank sentral AS (The Fed) tidak perlu dinaikkan dan akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik karena capital inflow berpotensi mengalir deras.
Namun, perlu dicatat inflasi yang akan rilis malam ini digadang menjadi data terakhir yang bakal menentukan kebijakan moneter the Fed pada pertemuan Rabu pekan ini, setelah sebelumnya ada perubahan data pasar tenaga kerja yang masih panas pada November.
Sebagaimana diketahui, Laporan nonfarm payrolls atau pekerjaan yang tercatat selain sektor pertanian periode November 2023 tidak terduga bertambah 199.000. Nilai tersebut lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 190.000 dan melampaui penambahan pekerjaan pada bulan sebelumnya sebanyak 150.000.
Peningkatan jumlah pekerjaan juga disertai penurunan tingkat pengangguran pada November menjadi 3,7%, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,9%. Kombinasi dua data tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa perekonomian sedang berjalan terlalu panas sehingga inflasi tidak cukup dingin untuk membuat The Fed mulai menarik kembali kebijakan suku bunga tingginya.
Oleh karena itu, data inflasi kali ini sangat penting untuk melengkapi data pasar tenaga kerja tersebut. Jika inflasi melandai sesuai perkiraan maka the Fed bisa menetapkan kebijakan moneter yang melunak.
Sebagian besar pelaku pasar pada pertemuan akhir tahun ini juga meyakini bahwa the Fed akan menahan suku bunga. Perhitungan CME FedWatch memproyeksikan the Fed akan mempertahankan suku bunga sudah kian meningkat, mencapai lebih dari 95%.
Selasa, 12 Desember 2023
Agenda Ekonomi :
1. Peluncuran Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Tahun 2023-2027 (08:00 WIB)
2. Sosialisasi Hasil Survei Biaya Hidup 2022 (SBH2022) yang akan dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (08:30 WIB)
3. Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan dan Penegakan Hukum Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2023 (08:00 WIB)
4. Debat Capres-Cawapres (19.00 WIB)
5. Rilis Inflasi AS (20.30 WIB)
Agenda Perusahaan :
1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
BSWD
GDYR
HELI
SONA
VKTR
2. Tender Offer dan Cum date Dividen TBIG
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn) Next Article Capres-Cawapres Terkaya: Ini Harta Cak Imin, Prabowo, Anies