
Suhu Politik RI Mulai Memanas, IHSG & Rupiah Ikut Bergejolak?

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang akan membayangi pergerakan IHSG, rupiah, dan SBN sepekan ini, termasuk hari ini.
Pada pekan ini, tidak ada data ekonomi yang sangat kuat ataupun ditunggu pelaku pasar global domestik. Namun, ada event besar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan menyedot perhatian warga Indonesia. Namun, pasar kemungkinan akan mencermati dampak dari kenaikan pengangguran AS serta dampaknya kepada kebijakan The Fed.
Seperti diketahui, pengangguran AS secara mengejutkan melesat menjadi 3,8% pada Agustus. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,5% ataupun pada Juli yang tercatat 3,5%. Kenaikan pengangguran AS ini diharapkan bisa membuat The Fed melunak.
Pelaku pasar juga perlu mencermati perkembangan politik yang memanas pekan lalu. Kondisi perpolitikan memanas pekan lalu setelah secara mengejutkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merapat ke kubu Anies Baswedan.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau dikenal Cak Imin Bhkan langsung digandeng sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) buat Anies.
Padahal, PKB sebelumnya adalah pendukung koalisi Indonesia Maju dengan kubu calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Dalam beberapa survei, Cak Imin jugalebih kerap disandingkan dengan Prabowo.
Merapatnya PKB ke Anies dan Cak Imin membuat peta koalisi berubah.
Kubu Prabowo kehilangan dukungan PKB. Prabowo Subianto akan maju sebagai capres dengan dukungan Partau Gerinda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Gelora.
Kubu Anies-Baswedan kehilangan dukungan Partai Demokrat yang kecewa karena Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) gagal dipinang sebagai cawapres Anies.
Sejauh ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih mendukung pencalonan Anies meskipun akan keputusan akhir akan devoting melalui rapat Majelis Syura.
Anies akan didukung juga oleh Partai Nasional Demokrat.
Kubu Ganjar masih didukung partai Persatuan Pembangunan (PPP), PDI-Perjuangan, Peindo, dan Hanura,
Selain peta koalisi yang berubah, pencalonan Cak Imin-Anies membuat politik panas karena politikus mulai saling sindir. Prabowo menyebut jika akhir-akhir ini ada banyak aroma pengkhianatan.
Pendiri Partai Demokrat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menyindir soal perselingkuhan dan pengkhianatan dengan menyebut ada musang dibalik domba.
Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Sutyanto mengingatkan kondisi politik akan memanas ke depan seiring dengan makin dekatnya pemilu.
"Memang sudah mulai panas karena tahun politik ya memang harusnya tahun ini karena Februari (2024) sudah ada nyoblos. Penjajakan koalisi sudah lama tetapi dalam hitungan hari bisa berubah, bisa pindah. Mungkin akan bakal unexpected lain," tutur David, kepada CNBC Indonesia.
David menjelaskan pencalonan Cak Imin-Anies menunjukkan peta politik bisa berubah dengan cepat. Penjajakan lama antar partai politik (parpol) belum tentu akan berakhir sama.
Namun, perubahan peta politik akan dianggap pasar hal biasa dan wajar selama itu masuk akal dan tidak menimbulkan gejolak serta gesekan antar partai.
"Di pasar berlaku my word is my bond. Ucapan saya adalah jaminan saya. Jadi kalo misalnya dari awalnya bisa berubah dalam waktu cepat dan tidak melalui langkah sesuai dengan etika. Tentunya pelaku pasar tidak akan suka dengan hal itu," imbuhnya.
Secara umum, gejolak politik saat ini belum banyak berpengaruh ke pasar. Pasalnya, market juga belum melihat visi dan misi masing-masing capres yang maju pada pemilu 2024.
"Dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap bursa. Akan tetapi pencalonan yang mendadak tersebut memberikan kesan bahwa pasangan tersebut disatukan bukan karena persamaan visi dan misi," tuturnya.
(mae/mae)