
BI Bikin Hajatan Penting, Amerika Beri Dua Kabar Gembira

Pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen penggerak pasar hari ini, baik dari dalam ataupun luar negeri.
Sentimen luar negeri salah satunya datang dari menguatya Wall Street semalam, di tengah sikap investor yang mulai merealisasikan keuntungannya dan menanti rilis beberapa data ekonomi penting pada pekan ini.
Sentimen tak kalah penting adalah melandainya indeks dolar dan imbal hasil US Treasury serta pertemuan OPEC+. Dari dalam negeri sentimen tak kalah penting datang dari Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI).
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Akankah Jokowi Beri Titah Khusus?
Bank Indonesia (BI) akan menggelar acara tahunan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 pada hari ini, Rabu (29/11/2023). Acara tahunan tersebut menghadirkan ratusan bankir dan puluhan pejabat pemangku publik Tanah Air.
Gubernur BI Perry Warjiyo dijadwalkan akan menyampaikan pencapaian BI selama setahun terakhir serta target-target tahun depan mulai dari sasaran inflasi serta kebijakan makro-prudensial serta upaya menjaga stabilitas rupiah
Perry juga akan menjabarkan kebijakan BI untuk tahun depan dan jangka menengah, terutama peran BI dalam ikut mendorong pertumbuhan.
Presiden Joko Widodo, atau Jokowi dijadwalkan juga hadir dan akan menyampaikan pidato. Bagi Jokowi, PTBI tahun ini akan menjadi yang terakhir karena pada PTBI tahun depan Jokwi sudah tak memimpin Indonesia lagi.
Menarik disimak apa yang akan disampaikan Presiden Jokowi dalam PTBI hari ini, terutama pandangannya mengenai kebijakan suku bunga BI. Dalam beberapa PTBI sebelumnya, Jokowi kerap menyampaikan pandangannya mengenai suku bunga.
Jokowi juga diperkirakan akan menyampaikan pesan khusus mengenai inflasi pangan serta situasi ekonomi global saat ini.
Indeks Dolar dan Imbal Hasil US Treasury Turun
Indeks dolar dan imbal hasil US Treasury sama-sama jeblok pada perdagangan kemarin. Ini tentu saja menjadi kabar baik bagi dunia, terutama Indonesia. Dengan melandainya indeks dolar dan imbal hasil US Treasury maka ada harapan capital inflow makin kencang ke depan.
Indeks dolar AS ambruk ke 102,74 pada Selasa (28/11/2203). Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 10 Agustus 2023 atau terendah dalam 15 pekan atau 3,5 bulan terakhir.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh ke 4,32% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang terendah seak 18 September 2023 atau 2,5 bulan terakhir.
Melandainya indeks dolar serta imbal hasil mencerminkan optimisme pasar yang melihat The Fed akan melunak ke depan. terlebih, Gubernur The Fed Christopher Waller pada Senin (28/11/2023) mengungkapkan rasa percaya diirnya jika kebijakan The Fed "saat ini sudah dalam posisi yang baik" dalam menekan inflasi.
Perangkat CME FedWatch tool menunjukkan 96,1% pelaku pasar melihat The Fed masih akan menahan suku bunga pada Desember mendatang. Artinya, hingga akhir tahun suku bunga masih berada di level 5,25-5,50%.
Ambruknya indeks dolar menjadi kabar baik karena ini juga menandai jika investor mulai melepas dolar AS dan menaruh investasinya ke tempat lain. Salah satunya adalah ke negara Emerging Markets, seperti Indonesia.
Melandainya imbal hasil US Treasury juga bisa membuat investor kembali berpaling ke investasi dengan imbal hasil lebih tinggi seperti SBN.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS
Data terbaru menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen meningkat pada November 2023, setelah mengalami penurunan selama tiga bulan beruntun.
Indeks keyakinan konsumen (IKK) versi Conference Board (CB) meningkat menjadi 102 pada bulan ini, dari 99,1 pada Oktober 2023. Indeks lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni 101. Hal ini menandakan bahwa konsumen optimis melihat perekonomian AS dalam enam bulan ke depan.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Skor di atas 100 menandakan konsumen optimistis melihat situasi ekonomi.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa ekspektasi masyarakat Amerika terhadap resesi dalam 12 bulan ke depan menurun ke level terendah sepanjang tahun ini.
Namun, sekitar dua pertiga responden yang disurvei masih memperkirakan penurunan akan terjadi sebelum akhir tahun 2024.
Belanja konsumen menyumbang sekitar 70% dari aktivitas ekonomi AS, sehingga para ekonom sangat memperhatikan perilaku konsumen saat mereka mengukur perekonomian secara lebih luas.
Hal ini juga menandakan bahwa pola konsumsi beberapa masyarakat di Negeri Paman Sam cenderung meningkat seiring adanya Black Friday setelah Hari Thanksgiving.
Data estimasi kedua pertumbuhan ekonomi AS
Sejatinya, data awal dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS periode kuartal III-2023 sudah dirilis pada Oktober lalu, di mana PDB awal Negeri Paman Sam tumbuh 4,9% pada kuartal III-2023.
Namun, data ini belum merupakan data final. Adapun yang akan dirilis pada hari ini juga masih dalam estimasi keduanya, di mana estimasi ini mencapai 4,9%, sama seperti data awal.
Kenaikan ekonomi ini salah satunya didukung oleh kuatnya konsumsi, meskipun tingkat suku bunga masih lebih tinggi.
Peningkatan tajam ini disebabkan oleh kontribusi belanja konsumen, peningkatan persediaan, ekspor, investasi residensial, dan belanja pemerintah.
Belanja konsumen, yang diukur dengan pengeluaran konsumsi pribadi, meningkat 4% pada kuartal ini setelah hanya meningkat 0,8% pada kuartal kedua. Investasi domestik swasta bruto melonjak 8,4% dan belanja serta investasi pemerintah melonjak 4,6%.
Pertemuan OPEC+
Meski pertemuan OPEC+ akan digelar pada Jumat akhir pekan ini, tetapi pelaku pasar mencermatinya, karena pertemuan ini seharusnya berlansung pada 26 November lalu.
Ada kecenderungan bahwa Arab Saudi dan Rusia dapat melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela hingga awal 2024 dan OPEC+ mungkin mendiskusikan rencana untuk mengurangi produksi lebih lanjut.
Namun, OPEC+ ini menunda pertemuan tingkat menteri hingga 30 November untuk mengatasi perbedaan target produksi bagi produsen Afrika.
Analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada para klien menuliskan bahwa perkiraan ekspor negara-negara OPEC telah menurun menjadi 1,3 juta barel per hari di bawah level pada bulan April, ini sejalan dengan target pasokan kelompok tersebut.
"Kami masih memperkirakan perpanjangan pemotongan unilateral Saudi dan Rusia setidaknya hingga kuartal I 2024, dan pemotongan kelompok tidak berubah, meskipun pemotongan asuransi kelompok yang lebih dalam kemungkinan besar akan dilakukan," tambah bank tersebut.
Namun, menurut para pedagang Uni Emirat Arab (UEA) akan meningkatkan ekspor minyak mentah andalan Murban awal tahun depan.
Di lain sisi, para analis melihat peningkatan stok minyak mentah juga dapat memberikan tekanan pada harga.
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan akan terjadi sedikit surplus di pasar minyak global pada tahun 2024, bahkan jika negara-negara OPEC+ memperpanjang pengurangan produksinya hingga tahun depan.
(chd/chd)