
AS Beri Kabar Penting, Alarm Bahaya Ekonomi RI Mulai Menyala

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Senin (13/11/2023), dimana investor wait and see menanti data inflasi AS.
Dow Jones menguat 0,16% di level 34.337,87, S&P 500 melemah 0,08% di level 4.411,55, dan Nasdaq turun 0,22% di level 13.767,74..
Wall Street dominan ditutup terkoreksi karena investor menahan napas sebelum pembacaan inflasi penting yang dapat memberikan petunjuk mengenai berapa lama The Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi.
Setelah indeks menikmati reli yang solid pada perdagangan Jumat pekan kemarin, kini pasar mengalihkan fokusnya pada hari Senin ke data Indeks Harga Konsumen (CPI), yang akan dirilis pada Selasa pagi. Para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 3,3% untuk bulan Oktober, turun dari 3,7% pada bulan September. Namun harga inti diperkirakan tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Data inflasi bersama dengan pasar tenaga kerja, "jelas merupakan faktor penentu dalam hal-hal yang penting bagi pasar keuangan, karena hal ini menentukan arah kebijakan Fed selanjutnya," ujar Matt Stucky, kepala manajer portofolio ekuitas di Northwestern Mutual Wealth Management Company di Milwaukee, Wisconsin, dikutip dari CNBC International.
"Pasar mempunyai ekspektasi bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunganya dan agar hal tersebut menjadi kenyataan, kita perlu melanjutkan kemajuan dalam hal inflasi," bersamaan dengan dinginnya pasar tenaga kerja, tambahnya.
perangkat FedWatch CME Group menunjukkan pelaku pasar memperkirakan hampir 86% kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50% pada Desember mendatang.
Data inflasi menjadi alasan utama investor "dalam pola bertahan" pada Senin, Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Stamford, Connecticut mengatakan mereka juga mencerna prospek kredit AS yang lebih lemah.
Moody's pada JumatĀ pekan lalu menurunkan prospek peringkat kredit AS menjadi "negatif" dari "stabil", dengan alasan defisit fiskal yang besar dan penurunan keterjangkauan utang.
Hal ini menambah keengganan investor untuk mengambil keputusan besar menjelang tenggat waktu akhir pekan yang berpotensi mengakibatkan penutupan pemerintah AS, ujar O'Rourke.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Mike Johnson meluncurkan kebijakan belanja sementara Partai Republik pada hari Sabtu kemarin yang bertujuan untuk mencegah penutupan pemerintahan, namun tindakan tersebut dengan cepat mendapat tentangan dari anggota parlemen dari kedua partai di Kongres.
Namun pada Senin sore, tokoh terkemuka di Senat AS dari Partai Demokrat Chuck Schumer menyatakan dukungan tentatif terhadap rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek Johnson yang akan membuat pemerintah tetap buka hingga akhir pekan.
Indeks-indeks saham utama AS telah menguat sepanjang bulan ini, dipicu oleh musim laporan laba yang lebih kuat dari perkiraan dan harapan bahwa suku bunga AS mendekati puncaknya.
(saw/saw)