Belajar dari Milan: Kota Paling Polusi Jadi Terbersih Sedunia

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
30 August 2023 18:35
Pemandangan udara bersih kota Milan, Italia
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Milan, pusat mode dunia dan salah satu kota terpenting di Italia pernah menjadi kota dengan tingkat polusi tertinggi se-Eropa pada 2008 lalu. Namun, Milan kemudian berbenah dan berhasil membalikkan nasib menjadi kota dengan kualitas udara terbaik se-dunia.

Pada awal 2008 lalu asap tebal yang menyelimuti kota menandai tingginya polutan yang terakumulasi di atmosfer. Hal tersebut membuat Milan dapat julukan "The Big Smog of Milan".

Hal tersebut disebut sebagai peristiwa polusi udara terparah yang pernah dialami Milan, kira-kira terjadi selama periode Januari - Februari 2008 yang disebabkan cuaca buruk dan pola angin yang stagnan, serta lalu lintas kendaraan bermotor tinggi dan aktivitas industri..

Pada waktu itu, kadar PM10 dan PM 2,5 mencapai tingkat tertinggi yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Perlu diketahui, Particulate Matter (PM) merupakan salah satu polutan yang berupa partikel-partikel kecil yang dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia dan mengganggu kesehatan.

Berdasarkan data yang dikutip science on the net, ada sekitar 30.000 orang meninggal di Italia tiap tahunnya akibat polusi udara. Hal tersebut membuat rata-rata angka harapan hidup warga Italia menyusut sebanyak 10 bulan.

Wilayah Italia Utara termasuk Milan menjadi kota dengan angka harapan hidup berkurang paling banyak mencapai 14 bulan. Sementara untuk Italia tengah berkurang 6,6 bulan, kemudian untuk wilayah Italia Selatan susut 5,7 bulan.

Melansir dari NewScientist, ada sebuah penelitian yang dilakukan 2008 lalu terhadap sekitar 2000 orang di wilayah Lombardy, Italia. Hasil penelitian menemukan tingginya kadar partikel kecil di udara bisa membuat darah lebih cepat menggumpal. Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut deep vein thrombosis (DVT).

DVT terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di tungkai bawah atau paha. Jika bekuan darah terlepas, maka dapat berpindah ke paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas bahkan kematian.

Partikel yang dipelajari para peneliti sering disebut PM10, karena berukuran 10 mikron (seperseratus milimeter) atau kurang. Partikel-partikel kecil ini telah mengkhawatirkan kesehatan masyarakat selama beberapa dekade karena kemampuannya menembus paru-paru dan memasuki aliran darah.

Beberapa peneliti menemukan bahwa risiko trombosis 70% lebih besar untuk setiap peningkatan 10 mikrogram per meter persegi dari PM10.

Kualitas udara yang makin memburuk menjadi satu masalah nasional dan menjadi perbincangan hangat berbagai kalangan. Oleh karena itu, pemerintah Milan bekerjasama dengan masyarakat setempat menggalakkan berbagai kebijakan untuk mengurangi emisi.

Beberapa yang dilakukan pada 2008 lalu adalah melakukan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor plat pada hari-hari tertentu dan menggratiskan transportasi umum dalam periode polusi yang tinggi.

Tak hanya itu, pada 2009 lalu Milan secara resmi tergabung dalam C40 Cities yang merupakan jaringan perkotaan global yang bertujuan mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan solusi berkelanjutan di kota-kota besar di seluruh dunia.

Tujuan utama C40 Cities adalah untuk menciptakan platform kolaboratif di antara kota-kota besar agar dapat bertukar pengalaman, pengetahuan, dan solusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Sejak bergabung, aksi nyata yang dilakukan semakin meningkat seperti memperluas ruang terbuka hijau yang mendukung para pejalan kaki dan pengguna sepeda, menetapkan disinsentif bagi pengguna kendaraan bermotor seperti untuk parkir, pajak, dan lain-nya. sebaliknya diberikan insentif untuk penggunaan kendaraan berbasis baterai yang lebih ramah lingkungan.

Kemudian, pada Februari 2022 lalu aksi nyata semakin digencarkan pemerintah Milan yang tertuang pada rencana Kualitas Udara dan Iklim (Air Quality and Climate Plan). Rencana mencakup tindakan yang secara khusus didedikasikan untuk peningkatan kualitas udara.

Apple store di Milan, Italy. (Getty Images/Vincenzo Lombardo)Foto: Apple store di Milan, Italy. (Getty Images/Vincenzo Lombardo)
Apple store di Milan, Italy. (Getty Images/Vincenzo Lombardo)

Rencana tersebut sudah selesai disesuaikan dengan pedoman pengembangan strategi jangka panjang Kualitas Udara WHO untuk polutan udara (termasuk PM10, PM2.5 dan O3) pada akhir 2021. Pedoman meliputi komitmen kota Milan menyediakan alat-alat yang memadai, analisis konsentrasi polutan sesuai standar, dan tinjauan langkah-langkah yang direncanakan dan akan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas udara.

Saat ini, Milan mengoperasikan lima stasiun pemantauan kualitas udara multi-parameter dan referensi dekat, yang dikalibrasi secara berkala dengan stasiun referensi. Platform digital secara khusus digunakan untuk memantau kualitas udara telah dikembangkan sejak 2022 lalu untuk mengelola data jaringan sensor dan membantu kesadaran masyarakat untuk memantau kualitas udara terkini.

Melalui rencana tersebut, pemerintah Milan menargetkan bisa menjadi kota Netral Karbon pada 2025 mendatang. Selain itu, target pada tahun yang sama penggunaan transportasi umum diharapkan bisa lebih masif dengan pengurangan lebih 50% kendaraan bermotor pribadi, kemudian pada 2030 mendatang pemerintah juga menargetkan kendaraan motor pribadi bisa berkurang lebih dari 50%.

Kebijakan yang masif juga disertai dengan pendanaan yang kuat, pemerintah Kota Milan memberikan dukungan keuangan untuk penggantian kendaraan yang berpolusi tinggi, pembangkit listrik tenaga panas yang sudah tua, dan penerapan sistem energi terbarukan dengan jumlah total sebesar 32 juta Euro atau setara Rp530,11 triliun (kus Rp16.565/Euro). .

Berkat berbagai hal tersebut, kemarin Selasa (29/8/2023) Milan sempat menjadi kota dengan kualitas udara terbaik menurut alat ukur IQAir, teknologi asal Swiss dengan AQI US berada di angka 4.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]  

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation