Newsletter

Waspada! Ada Pengumuman Genting dari AS Usai Debat Capres

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
Senin, 11/12/2023 06:03 WIB
Foto: Tiga pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI resmi menandatangi Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024 di Kantor KPU RI, Senin (27/11/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
  • Pasar keuangan Tanah Air sepanjang pekan lalu bergerak variatif dimana pasar saham menghijau, obligasi kembali diburu investor, akan tetapi rupiah malah bergerak ke zona merah.
  • Gerak bursa AS terpantau kompak sejalan dengan optimisme pelaku pasar terhadap soft landing tahun depan.
  • Pekan ketiga tersibuk di Desember, seputar data penjualan ritel, debat capres pertama kali, FOMC the Fed, hingga neraca dagang Tanah Air bakal mempengaruhi gerak pasar keuangan.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air pada sepanjang pekan lalu terpantau bergerak variatif dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau, obligasi kembali diburu investor, tetapi nilai tukar rupiah masih melemah.

Pasar keuangan diperkirakan bergerak volatile pada pekan ini dengan banyaknya agenda dan data yang akan keluar. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini

HSG terpantau menguat 0,35% ke posisi 7159,59 pada sepanjang perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (8/12/2023). Penguatan harian tersebut berhasil mengakumulasi gerak IHSG tetap positif dalam seminggu sebesar 1,41%.

Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil ditutup hijau dalam 4 hari dan hanya 1 hari saja IHSG ditutup merah. Dengan begitu, IHSG berhasil melanjutkan tren penguatan selama enam minggu beruntun.

Gerak IHSG yang sumringah terjadi lantaran dipengaruhi saham-saham yang terafiliasi dengan taipan Prajogo Pangestu. Bahkan, pada sepanjang Desember (month-to-date/MTD) ada tiga saham yang menempati posisi tiga teratas berdasarkan indeks poin.

Sebut saja, saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang melesat 59,3% MTD berhasil mengakumulasi indeks poin sebanyak 55,65 ke IHSG. Kemudian, disusul saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) beserta anak usahanya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menyokong IHSG dengan besaran indeks poin masing-masing sebesar 45,67 dan 45,49.

Perlu dicatat, saham BREN pada pekan lalu bahkan sempat mencetak tonggak sejarah baru dengan menyalip market cap PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) hanya dalam waktu kurang lebih dua bulan sejak melantai di bursa. Gerak saham emiten yang terkait Prajogo Pangestu patut dicermati karena geraknya yang atraktif membuat kontribusi ke IHSG cukup signifikan.

Selanjutnya, saham yang mendongkrak IHSG untuk posisi ke-empat dan ke-lima sepanjang MTD ada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebanyak 22,76 poin dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak 21,03 poin.

Perlu diketahui, nilai transaksi yang terjadi di pasar saham pada akhir pekan lalu cukup ramai mencapai Rp14,24 triliun, akan tetapi ada yang perlu digaris bawahi, yakni dari posisi asing yang malah mencatatkan net sell di seluruh pasar sebanyak Rp232,17 miliar. Hal tersebut menyebabkan dana asing sepanjang pekan keluar Rp876,80 miliar.

Dari bursa Asia, IHSG pada sepanjang pekan lalu berhasil jadi salah satu yang bergerak atraktif. Dibandingkan Straits Times Index (STI) Singapura yang terpantau hanya menguat 0,66% secara mingguan. Lainnya dari Hang Seng Index (HSI) Hongkong malah anjlok -2,95%, Nikkei 225 (Tokyo) susut 2,59%, dan KOSPI Korea Selatan koreksi 0,17%.

Beralih ke pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu, Jumat (8/12/2023) diketahui menguat 0,03% secara harian ke posisi Rp15.505/US$. Penguatan tersebut berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi pada satu hari sebelumnya sebesar 0,13%.

Sayangnya, penguatan harian tersebut masih belum mampu mendongkrak gerak rupiah secara mingguan yang terpantau masih dalam zona koreksi, atau melemah 0,16%.

Pelemahan yang terjadi pada mata uang Garuda pekan lalu disinyalir karena tekanan dari ekonomi China yang masih lesu.

Ekonomi China diproyeksikan melambat pada 2024 dan akan mengalami soft landing. Perlambatan tersebut berdampak bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor.

Dilansir dari Reuters, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan perekonomian China diperkirakan tumbuh 5,4% tahun 2023, setelah mengalami pemulihan yang "kuat" pasca Covid. Sedangkan untuk tahun depan, IMF memperkirakan pertumbuhan akan lebih lambat.

Moody's, lembaga pemeringkat yang berbasis di AS juga menurunkan "outlook" peringkat utang A1 China dari "stabil" menjadi "negatif". Moody's mengatakan penurunan terjadi akibat biaya untuk memberikan dana talangan (bailout) kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara masih akan membebani ekonomi negeri asal Panda tersebut. Belum lagi, rencana untuk mengendalikan krisis properti, perlu dicatat real estate dan sektor terkait menyumbang lebih dari seperempat perekonomian Tiongkok.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang bertenor 10 tahun terpantau mengalami kenaikan tipis menjadi 6,59% pada akhir pekan lalu, dibandingkan satu hari sebelumnya sebesar 6,58%. Kendati demikian, sepanjang minggu lalu yield obligasi acuan tersebut masih dalam tren turun sebesar 1,3 basis poin (bps) dan menempati posisi terendahnya sejak 15 September 2023.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan minat investor mulai kembali lagi ke SBN.


(tsn/tsn)
Pages