
Warga RI Kelahiran Tahun Ini Jadi Penentu Next Presiden RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan menjadi momen penting penentu nasib calon presiden yang akan menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Fakta menarik dalam Pemilu kali ini datang dari data Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) yang menunjukkan penentu masa depan Indonesia bergantung dari pilihan generasi milenial sebagai kontributor suara tertinggi, sebanyak 33%.
Data Lemhanas RI menunjukkan demografi pemilih terbagi menjadi lima tipe generasi dengan kontribusi persentase jumlahnya dengan pendefinisian setiap generasi berdasarkan situs Indonesia baik milik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Generasi milenial yang lahir pada periode (1981-1996) menjadi pemegang suara sebanyak 33%. Generasi X kelahiran (1965-1980) akan menjadi pemilih dengan jumlah suara terbesar kedua sebanyak 28%.
Generasi Z yang terhitung lahir (1997-2012) akan memegang peranan dalam pemilihan sebanyak 23% suara. Generasi Baby Boomer kelahiran era (1946-1964) berperan 14% suara. Generasi Pre-Boomer yang lahir sebelum (1945) menjadi pemilih terkecil hanya 2%.
Pesta demokrasi penentu masa depan Indonesia yang akan berlangsung kurang dari lima bulan lagi akan berlangsung cukup berbeda dengan pemilih terbanyak dari kalangan yang berusia 27-42 tahun. Selain itu, pemilih terbesar ketiga berasal dari generasi Z yang bisa memilih atau dengan rentang usia 17-26 tahun. Artinya, lebih dari setengah atau 56% suara dikuasai generasi Y dan Z.
Kominfo mencatat generasi milenial atau gen Y berdasarkan laporan Ericsson menunjukkan adanya perhatian khusus terhadap perilaku generasi ini. Salah satu prediksi Ericsson terkait perilaku streaming native atau hobi mengkonsumsi konten video streaming sudah terbukti dengan berbagai data.
Tidak hanya itu, survei Status Literasi Digital Indonesia pada 2022 yang dilakukan Kominfo yang dikutip dari Indonesiabaik juga mencatat gabungan generasi Y dan Z menggunakan internet lebih dari 6 jam per hari.
Fenomena ini menimbulkan perkiraan bahwa media sosial akan memegang peranan kunci dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Data Mafindo yang dikutip dari Lemhannas RI menunjukkan "Facebook [49%], WhatsApp [16%], dan Twitter [12%] akan menjadi media utama penyebaran disrupsi informasi."
Layaknya pedang bermata dua, disrupsi informasi juga akan menimbulkan risiko berbahaya dengan potensi terjadinya penyebaran informasi yang tidak benar atau yang biasa dikategorikan sebagai misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.
Laporan Lemhannas menunjukkan periode sebelum kampanye yang terjadi pada 2018 merupakan momen paling rawan informasi tidak benar tersebar. Pemerintah dan kandidat merupakan sasaran utama dari berbagai kampanye disinformasi.
![]() Proporsi penduduk RI |
Potensi ini tentunya akan menjadi ancaman mengingat generasi milenial yang juga merupakan populasi terbanyak kedua, dengan persentase 25,87% menurut data Sensus Penduduk 2020 yang dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Data BPS menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta pada sensus penduduk (SP) 2020. Generasi Z yang lahir pada 1997-2012 kini mendominasi proporsi populasi Indonesia dengan jumlah sekitar 27,94% atau sekitar 75,5 juta.
Generasi terbanyak berikutnya adalah milenial yakni sekitar 25,87% atau 70 juta. Generasi milenial adalah mereka yang lahir pada 1981-1996 di mana rata-rata mereka sudah bekerja dan ada dalam masa yang sangat produktif.
Merujuk pada data Lemhanas, generasi kelahiran inilah yang menjadi kunci pilpres 2019. Generasi ini diperkirakan masih akan menjadi penentu dalam pilpres 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae)
