Internasional

Batu Bara Belum Mati, Berita Baik Datang dari Eropa

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 August 2023 21:30
A pile of coal is seen at a warehouse of the Trypillian thermal power plant, owned by Ukrainian state-run energy company Centrenergo, in Kiev region, Ukraine November 23, 2017. Picture taken November 23, 2017. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik datang untuk batu bara dari Eropa. Pemerintah Perancis telah mengizinkan penggunaan bahan bakar fosil untuk menghindari kekurangan listrik menjelang musim dingin mendatang.

Outlet berita Bloomberg menyebut Perancis telah memperpanjang izin bagi perusahaan pembangkit listrik untuk membakar lebih banyak batu bara dalam beberapa bulan ke depan.

Langkah ini dilakukan ketika produksi perusahaan utilitas besar Electricite de France (EDF), yang menyediakan lebih dari separuh listrik Perancis, dilaporkan akan tetap di bawah tingkat historis pada musim dingin ini karena masalah dengan armada reaktor nuklirnya yang terkena dampak korosi tegangan.

"Ketegangan pada sistem tenaga listrik saat ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Kementerian Transisi Ekologi Prancis, mengacu pada prospek keluaran tenaga angin dan surya serta penurunan konsumsi energi, seperti dikutip RT, Senin (28/8/2023).

"Namun, kita harus mengambil semua langkah untuk menjamin keamanan pasokan energi bagi Prancis dalam hal apa pun," tambahnya, mencatat kemungkinan bahwa konflik di Ukraina mungkin belum berakhir pada musim dingin akan sangat sulit.

Pada saat yang sama, pemerintah Perancis telah memperketat persyaratan pengoperasian dua pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) yang tersisa di negara tersebut. Produsen listrik hanya akan diizinkan beroperasi hingga 1.800 jam pada musim dingin mendatang, atau sekitar 11 minggu, turun dari 2.500 jam pada musim dingin lalu.

Berdasarkan keputusan pemerintah, pembangkit listrik tenaga batu bara harus membayar lebih banyak untuk setiap ton karbon dioksida yang dilepaskan.

Harga listrik di Uni Eropa melonjak tahun lalu menyusul keputusan blok tersebut untuk meninggalkan energi Rusia sebagai bagian dari kebijakan sanksinya karena perang dengan Ukraina.

Prancis, yang pernah menjadi eksportir listrik ke UE, harus sangat bergantung pada impor listrik dari negara-negara tetangga pada musim dingin lalu. Banyak pembangkit listrik tenaga nuklir di negara tersebut, yang menyumbang 70% dari produksi listrik negara tersebut, telah ditutup untuk pemeliharaan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suntik Mati PLTU Perlu APBN? Simak Penjelasan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular