CNBC Indonesia Research

Dampak Limbah Nuklir Fukushima: Ikan dari Jepang Aman?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
28 August 2023 09:35
Pemandangan dari udara menunjukkan tangki berisi air yang terkontaminasi dan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang meleleh. AP/
Foto: Pemandangan dari udara menunjukkan tangki berisi air yang terkontaminasi dan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang meleleh. AP/
  • Jepang telah mengumumkan akan melepaskan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.
  • Rencana Jepang untuk melepaskan limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut menuai kontroversi.
  • Negara Indonesia sudah panik dengan persoalan ini, haruskah Indonesia juga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang  telah membuang air limbah dari pembangkit nuklir Fukushima Kamis lalu (24/8/2023). Hal ini dilakukan agar wilayah sekitar pembangkit nuklir yang rusak dihantam tsunami 2011 lalu itu dapat segera dinonaktifkan dengan aman.

Hal ini memicu reaksi keras dari China dan banyak negara lain yang khawatir pembuangan itu akan mengancam ekosistem laut.

Sejak bencana tsunami pada 2011 yang merusak PLTN itu, lebih dari satu juta ton air limbah yang sudah diolah telah terkumpul di sana. Jepang sekarang ingin membuangnya ke Samudra Pasifik.

Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), telah menerbitkan laporan yang mendukung rencana Jepang. Namun sejak diumumkan dua tahun yang lalu, rencana tersebut telah menjadi sangat kontroversial di Jepang.

Oposisi terhadap rencana Jepang untuk membuang air limbah olahan dari situs nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik menimbulkan risiko terhadap ekspor utama, termasuk makanan laut dan kosmetik.

Pejabat di China daratan dan Hong Kong, keduanya importir utama barang-barang Jepang, telah menegaskan kembali kekhawatiran atas proposal tersebut bahkan setelah Badan Energi Atom Internasional mengonfirmasi tinjauan dua tahun telah menyimpulkan bahwa strategi pembuangan aman dan sejalan dengan standar global.

Hong Kong telah "berulang kali menyatakan keprihatinan serius tentang dampak rencana pembuangan terhadap keamanan pangan," dan berencana untuk memberlakukan beberapa pembatasan pada makanan laut dari daerah berisiko tinggi setelah pelepasan limbah Fukushima dimulai, kata pemerintah kota Selasa malam dalam sebuah pernyataan.

Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang 22 Agustus 2023, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. (Mandatory credit Kyodo via REUTERS)Foto: Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang 22 Agustus 2023, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. (via REUTERS/KYODO)
Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang 22 Agustus 2023, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. (Mandatory credit Kyodo via REUTERS)

.

Meskipun ada pembatasan pada beberapa produk makanan yang terkait dengan krisis Fukushima 2011, yang merupakan bencana nuklir terburuk sejak Chernobyl, ekspor pertanian dan makanan laut Jepang naik ke rekor tahun lalu. Pembelian China mencapai ¥278,3 miliar alias sekitar US$ 1,9 miliar, di mana sekitar sepertiganya adalah makanan laut.

Menilik Bahaya Limbah Bagi Manusia

Melansir dari Live Science, kekhawatiran utamanya adalah air yang diolah akan mengandung isotop berbahaya yang menimbulkan risiko bagi manusia dan ekosistem laut. Namun, air yang diolah telah disaring dan hampir semua isotop berbahaya telah dihilangkan, kecuali jejak tritium.

Tritium, sebuah isotop hidrogen, sulit dipisahkan seluruhnya dari air, namun tritium telah diencerkan sedemikian rupa sehingga kadarnya jauh di bawah batas peraturan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tritium dianggap relatif tidak berbahaya bagi manusia karena radiaktifnya tidak dapat menembus kulit manusia.

Meski berbahaya, pemerintah Jepang akan memantau air saat dilepaskan dan telah meyakinkan dunia bahwa mereka akan menghentikan pembuangannya jika mereka mendeteksi adanya bahan radioaktif dengan konsentrasi sangat tinggi.

People work at the Fukushima Daiichi nuclear power plant, operated by Tokyo Electric Power Company Holdings, also known as TEPCO, in Futaba town, northeastern Japan, Friday, July 14, 2023. (AP Photo/Hiro Komae)Foto: AP/Hiro Komae
People work at the Fukushima Daiichi nuclear power plant, operated by Tokyo Electric Power Company Holdings, also known as TEPCO, in Futaba town, northeastern Japan, Friday, July 14, 2023. (AP Photo/Hiro Komae)

Malaysia Sudah Khawatir, Haruskah Indonesia Ikutan?

Malaysia mengatakan bahwa mereka akan memeriksa dengan cermat semua produk makanan berisiko tinggi yang diimpor dari negara tersebut.

"Kementerian Kesehatan akan memberlakukan pemeriksaan (Pengawasan) Tingkat 4 di pintu masuk negara tersebut terhadap produk makanan berisiko tinggi yang diimpor dari Jepang untuk analisis kandungan bahan radioaktif," kata Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Bin Abu Hassan dalam pernyataannya, seperti dikutipChannel News Asia.

Artinya, Kementerian Kesehatan Malaysia memantau aktivitas di pintu masuk negara dan pasar lokal untuk memastikan keamanan pangan terjamin ini juga harus diyakinkan kepada masyarakatnya.

Selain itu, data Kementerian Kesehatan mengungkap, ikan dan produk berbahan dasar ikan termasuk produk yang paling banyak diimpor dari Jepang. Disusul buah-buahan, sayuran, serta makanan dan minuman olahan dengan nilai total US$190 juta.

Menyusul berita bahwa air limbah yang telah diolah akan dibuang dari Fukushima ke laut, masyarakat Malaysia telah menyatakan keprihatinan atas masalah keamanan pangan, khususnya makanan laut yang diimpor dari Jepang.

Pemerintah Indonesia harus merespon serius hal ini. Pasalnya juga bakal mengancam perairan Indonesia. Banyak hal-hal negatif utamanya dalam jangka panjang dan semakin mengakibatkan situasi buruk bagi ekologis dunia.

Sementara, makanan laut Jepang belum dilarang di Singapura. Badan Pangan Singapura (SFA) mempertahankan pendiriannya mengenai keamanan pangan dari Jepang, dengan mengatakan bahwa hasil pengawasannya, termasuk radiasi, cukup memuaskan.

Mengutip laporan Straits Times, sejak tahun 2013, SFA belum mendeteksi adanya kontaminan radioaktif dalam makanan impor dari Jepang dan bahwa produk makanan yang gagal dalam inspeksi dan pengujian SFA tidak akan diizinkan untuk dijual di Singapura.

Namun sebagian konsumen di Singapura tetap mengatakan akan menghindari konsumsi makanan laut asal Jepang

Mengenai apakah Singapura akan mengikuti langkah Tiongkok dan Korea Selatan dalam melarang impor makanan laut dari Jepang, SFA akan mengacu pada tanggapan parlemen yang dibuat oleh Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Grace Fu pada 3 Agustus.

Indonesia Pengimpor Garam, Waspadalah!

Sebagaimana diketahui, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia selalu melakukan impor dalam jumlah yang besar setiap tahunnya.Meskipun Indonesia berada di daerah tropis, nyatanya tidak semua wilayah cocok untuk memproduksi garam.

BPS mencatat volume impor garam Indonesia mencapai 2,83 juta ton dengan nilai US$107,5 juta sepanjang 2021 atau sekitar Rp1,5 triliun (asumsi kurs tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp14.197 per US$).

Pemandangan dari udara menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi setelah gempa bumi yang kuat, di kota Okuma, prefektur Fukushima, Kamis (17/3/2022). (via REUTERS/KYODO)Foto: Pemandangan dari udara menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi setelah gempa bumi yang kuat, di kota Okuma, prefektur Fukushima, Kamis (17/3/2022). (via REUTERS/KYODO)
Pemandangan dari udara menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi setelah gempa bumi yang kuat, di kota Okuma, prefektur Fukushima, Kamis (17/3/2022). (via REUTERS/KYODO)

 

Sementara, nilai impor tersebut tersebut naik 13,7% (year-on-year/yoy) dibanding tahun sebelumnya, yang besarnya US$94,5 juta pada 2020.

Jika dirunut ke belakang, nilai impor garam Indonesia tercatat meningkat sejak 2017 hingga 2019 seperti terlihat pada grafik. Nilainya sempat turun tipis 0,9% (yoy) pada 2020, namun kembali meningkat pada 2021.

Hasil riset Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tingginya impor garam Indonesia ini disebabkan karena beberapa hal yakni garam produksi rakyat belum bisa untuk memenuhi spesifikasi kebutuhan garam industri.

Kedua, luas lahan produksi garam masih terbatas karena tidak semua wilayah Indonesia sesuai untuk produksi garam, meskipun terletak di garis khatulistiwa wilayah Indonesia sering diwarnai oleh awan atau mendung.

Berdasarkan data BPS berikut negara asal utama impor garam Indonesia pada 2021.

Dari data tersebut, negara utama impor garam Indonesia adalah Australia dengan realisasi mencapai 2,1 juta ton pada tahun 2021.
Selain Australia, Indonesia juga banyak mengimpor garam dari Tiongkok atau China. Impor garam dari Negeri Tirai Bambu ini juga selalu mengalami fluktuatif setiap tahunnya.
Negara-negara ini juga berkaitan erat dengan lautan yang terdampak limbah nuklir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation