Newsletter

Batu Bara Kembali Membara, IHSG Bisa Ikutan Mendidih?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
29 August 2023 06:12
Bursa
Foto: Pexels/Kampus Production

IHSG akan mendapatkan kekuatan pada perdagangan hari ini melalui  kinerja positif Wall Street yang menguat. Selain itu efek dari pernyataan ketua The Fed Jerome Powell menambah rasa optimis pasar.

Saham-saham mulai bangkit setelah pernyataan baru dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Pada hari Jumat, Powell menunjukkan beberapa tanda berlanjutnya pertumbuhan ekonomi dan belanja konsumen yang kuat, namun mengindikasikan bahwa bank sentral akan "melanjutkan dengan hati-hati" kenaikan suku bunga tambahan.

Powell mengatakan akan hati-hati dalam menaikkan suku bunga acuan The Fed. Selain itu ekonomi Amerika Serikat yang di gadang-gadang akan terjadi resesi nyatanya malah makin menguat.

Hal tersebut membuat para investor optimis akan keadaan ekonomi AS yang masih solid sehingga instrumen risiko menjadi menarik.

Ekspektasi investor soal suku bunga pada rapat The Fed September adalah tidak ada kenaikan. Menurut perangkat Fedwatch, 80% investor yakin Powell akan menahan suku bunga meskipun ada peluang kembali naik setelahnya.

Pelaku pasar hari ini akan menunggu data penting dari AS yakni pembukaan lapangan kerja JOLTS yanga akan mengukur berapa banyak lowongan pekerjaan yang terbuka pada periode akhir Juli 2023.  Pasar berekspektasi jumlah lapangan kerja baru yang akan tercipta akan turun menjadi 9,465 juta, dari 9, 58 juta pada Juni 2023.
Jika lapangan kerja yang tercipt lebih besar maka harapan pelaku pasar melihat The Fed melunak bisa menjauh.

Investor juga mengamati indeks pengeluaran konsumsi pribadi AS yang akan dirilis pada Kamis, diikuti oleh data penggajian non-pertanian baru serta angka pengangguran pada Jumat pagi.

Ekspektasi positif dari investor mengenai suku bunga juga berpengaruh terhadap saham-saham teknologi Indonesia yang selama ini tertekan karena suku bunga The Fed yang terus naik.

Jika kemudian suku bunga tertahan, harga saham sektor teknologi akan mendapatkan momentum untuk menguat.

Selain itu kebangkitan harga batu bara dunia juga bisa diperhatikan karena memiliki korelasi positif terhadap harga saham emiten batu bara.

Pada perdagangan kemarin, harga batu bara dunia kontrak Oktober menguat 1,3% menjadi US$161,55 per ton. 

Sebelumnya, batu bara mencatat rekor dengan menguat selama 12 hari beruntun pada pekan lalu. Rekor terakhir kali tercipta pada akhir Desember 2010 atau 12 tahun terakhir. Pada saat batu bara melambung luar biasa pada 2022 lalu pun, harga batu bara tidak mampu mencetak penguatan selama 12 hari. Penguatan terlamanya berlangsung sepuluh hari beruntun.

Sentimen pergerakan sepanjang pekan ini datang dari China yang belum mencapai puncak musim panasnya, permintaan India yang berpotensi menguat kembali, Perancis yang mendapat izin mengelola pembangkit listrik batu bara, dan permasalahan rencana mogok kerja di tambang Australia yang mengancam pasokan gas.

Kabar baik juga datang untuk batu bara dari Eropa. Pemerintah Perancis telah mengizinkan penggunaan bahan bakar fosil untuk menghindari kekurangan listrik menjelang musim dingin mendatang.

Langkah ini dilakukan ketika produksi perusahaan utilitas besar Electricite de France (EDF), yang menyediakan lebih dari separuh listrik Perancis, dilaporkan akan tetap di bawah tingkat historis pada musim dingin ini karena masalah dengan armada reaktor nuklirnya yang terkena dampak korosi tegangan.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular