Newsletter

Investor Ramai-Ramai Jual Surat Utang, Dunia pun Terguncang

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Kamis, 05/10/2023 06:00 WIB
Foto: Infografis/ Sengit! Dunia Rebutan Dolar, Ini Buktinya/ Ilham Restu
  • Pasar keuangan Indonesia masih babak belur pada perdagangan kemarin di mana IHSG, rupiah, dan SBN ada di zona merah
  • Wall Street kompak menghijau dan memutus rekor buruk sebelumnya
  • Aksi sell off di pasar obligasi dan gunjang-ganjing di AS akan menjadi sentimen penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kompak ditutup melemah pada perdagangan kemarin, Rabu (4/10/2023), dimana IHSG sempat anjlok 1,41% sebelum terkoreksi lebih sedikit menjelang penutupan, begitu juga dengan rupiah yang masih bertahan di level psikologi Rp15.600/US$1.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih bergerak beragam pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini akan dibahas pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah 0,78% atau ke 6.886,58 pada perdagangan Rabu (4/10/2023). IHSG kembali ke level psikologis 6.800.

Penurunan IHSG pada perdagangan Rabu kemarin didorong oleh hampir semua sektor kecuali sektor perbankan menguat 0,83% dan sektor kesehatan menguat terapresiasi 0,26%. Selebihnya terkoreksi terutama pada sektor energi yang melemah 2,61% yang sebagian besar diisi oleh penurunan saham komoditas batu bara dan minyak bumi serta pendukungnya dan sektor basic-industry terkoreksi 2,98% yang diisi oleh penurunan saham komoditas emas.

Sebanyak 120 saham bergerak naik, 439 bergerak turun dan 195 tidak berubah dengan transaksi turnover 12,55 triliun dengan 22,73 miliar lembar saham.

Pada perdagangan Rabu (4/10/2023), minyak WTI ditutup ambles 5,61% ke posisi US$84,22 per barel, sementara harga minyak brent masih berjalan dengan anjlok hingga 5,42% ke posisi US$85,99 per barel.

Harga minyak tenggelam ke posisi terendah dalam tiga minggu, tertekan oleh penguatan dolar AS dan sinyal ekonomi global yang semakin suram. Selain itu, kehancuran permintaan bahan bakar menjadi penyebab turunnya harga minyak bumi.

Adapun, harga batu bara terkapar lima hari beruntun, hingga berada di bawah level psikologis US$150 per ton. Penurunan ini menyebabkan si pasir hitam berada di titik terendahnya dalam hampir 2 bulan atau sejak 10 Agustus 2023.

Harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 149,35 per ton atau turun 4,32% pada perdagangan Selasa (3/10/2023). Adapun, harga emas di pasar spot pada perdagangan Selasa (3/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.822,82 per troy ons. Harganya melandai 0,25%. Harga tersebut juga menjadi yang terendah sejak 8 Maret 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir.

Harga emas ambruk setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) masih panas.

Perangkat FedWatch Tool menunjukkan sekitar 30,8% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini lebih besar dibandingkan pekan lalu yang hanya 14%.

Ekspektasi pasar mengenai kebijakan hawkish dari bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) terus memberikan tekanan terhadap rupiah karena suku bunga AS berpotensi mengalami kenaikan sebesar 25 bps di sisa 2023.

Melansir dari Refinitiv pada perdagangan Rabu (4/10/2023), rupiah ditutup di angka Rp15.625/US$ atau melemah 0,32% terhadap dolar AS. Hal ini melanjutkan tren pelemahan rupiah dan terjadi selama tiga hari berturut-turut.

Kabar terbaru, imbal hasil Treasury AS turun kembali dari level tertingginya dalam 16 tahun setelah data ketenagakerjaan AS yang lemah.

Imbal hasil (yield) obligasi di negara tersebut turun kembali setelah menyentuh level tertinggi selama lebih dari satu dekade pada hari Rabu, karena lemahnya data pasar tenaga kerja AS membantu meredakan kekhawatiran investor atas pesan "lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama" dari The Federal Reserve mengenai suku bunga.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun 0,08 poin persentase pada perdagangan sore di New York menjadi 4,73%, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam 16 tahun di 4,88%.

Dari pasar obligasi Indonesia, Surat Berharga Negara (SBN) masih dilepas investor seperti tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melesat 0,83% di level 7.083 pada perdagangan Rabu (4/10/2023). Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Maret 2023 atau enam bulan terakhir.


(saw/saw)
Pages