Syahrul Limpo Mundur, Benarkah Mentan Identik Dengan Parpol?

Tri Putra, CNBC Indonesia
06 October 2023 06:25
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan tanam padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. (Dok: Biro Pers)
Foto: Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan tanam padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. (Dok: Biro Pers)

Jakarta, CNBC Indonesia - Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Menteri Pertanian (Mentan) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis sore (5/10/2023). Meski demikian, surat hanya diterima oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

"Saya sore ini datang meminta waktu Bapak Presiden dan diberi kesempatan melalui Mensesneg Pak Praktikno untuk menyampaikan usul dan pengunduran diri saya sebagai menteri," kata SYL di kantor Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Kamis (5/10).

SYL ingin fokus dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat hukum. "Alasan saya adalah ada proses hukum yang saya hadapi dan saya harus siap hadapi secara serius," ujarnya.

Dirinya berharap masyarakat tidak menghakimi dulu sebelum ada hasil pemeriksaan dan putusan pengadilan. "Tentu biarkan proses hukum berlangsung dengan baik dan saya siap hadapi," jelas SYL.

SYL terpantau tiba sekitar pukul 17.20, bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Siti Nurbaya. Menggunakan mobil Alphard hitam dengan plat nomor B 1298 RFV.

Pratikno akan langsung menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini juga berada di Istana Negara, Jakarta. "Jadi surat itu sudah kami terima baru saja. Dan segera saya laporkan ke Presiden," ujarnya.

"Sebagai tindak lanjut ini kita akan segera menindaklanjuti, nanti saya menunggu arahan bapak Presiden kemungkinannya adalah karena sudah mengundurkan diri maka akan diterbitkan Kepres Pemberhentian dan kita harus mencari orang yang melaksanakan tugas sebagai menteri pertanian," papar Pratikno.

SYL pun menjawab tudingan bahwa dirinya hilang kontak. "Masa hilang saya ada di sini," kata Syahrul Yasin di Kementerian Sekretariat Negara, Kamis (5/10/2023).

Sebelumnya, SYL baru tiba di Indonesia pada Rabu (4/10/2023). Ia sempat dinyatakan hilang kontak usai melakukan perjalanan dinas ke Almeria, Spanyol, dan Roma Italia. Namun, belakangan diketahui dirinya tengah menjalani pengobatan usai kunjungan kerjanya itu.

Sosok SYL tengah menjadi sorotan publik seiring langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelidiki kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).

Banyak dari Parpol

Kementan adalah salah satu kementerian vital di Indonesia yang bertanggung jawab atas pengelolaan sektor pertanian. Kehadiran seorang Mentan yang kompeten dan berintegritas menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga ketahanan pangan dan pertumbuhan sektor pertanian.

Menariknya, dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kecenderungan kuat di mana Mentan yang diangkat berasal dari kalangan politisi partai politik (parpol). Kecenderungan ini dapat diilustrasikan melalui analisis masa jabatan Mentan sejak era Reformasi hingga saat ini.

Pertama, Mentan saat ini,SYL, yang menjabat sejak 23 Oktober 2019, merupakan anggota dari Partai NasDem. Pemilihan politisi partai untuk jabatan ini mungkin dapatĀ dihubungkan dengan upaya penguatan posisi parpol dalam pemerintahan di era Presiden Jokowi.

Kemudian, sebelum SYL, Amran Sulaiman, yang menjabat sebagai Mentan di era Jokowi dari 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019, adalah seorang profesional. Namun, belakangan dia juga terlihat memiliki kedekatan dengan partai politik. Hal ini mencerminkan bahwa walaupun secara formal seorang profesional, Amran Sulaiman masih memiliki keterkaitan politik yang cukup kuat.

Jika kita melihat lebih jauh ke masa jabatan sebelumnya, Mentan cenderung memiliki keterkaitan dengan Parpol. Suswono, Anton Apriantono, dan Mohamad Prakosa, semuanya berasal dari partai politik tertentu, seperti PKS dan PDIP.

Namun, perlu dicatat bahwa di awal era Reformasi, jabatan Mentan sempat dipegang oleh kalangan profesional, seperti Bungaran Saragih pada Kabinet Gotong Royong dan Soleh Solahudin pada masa Reformasi Pembangunan.

Kecenderungan politisasi jabatan Mentan ini mengundang pertanyaan mengenai dampaknya terhadap sektor pertanian Indonesia. Apakah politisasi ini menguntungkan atau merugikan sektor pertanian?

Terlepas dari itu, upaya perbaikan dan peningkatan sektor pertanian harus tetap menjadi fokus utama, terlepas dari latar belakang politik Mentan yang menjabat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation