Newsletter

Pasar Optimis The Fed Dovish, IHSG Bakal Melaju Kencang?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
06 December 2023 06:00
layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • Pasar keuangan Indonesia mendapatkan angin segar dari pembukaan lowongan kerja baru AS yang turun
  • Para pelaku pasar semakin yakin arah kebijakan The Fed berganti haluan dari hawkish menjadi dovish
  • Investor wait and see menanti rilis data nasional yakni posisi cadangan devisa, IKK, hingga penjualan ritel

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia melandai pada perdagangan kemarin setelah penguatan yang solid dalam beberapa hari terakhir. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari zona koreksi pada penutupan perdagangan Selasa (5/12/2023), di mana IHSG sempat terkoreksi karena investor cenderung wait and see menanti rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) malam hari ini.

IHSG ditutup naik 0,1% ke posisi 7.100,855, setelah sepanjang perdagangan hari ini lebih banyak terkoreksinya. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.100.

Nilai transaksi IHSG pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 37 miliaran saham yang ditransaksikan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 223 saham menguat, 316 saham melemah, dan 226 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 2,32%.

IHSG yang sempat terkoreksi karena investor cenderung melakukan aksi profit taking setelah beberapa hari menguat, meski pada perdagangan Jumat pekan lalu IHSG juga ditutup terkoreksi.

Di lain sisi, investor juga cenderung wait and see perihal data ekonomi Negeri Paman Sam yang akan dirilis malam hari ini.

Data jumlah lowongan pekerjaan Amerika Serikat periode Oktober yang diperkirakan akan turun menjadi 9,3 juta dari bulan sebelumnya 9,55 juta pada September 2023.

Hal ini masih menjadi perhatian investor mengingat jika data jumlah lowongan kerja turun tajam bahkan di bawah konsensus atau ekspektasi pasar maka bisa dikatakan bahwa data ketenagakerjaan AS masih cukup panas.

Maka dari itu, pelaku pasar masih bersikap wait and see untuk melihat data terbaru perihal jumlah lowongan kerja dengan harapan data ini akan menunjukkan bahwa kondisi AS sudah mendingin.

Jika jumlah lowongan pekerjaan yang mendingin akan semakin meningkatkan optimisme bahwa bank sentral AS (The Fed) akan dovish.

Sementara itu, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat investor masih menunggu data ekonomi AS. Namun demikian, koreksi ini dapat tertahan mengingat arus dana asing yang deras pekan lalu.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.500/US$ atau terdepresiasi 0,32%. Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi dua hari beruntun.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 turun pada Selasa karena reli baru-baru ini di Wall Street kehilangan tenaga.

Dow turun 79,88 poin, atau 0,22%, ditutup pada 36.124,56. S&P 500 melemah 0,06% menjadi 4.567,18. Komposit Nasdaq naik 0,31% menjadi berakhir pada 14.229,91 karena kinerja saham teknologi yang lebih baik.

Saham GitLab melonjak 11% setelah platform pengembangan perangkat lunak ini menorehkan keuangan kuartalan di atas ekspektasi. Nio naik lebih dari 4% setelah pembuat kendaraan listrik Tiongkok tersebut melaporkan penurunan kerugian pada kuartal ketiga.

Pergerakan pada Selasa mengikuti sesi penurunan pada Senin, yang menimbulkan pertanyaan apakah pasar telah bergerak terlalu cepat. Kemunduran pada Senin terjadi setelah lima minggu berturut-turut berada di tren positif.

Meskipun kinerjanya baru-baru ini melandai, ketiga indeks tersebut masih naik secara triwulanan dan tahunan. Hal ini menggarisbawahi kekuatan reli pasar dalam menghadapi situasi saat ini.

"Hari ini hanyalah sedikit pelepasan tema November," kata Rhys Williams, kepala strategi di Spouting Rock, merujuk pada kinerja kuat pasar saham di bulan terakhir tahun 2023.

"Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan bahwa perdagangan risk-on sudah berakhir."

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 10-tahun jatuh di bawah level kunci 4,2% . Pergerakan ini terjadi karena data yang menandakan perlambatan di pasar tenaga kerja.

Saham-saham teknologi menguat khususnya menyusul data tersebut, mendorong Nasdaq ke wilayah positif untuk sesi ini. Khususnya, saham-saham teknologi dengan kapitalisasi besarAppleDanNvidiamasing-masing menambahkan lebih dari 2%.

Russell 2000turun pada hari Selasa, menghapus beberapa kenaikan setelah naik 1% pada hari Senin. Indeks saham berkapitalisasi kecil telah melonjak hampir 7% selama sebulan terakhir, meningkatkan harapan akan meluasnya reli pasar dan penurunan suku bunga dari Federal Reserve di masa depan.

Pergerakan hari Selasa ini "mencerminkan ketidakpastian yang dimiliki para pedagang dalam hal Federal Reserve dan lintasan suku bunga," kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments. "Investor ingin bergantung pada kepastian yang lebih besar baik dalam hal data ekonomi maupun kemungkinan perubahan sentimen The Fed."

Pasar keuangan Indonesia mendapatkan angin segar dari data yang telah lowongan pekerjaan AS yang turun.

Hal ini dapat menjadi penahan Bank Sentral Amerika Serikat Federal reserve atau The Fed untuk menaikkan suku bunga.

Jumlah lowongan pekerjaan mengalami penurunan sebesar 617.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober 2023, menandai level terendah sejak Maret 2021 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta.

Selama bulan tersebut, lowongan pekerjaan menurun di bidang layanan kesehatan dan bantuan sosial (-236.000), keuangan dan asuransi (-168.000), serta real estate dan persewaan (-49.000).

Di sisi lain, lowongan pekerjaan meningkat di bidang informasi ( 39.000). Mengenai distribusi regional, lowongan pekerjaan turun di wilayah Selatan (-289,000), wilayah Barat Tengah (-193,000), wilayah Barat (-83,000) dan Timur Laut (-52,000).

Pembukaan Lowongan Kerja ASFoto: tradingeconomics
Pembukaan Lowongan Kerja AS

Rilis data lowongan pekerjaan terbaru ini meningkatkan optimisme para pelaku pasar bahwa The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan 13 Desember 2023.

Berdasarkan perangkat Fedwatch Tools, para pelaku pasar yakin sebesar 99,9% bahwa The Fed akan menahan suku bunga di 5,25% - 5,5%.

Bahkan diperkirakan akan turun pada Maret 2024. Optimisme hal ini sudah mencapai 57,1%.

Pada hari ini investor juga akan mencermati sejumlah data dari Amerika Serikat seperti neraca perdagangan dan produktifitas pekerjaan selain pertanian.

Sementara itu, dari dalam negeri investor akan mencermati rilis data makro ekonomi Indonesia seperti Cadangan Devisa Indonesia periode November 2023 yang akan dirilis pada hari Kamis (7/12/2023) dan pada Jumat akan dirilis Kepercayaan Konsumen Indonesia periode November 2023 serta Penjualan Ritel Indonesia secara tahunan (yoy).

Diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2023 tetap tinggi sebesar US$133,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2023 sebesar US$134,9 miliar.

Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan sehubungan dengan semakin meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kemudian, diketahui Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober tercatat meningkat menjadi 124,3, lebih tinggi dibandingkan September 2023, yaitu sebesar 121,7.

Meningkatnya keyakinan konsumen pada Oktober 2023 didorong oleh menguatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE tercatat meningkat terutama pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja.

Adapun, kinerja penjualan eceran pada Oktober 2023 yang meningkat. Hal tersebut tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) Oktober yang sebesar 206,3, atau secara tahunan tumbuh 1,8%.

Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman dan Tembakau.

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan meningkat sebesar 2,6% (mtm), didorong oleh beberapa kelompok seperti Makanan, Minuman dan Tembakau serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya sejalan dengan peningkatan permintaan dalam negeri, persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, dan kelancaran distribusi.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Neraca Dagang Amerika Serikat periode Oktober 2023 (20:30 WIB),
  2. Nonfarm Productivity periode kuartal-III 2023 (20.30 WIB).
  3. Cadangan Minyak Amerika Serikat peridode Desember Pekan Pertama (22.30 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  1. RUPS Tahunan PT CCakra Mineral Tbk (14:00 WIB),
  2. RUPS Luar Biasa PT Vale Indonesia Tbk (15:00 WIB),
  3. Dividen Kas PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(ras/ras) Next Article Powell Buat Pasar Happy, IHSG Bisa Cuan Saat Window Dressing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular