KTT ASEAN 2023

Ini Alasan China Sulit Lepas dari ASEAN, Ada Cuan Rp 4.000 T

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
05 September 2023 11:05
A woman passes ASEAN Summit flags at Suntec Convention Centre in Singapore, November 11, 2018. REUTERS/Edgar Su
Foto: Seorang wanita melintas di depan bendera ASEAN Summit di Suntec Convention Center di Singapura, 11 November 2018. REUTERS / Edgar Su

Jakarta, CNBC Indonesia - ASEAN masih menjadi mitra dagang terbesar untuk China (Tiongkok). Posisi China juga akan sulit digoyang negara lain ke depan mengingat kedekatan geografis dan peran ekonomi Tiongkok.

Hubungan dialog antara ASEAN dan Tiongkok dimulai ketika H.E. Qian Qichen, Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok saat itu, menghadiri sesi pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke 24 pada bulan Juli 1991 di Kuala Lumpur sebagai tamu Pemerintah Malaysia.

Dia menyatakan minat besar Tiongkok untuk bekerja sama dengan ASEAN demi keuntungan bersama. Selanjutnya, Tiongkok diberikan status Mitra Dialog penuh pada AMM ke 29 pada bulan Juli 1996 di Jakarta, Indonesia.

Hubungan perdagangan Tiongkok dengan ASEAN masih berlanjut hingga saat ini. Tiongkok telah membina hubungan ekonomi dan perdagangannya dengan negara-negara anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara-negara di sepanjang Belt and Road, sehingga memberikan lebih banyak peluang bagi perusahaan Tiongkok untuk menjajaki pasar luar negeri.


Kemitraan dagang ASEAN-China ditingkatkan dalam bentuk ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang berlaku sejak 1 Januari 2019. Merujuk pada ACFTA Centre, dengan pemberlakuan ACFTA akan ada penghapusan tarif untuk 94,6% dari semua jalur tarif untuk ekspor asal Indonesia ke China.

Memungkinkan pengiriman barang bolak-balik di negara-negara anggota:. Barang-barang asal ACFTA yang dibawa ke Indonesia dari negara-negara ASEAN atau China dan diekspor kembali ke negara-negara tersebut, tanpa pemrosesan di Indonesia, dapat menikmati konsesi tarif. Produk asal yang melewati Para Pihak juga dapat mempertahankan status asalnya.

Mengizinkan faktur barang pihak ketiga: Otoritas pabean di negara pengimpor dapat menerima Surat Keterangan Asal ketika faktur penjualan dikeluarkan dari negara atau perusahaan lain yang mengekspor barang asal di berbagai sektor, asalkan barang tersebut memenuhi persyaratan.

Pada periode Januari hingga Juli 2023, ASEAN tetap menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok. Perdagangan Tiongkok dengan anggota ASEAN meningkat 2,8% (yoy).

Dalam tujuh bulan pertama tahun 2023, perdagangan Tiongkok dengan negara-negara sepanjang Belt and Road berjumlah 8,06 triliun yuan, melonjak 7,4% (yoy) dan menyumbang 34,2% dari total nilai perdagangan Tiongkok.

Namun secara bulanan, ekspor Tiongkok ke ASEAN mengalami penurunan menjadi US$ 41,77 miliar pada Juli 2023 dari US$ 43,30 miliar pada Juni 2023. Bila dirupiahkan maka angkanya menembus Rp 659,24 triliun.

Jika merujuk ke Kantor Kepabeanan China, ekspor China ke ASEAN menembus US$ 263,16 miliar sementara itu impor hanya US$ 184,16 miliar pada Januari-Juni 2023. Artinya ada, defisit sebesar US$ 79 juta pada perdagangan dengan kedua wilayah.

Ekspor China ke ASEAN yang mencapai US$ 263,16 miliar setara dengan 15,8% dari total ekspor China pada semester I-2023. Bila dirupiahkan maka angkanya menembus Rp 4.013 triliun.

Ekspor China ke ASEAN hanya kalah dari ke kawasan Eropa yang menembus US$ 358,45 miliar.
Dengan jumlah negara ASEAN yang hanya 11 negara sementara ada sekitar 52 negara tujuan ekspor China di Eropa maka bisa dibilang ASEAN sudah menjadi tujuan utama ekspor Tiongkok.

Ekspor ke Amerika Utara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada, bahkan hanya menembus US$ 261,37 miliar pada Januari-Juni 2023.
Secara keseluruhan, nilai dagang China dan ASEAN menembus US$ 447,33 atau sekitar Rp 6.822 triliun.

asean

Hubungan ASEAN terhadap Tiongkok dan AS

Beberapa tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan pesat dalam hubungan persahabatan dan kerja sama antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Beberapa tahun lalu, Tiongkok merupakan negara dialog dan konsultasi dengan ASEAN. Kini, Tiongkok menjadi mitra dialog penuh dengan ASEAN, dan hubungan Tiongkok dan ASEAN telah memasuki tahap baru.

Di bidang politik, kedua belah pihak sering melakukan dialog tingkat tinggi dan pertukaran kunjungan di semua tingkatan. Hal ini telah memperdalam saling pengertian dan persahabatan.

ASEAN lebih merupakan sebuah kelompok geopolitik, para anggotanya memiliki kesamaan geografis namun masing-masing memiliki karakteristik politik, sosial, agama dan budaya yang unik. Negara-negara anggotanya berada pada tahap perkembangan ekonomi yang berbeda, dan sejarah terkini serta perubahan kepemimpinan mereka telah membentuk hubungan mereka dengan Tiongkok.

ASEAN menyadari sepenuhnya posisi strategisnya dalam sistem global. Meskipun tingkat kepercayaan politik negara-negara ASEAN terhadap Tiongkok berbeda-beda, negara-negara ASEAN tidak ingin memihak dalam persaingan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS). Netralitas adalah pendirian bersama ASEAN.

AS menganggap Tiongkok sebagai "satu-satunya negara dengan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi yang secara serius menantang sistem internasional yang stabil dan terbuka." Oleh karena itu, hubungan AS dan Tiongkok kemungkinan besar tidak akan berubah di masa mendatang, terlepas dari pergantian kepemimpinan politik di Washington.

Hubungan AS dan Tiongkok akan tetap menjadi hubungan yang akan bersifat kompetitif dan bersifat kolaboratif ketika dapat menjadi permusuhan ketika diperlukan.

Asia Tenggara menjadi salah satu medan persaingan geopolitik AS dan Tiongkok karena kawasan Asia Pasifik merupakan kunci mempertahankan hegemoni global AS.

Bagi Tiongkok, dukungan ASEAN sangat penting untuk menghancurkan hambatan yang dikekang AS. Mengingat realitas geopolitik dan untuk menghilangkan hambatan dalam hubungan Tiongkok dengan ASEAN, kemungkinan besar Tiongkok harus segera menyesuaikan kebijakan Laut Cina Selatan untuk menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung lama.

Amerika Serikat adalah negara yang berjarak ribuan mil dari Asia Tenggara. Kepentingannya terhadap ASEAN terutama bersifat geopolitik, sehingga hubungannya dengan negara-negara ASEAN bersifat transaksional. Bagi Tiongkok, negara-negara ASEAN adalah tetangga terdekatnya.

Kepentingan Tiongkok di Asia Tenggara harus bersifat komprehensif dan berjangka panjang. Bagi negara-negara ASEAN, menjaga netralitas dan sentralitas di era persaingan negara-negara besar tidak diragukan lagi memerlukan diplomasi yang terampil.

Prospek Ekonomi ASEAN

Pertumbuhan di negara-negara berkembang di Asia telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi ketidakpastian global. Perekonomian di kawasan negara-negara ASEAN 10, Republik Rakyat Tiongkok dan India telah mampu menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, perang agresi Rusia terhadap Ukraina, dan krisis global serta perlambatan ekonomi.

Hal ini sebagian disebabkan oleh respons kebijakan moneter dan makroekonomi yang tepat, kinerja ekspor yang baik, dan permintaan domestik yang kuat di beberapa negara.

Tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) rata-rata negara-negara berkembang di Asia diperkirakan akan meningkat menjadi 5,3% pada tahun 2023 dan 5,4% pada tahun 2024. Rata-rata pertumbuhan PDB riil ASEAN diperkirakan akan mencapai 4,6% pada 2023 dan 4,8% pada 2024, lebih lemah dibandingkan  2022, namun menunjukkan ketahanan, berdasarkan kerangka proyeksi Pusat Pengembangan OECD.

Berikut tabel (persentase) Pertumbuhan PDB riil di ASEAN, Tiongkok dan India 2021 hingga prospek 2024.

asean

Kemudian, pertumbuhan PDB Tiongkok melambat menjadi 2,9% pada kuartal IV-2022 dan secara keseluruhan tumbuh sebesar 3% pada tahun 2022, dan diperkirakan akan pulih sepenuhnya pada tahun 2023. Pemulihan didorong kontribusi perdagangan dengan negara-negara di ASEAN.

asean

Total PDB mencapai 121 triliun yuan dengan pertumbuhan 3% pada tahun 2022. Kemudian total investasi aset tetap mencapai 57 triliun yuan, meningkat 5,1%. Total investasi real estat berkurang 10% menjadi 13 triliun yuan.

Selain itu, PMI terus turun di kuartal IV-2022. Namun, nilai tambah industri tumbuh 3,6% pada tahun 2022.

Kemudian total penjualan ritel barang konsumsi turun 0,2% menjadi 44 triliun yuan. Adapun, impor dan ekspor meningkat 7,7% menjadi 42 triliun yuan. Dan PPI turun menjadi -0,7% dan CPI naik 1,8% di bulan Desember.


CNBC Indonesia Research

(saw/mae)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation