CNBC Indonesia Research

Terburuk 7 Bulan, Ini Penjelasan Mengapa IHSG Hancur Lebur

Riset, CNBC Indonesia
27 October 2023 06:25
Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada Kamis (26/10/2023). Investor asing terus keluar dari pasar saham negeri di tengah kekhawatiran ketidakpastian ekonomi global dan konflik di Timur Tengah.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG anjlok 1,75% ke posisi 6.714,52, dengan nilai transaksi Rp10,02 triliun dan volume perdagangan mencapai 18,56 miliar saham. Sebanyak 397 saham jatuh, 153 saham naik, dan 200 saham stagnan. Pelemahan IHSG sebesar 1,75% kemarin adalah yang terdalam sejak 14 Maret 2023 atau tujuh bulan terakhir. Pada tanggal tersebut, IHSG ambruk 2,14% karena imbas krisis perbankan di Amerika Serikat.

Ini membuat kinerja IHSG turun 1,93% dalam sepekan dan merosot 3,22% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun (YtD), IHSG juga minus 1,99%.

Pelemahan IHSG selama Oktober kali ini berbeda dengan kinerja musiman 10 tahun terakhir.

Selama Oktober pada 2013-2022, IHSG cenderung menghijau dengan naik 8 kali dan turun hanya 2 kali. Rerata kenaikan IHSG selama Oktober mencapai 2,14%.

Sementara, investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) Rp1,37 triliun di pasar reguler pada Kamis. Dalam sepekan, net sell asing mencapai Rp1,31 triliun dan dalam sebulan dana asing yang keluar dari pasar saham RI mencapai Rp4,05 triliun.

Saham duo raksasa bursa, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mengalami net sell asing terbesar selama Kamis (26/10), yakni masing-masing Rp852,7 miliar dan Rp206,9 miliar. Saham bank besar lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), juga mencatatkan net sell Rp176,0 miliar pada Kamis.

Ketiga saham tersebut, yang merupakan 4 besar kapitalisasi pasar terbesar (market cap), kompak turun, yang menjadi pemberat utama IHSG pada Kamis. Saham BBRI ambles 4,93%, BBCA melemah 1,69%, dan BMRI merosot 2,56%.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan GOTO juga terkena aksi lego asing, secara berturut-turut sebesar Rp88,42 miliar dan Rp82,2 miliar di pasar reguler. Saham TLKM tersungkur 3,33% dan GOTO ambrol 5,00%.

Bursa Asia Kebakaran

Seiring IHSG jatuh, bursa saham Asia juga menjadi lautan merah. Kenaikan yield Treasury masih menjadi momok yang menghantui pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Indeks Nikkei 225 Tokyo ambles 2,14%, Hang Seng Index Hong Kong terdepresiasi 0,24%, Straits Times Singapura merosot 0,24%, ASX 200 Australia menurun 0,61%, hingga KOSPI ambruk 2,71%.

Penurunan tajam yang terjadi di Asia mengekor lemasnya bursa Amerika Serikat (AS) alias Wall Street pada Rabu waktu setempat. Indeks S&P 500 ditutup di bawah level penting pada Rabu (25/10) setelah hasil kuartalan yang mengecewakan dari perusahaan induk Google, Alphabet dan rebound pada suku bunga.

Indeks S&P 500 turun 1,43% menjadi ditutup pada 4,186.77, mengakhiri hari di bawah level 4,200 yang banyak diawasi oleh para analis grafik. Ini adalah pertama kalinya S&P 500 ditutup di bawah ambang batas ini sejak Mei.

Nasdaq Composite kehilangan 2,43%, yang merupakan hari terburuk sejak 21 Februari, ketika indeks merosot 2,5%. Industri Dow Jones turun 105,45 poin atau 0,32% menjadi 33.035,93.
Bursa Wall Street masih kebakaran Bursa Wall Street masiih jeblok pada Kamis kemarin yang ditutup pada Jumat dini hari waktu Indonesia (27/10/2023). Indeks Dow Jones melemah 0,76%, indeks Nasdaq jeblok 1,76%, dan indeks S&P jatuh 1,18%.

Momok Yield US Treasury

Investor terus memperhatikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS alias US Treasury, karena imbal hasil berada di dekat level tertinggi dalam beberapa tahun. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun berada di level 4,908% pada Kamis. Sebelumnya, yield US Treasury diperdagangkan di atas 5% pada awal pekan, yang mengguncang investor dan memukul saham-saham teknologi.

"Laba mendominasi berita utama, tapi saya tidak bisa mengalihkan pandangan dari pasar obligasi. Kami belum pernah melihat laju imbal hasil yang meroket sejak tahun 1982 dan hal ini akan menimbulkan masalah bagi saham," kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda,dikutip dari Reuters.

Saham Alphabet anjlok lebih dari 9% karena bisnis cloud-nya meleset dari perkiraan analis, menutupi pertumbuhan pendapatan dan pendapatannya yang kuat. Saham Alphabet mencatatkan hari terburuknya sejak Maret 2020. Sektor jasa komunikasi S&P 500 merosot 5,9%.

Saham raksasa teknologi sejenis dan Apple dan Amazon tergelincir masing-masing 1,3% dan 5,6%. Amazon akan melaporkan hasil kuartal ketiga setelah bel penutupan pada Kamis (26/10/2023) waktu setempat.

Microsoft menjadi outlier di antara penurunan saham teknologi pada Rabu, dengan saham naik 3% setelah hasil fiskal kuartal pertama mengalahkan perkiraan Wall Street. Sekitar 29% perusahaan S&P 500 telah membukukan pendapatan kuartal ketiga sejauh ini. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, sebanyak 78% telah melampaui ekspektasi analis.

Konflik Gaza
Konflik Israel-Hamas Palestina di jalur Gaza masih menjadi perhatian pelaku pasar global. Teranyar, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sepertinya akan terus menggempur Gaza. Dalam update terbaru, Rabu (25/10/2023) waktu setempat, ia mendeklarasikan lagi perang darat Israel di wilayah kantong Palestina itu, seraya mengatakan semuanya sedang dipersiapkan.

Ia tetap bersikeras di tengah "teriakan" sekutu yang meminta Israel menahan diri. Apalagi, ini bisa memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah memburuk.

Dalam siaran televisi nasional, Netanyahu menyampaikan pidato kepada warga Israel. "Kita sedang mengkampanyekan keberadaan kita," ujarnya, dikutip AFP.

Mengutip The Guardian, Netanyahu mengatakan Israel bersiap untuk invasi darat ke Gaza dan membuat Hamas "hancur". Kabinet perang, katanya, bekerja sepanjang waktu hingga mencapai kemenangan.

Netanyahu pun mengatakan dia tidak akan memberikan rincian apa pun tentang invasi darat untuk "mengamankan nyawa para tentara". Namun, dia mengatakan waktu operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan ditentukan "dengan suara bulat" oleh kabinet perang Israel.

Israel menggempur Gaza, setelah serangan Hamas 7 Oktober. Serangan itu diklaim membuat 1.400 orang tewas dan menyandera 200 orang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation