
Jokowi Bisa Bangga! Negara Lain Bangkrut Oleh Utang, RI Aman

- Persoalan utang luar negeri tentu menjadi hal krusial bagi negara apalagi di tengah krisis seperti sekarang ini.
- Indonesia justru mencatatkan hal yang cukup membanggakan.
- Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga Agustus 2023 tercatat sebesar US$395,15 miliar atau sekitar Rp 6.203 triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - Persoalan utang luar negeri tentu menjadi hal krusial bagi negara apalagi di tengah tingginya suku bunga global, perlambatan ekonomi, serta meningkatnya ketidakpastian global. Gejolak ekonomi yang belum mereda juga membuat banyak negara dihantam krisis gila-gilaan. Tapi di tengah kondisi tersebut, Indonesia justru mencatatkan hal yang cukup membanggakan.
Sebagaimana diketahui, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga Agustus 2023 tercatat sebesar US$395,15 miliar atau sekitar Rp 6.203 triliun (kurs Rp 15.700/US$). Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$397,1 miliar. Secara tahunan, ULN Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 0,7% (yoy).
Jika dilihat dalam sembilan tahun era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), penambahan utang pemerintah dan bank sentral terjadi sebesar 50,83% menjadi US$200,87 miliar atau sekitar Rp 3.153 triliun. Sementara penambahan utang swasta sebesar 19,78% menjadi US$194,28 miliar atau sekitar Rp 3.050 triliun.
Melihat data lebih rinci, di awal pemerintahan Jokowi, utang pemerintah dan bank sentral lebih rendah dibandingkan utang swasta. Namun pada 2023, tercatat utang pemerintah dan bank sentral saat ini lebih besar daripada utang swasta meskipun terus mengalami penurunan sejak Januari hingga Agustus 2023.
Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang tinggi. Selain itu, Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
Sementara itu, posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 194,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar 194,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,2% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy).
Penurunan ULN swasta ini terutama disebabkan oleh makin dalamnya kontraksi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) menjadi 5,1% (yoy) dibandingkan dengan kontraksi 4,3% (yoy) pada periode sebelumnya.
Jika dilihat dari peminjamnya (kreditor), Singapura sebagai negara peminjam terbesar bagi Indonesia dan konsisten setidaknya selama sembilan tahun terakhir. Pada Agustus 2023, tercatat Singapura memberi pinjaman ke Indonesia sebesar US$55,27 miliar. Angka ini turun 4,3%. Berikut rinciannya.
Singapura menjadi negara terbanyak yang memberikan pinjaman kepada Indonesia. Negara-negara tersebut memberanikan diri untuk memberikan pinjaman ke Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara yang cukup stabil baik dari sisi inflasi maupun suku bunganya, serta memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Gejolak Ekonomi Menjadi, Negara Lain Pada Bangkrut
Era suku bunga tinggi membuat utang dunia membengkak hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai US$ 307 triliun atau setara Rp4.819 kuadraliun pada sepanjang paruh pertama 2023. Nilai tersebut meningkat US$ 10 triliun dibandingkan semester I-2022.
Sekitar lebih dari 80℅ penumpukan utang global berasal dari negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Inggris, dan Prancis mencatat peningkatan terbesar. Sementara di negara-negara berkembang, peningkatan lebih nyata terjadi di Tiongkok, India, dan Brasil.
Peningkatan utang dunia ini membuat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat jadi 336℅ dibandingkan kuartal IV/2022 sebesar 334℅. Ini merupakan kenaikan pertama kali setelah tujuh kuartal dalam tren penurunan.
![]() Rasio utang global terhadap PDB |
Rasio utang dunia diperkirakan masih bisa meningkat hingga 337℅ pada akhir tahun ini, melansir Institute of International Finance (IIF) pada laporan terbarunya yang rilis 19 September 2023.
Kenaikan inflasi yang tiba-tiba menjadi faktor utama penghambat penurunan rasio utang. Hal ini karena demi tekanan inflasi, bank sentral di berbagai negara di dunia menaikkan suku bunga acuan. Imbasnya ongkos pinjaman melambung, serta menekan mata uang berbagai negara.
Bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga selama lebih dari setahun dalam upaya untuk mengendalikan inflasi setinggi langit. Federal Reserve (Fed), bank sentral AS misalnya, menaikkan suku bunga fed fund ke kisaran target 5,25%-5,50%, tertinggi sejak 22 tahun lalu. Ini memicu kekhawatiran tentang pengaruh dalam sistem keuangan.
Sederet negara kini berada di bibir jurang krisis utang akibat tingginya suku bunga dan perlambatan ekonomi. Besarnya pembiayaan penanganan Covid serta upaya mitigasi seperti pemberian bantuan sosial membuat utang pemerintah melambung ditambah lagi inflasi, suku bunga, dan gejolak lainnya membuat kondisi kian parah.
Ghana
Pemerintah Ghana telah mengajukan kebangkrutan setelah gagal membayar utang miliaran dolar kepada kreditor internasional pada bulan Desember lalu.
Menurut laporan The New York Times, pemerintahan Presiden Nana Akufo-Addo tidak punya pilihan selain menyetujui pinjaman US$3 miliar atau sekitar Rp Rp 46,18 triliun dari pemberi pinjaman pilihan terakhir, Dana Moneter Internasional (IMF) yang membantu menjelaskan krisis keuangan Ghana, dimana organisasi pemerintah berhutang miliaran kepada kontraktor dan mempunyai hutang yang serius.
Bagaimana tidak, krisis keuangan mempunyai dampak yang luas, dimana banyak kontraktor memberhentikan pekerjanya, sehingga memperburuk masalah pengangguran di negara tersebut.
kepala eksekutif sebuah asosiasi perusahaan konstruksi Ghana, baru-baru ini mengungkapkan bahwa pembayaran kembali pemerintah kepada kontraktor berjumlah 15 miliar cedi, atau sekitar US$1,3 miliar, sebelum bunga.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah Ghana berutang kepada produsen listrik independen sebesar US$1,58 miliar (sekitar Rp 24,32 triliun) dan berada dalam bahaya pemadaman listrik yang meluas.
Pemerintah pada dasarnya bangkrut. Ini adalah kali ke-17 Ghana terpaksa meminta dana tersebut sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada tahun 1957. Krisis terbaru ini sebagian disebabkan oleh pandemi virus corona, invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi.
Awal mula kebangkrutan Ghana ini adalah tahun lalu. Inflasi melonjak, dan nilai cedi kehilangan lebih dari setengah nilainya dibandingkan dengan dolar AS, menjadi pukulan bagi konsumen dan dunia usaha ketika suatu negara mengimpor segala sesuatu mulai dari obat-obatan hingga mobil.
Hingga kini, Inflasi Ghana sempat melonjak ke 54% (year on year/yoy) pada Desember 2022 sebelum melandai ke sekitar 40% pada Agustus tahun ini.
Inflasi yang melonjak serta mata uang yang melemah membuat bank sentral Ghana mengerek suku bunga dari 15% pada awal 2022 menjadi 20% pada Agustus 2023.
Utang menjadi masalah serius bagi Ghana. Pemerintah Ghana pada 2022 mampu membukukan pendapatan sekitar 75,54 miliar cedi atau sekitar US$ 6,57 miliar (Rp 101,13 triliun). Pendapatan tersebut jauh di atas yang ditetapkan pemerintah yakni 71,95 miliar cedi.
Belanja pemerintah Ghana diperkirakan mencapai137,5 miliar cedi atau US$ 11,95 miliar (Rp 183,97 triliun). Angka tersebut sangat kecil dibandingkan dengan APBN Indonesia. Sebagai perbandingan, pendapatan negara Indonesia pada 2022 mencapai Rp 2. 635,84 triliun.
Artinya, pendapatan Ghana hanya 3,8% dari pendapatan Indonesia. Belanja negara Indonesia menembus Rp 3.096,26 triliun pada 2022. Artinya, belanja pemerintah Ghana hanya 5,9% dari belanja pemerintah Indonesia.
Jumlah pinjaman Ghana ke IMF yang tak mampu dibayar mencapai US$ 3 miliar atau setara dengan hampir dua kali lipat pendapatan Ghana dan sepertiga belanja mereka.
Pakistan
Salah satu negara yang pada tahun ini menyatakan diri dalam kondisi bangkrut adalah Pakistan. Negara di kawasan Asia Selatan ini menghadapi krisis ekonomi yang telah melebar ke krisis multidimensi. Pakistan memang belum berhasil bebas dari krisis ekonomi. Ini ditandai dengan utang luar negeri yang membengkak ditambah dengan inflasi yang begitu tinggi.
Pada Februari 2023, Biro Statistik Pakistan mengatakan inflasi negara itu menembus 31,6% secara year-on-year.Ini merupakan laju tercepat yang pernah ada dalam sejarah Pakistan.
Selain itu, utang luar negeri negara dengan penduduk mayoritas Muslim itu meningkat tajam sebesar 38% menjadi rupee Pakistan (PKR) 20,69 triliun (sekitar Rp 1.137,95 triliun) pada akhir Januari 2023. Padahal, Januari 2022, utang luar negeri Pakistan hanya berada di angka PKR 14,98 triliun.
Laporan itu mengatakan kenaikan utang dapat dikaitkan dengan devaluasi besar-besaran dalam mata uang lokal terhadap dolar AS. Tercatat rupee Pakistan turun sebesar 51% secara year-on-year terhadap dolar di Januari 2023.
Dengan hal ini, utang keseluruhan pemerintah Pakistan melonjak menjadi PKR 54,94 triliun pada akhir Januari 2023. Utang dalam negeri meningkat menjadi PKR 34,26 triliun Pakistan pada akhir Januari 2023. Sementara pinjaman jangka panjang negara meningkat menjadi PKR 27,51 triliun.
Sri Lanka
Negara berpenghasilan rendah juga semakin dililit utang.Rasio utang pemerintah Sudah menembus 259% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020. Sementara itu, rasio utang Sri Lanka melonjak dari 42% dari PDB pada 2019 menjadi 104% dari PDB pada 2021.
Menyusul utang yang menggunung,Sri Lanka dilaporkan gagal membayar utang pada Mei lalu. Kondisi tersebut dipicu krisis ekonomi dan politik yang dipicu oleh pandemi Covid-19 dan perang Rusia di Ukraina.
Saat menyatakan kebangkrutan, inflasi menembus 39,1% pada Mei sementara pemerintah kekurangan cadangan mata uang asing yang dibutuhkan untuk membayar impor. Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran sekitar US$ 7 miliar pinjaman internasional yang jatuh tempo tahun lalu, dari total tumpukan utang luar negeri senilai US$ 51 miliar.
Laos
Dalam laporan PBB, ekonomi Laos digambarkan tertekan sejak pandemi. Kondisi itu diperparah oleh perang Rusia vs Ukraina. Laos juga mengalami lonjakan utang yang mengakibatkannya harus mengemis restrukturisasi utang bernilai miliaran dolar AS.
Keterpurukan ekonomi Laos bertambah parah karena cadangan devisanya yang makin menipis dan hanya mampu membiayai kurang dari dua bulan impor. Mata uangnya pun jatuh 30 persen yang memperburuk kesengsaraan negara itu.
Kemudian, Inflasi di Laos juga melonjak sebesar 9,9% (year on year) pada April 2022. Berdasarkan Trading Economics, inflasi Laos adalah lonjakan tertinggi kedua di antara negara ASEAN lainnya.
Sebuah negara pada umumnya mengandalkan pembiayaan melalui surat berharga. Jika terjadi gagal bayar, maka kepercayaan dari pemegang obligasi dalam negeri, perbankan hingga pelaku usaha akan berkurang. Akibatnya stabilitas dalam negeri akan terganggu.
Sebagai catatan, gagal bayar utang bukan satu-satunya faktor suatu negara dapat disebut bangkrut. Jika negara tak punya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga bisa dikatakan bangkrut.
Misalnya tidak mampu memenuhi kebutuhan BBM, kemudian tidak mampu menyediakan barang dengan harga terjangkau karena masyarakat negara tersebut susah untuk membeli barang karena mahal. Itu bisa menjadi indikator negara tersebut bangkrut.
Selain Ghana, Laos, Pakistan, Sri Lanka dan Pakistan, terdapat 23 negara lainnya yang berpotensi mengalami kebangkrutan. Daftar tersebut terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga kajian ekonomi, Visual Capitalist.
Sebanyak 25 negara yang terancam bangkrut tersebut berasal dari data-data empat metrik penghitungan, yaitu imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swap (CDS) 5 tahun, beban bunga sebagai persentase dari produk domestik bruto (PDB), serta utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.
Berikut daftar 25 negara yang terancam bangkrut tersebut:
1. El Salvador
2. Ghana
3. Tunisia
4. Pakistan
5. Mesir
6. Kenya
7. Argentina
8. Ukraina
9. Bahrain
10. Namibia
11. Brasil
12. Angola
13. Senegal
14. Rwanda
15. Afrika Selatan
16. Costa Rika
17. Gabon
18. Morocco
19. Ekuador
20. Turki
21. Republik Dominika
22. Ethiopia
23. Colombia
24. Nigeria
25. Meksiko
CNBC INDONESIA RESEARCH
