CNBC Indonesia Research

Limbah Nuklir Jepang Bikin Panik Dunia, Laut RI Bisa Terimbas

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
07 July 2023 10:35
Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. (Tangkapan Layar Video Reuters/E-BRIEFING / SHINAN COUNTY HANDOUT / FOREIGN POOL)
Foto: Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. (Tangkapan Layar Video Reuters/E-BRIEFING / SHINAN COUNTY HANDOUT / FOREIGN POOL)
  • Rencana Jepang untuk melepaskan limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut menuai kontroversi.
  • Rencana Tokyo Electric Power (Tepco) untuk membuang air limbah volumenya setara dengan sekitar 500 kolam renang ukuran Olimpiade yang tentu menuai cekaman.
  • Anehnya, PBB dan IAEA memberikan persetujuan kepada Jepang untuk melepaskan air radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima ke laut.

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Jepang untuk melepaskan limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut menuai kontroversi dan reaksi negatif dari banyak pihak.

Dilansir dari South China Morning Post, regulator nuklir negara itu pada telah memulai pemeriksaan akhir air yang saat ini disimpan di sekitar 1.000 tangki besar.
Limbah ini akan disaring dan diencerkan sebelum dilepaskan melalui terowongan bawah air yang membentang satu kilometer ke lautan.

Namun, sementara Tokyo telah berusaha untuk meminta persetujuan dari regulator nuklir domestiknya dan memastikan air memenuhi standar keamanan internasional, usaha tersebut terus memicu kontroversi.

Sejak bencana tsunami pada 2011 yang merusak PLTN itu, lebih dari satu juta ton air limbah yang sudah diolah telah terkumpul di sana. Jepang sekarang ingin membuangnya ke Samudra Pasifik.

Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), telah menerbitkan laporan yang mendukung rencana Jepang. Namun sejak diumumkan dua tahun yang lalu, rencana tersebut telah menjadi sangat kontroversial di Jepang.

Oposisi terhadap rencana Jepang untuk membuang air limbah olahan dari situs nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik menimbulkan risiko terhadap ekspor utama, termasuk makanan laut dan kosmetik.

Pejabat di China daratan dan Hong Kong, keduanya importir utama barang-barang Jepang, telah menegaskan kembali kekhawatiran atas proposal tersebut bahkan setelah Badan Energi Atom Internasional mengonfirmasi tinjauan dua tahun telah menyimpulkan bahwa strategi pembuangan aman dan sejalan dengan standar global.

Hong Kong telah "berulang kali menyatakan keprihatinan serius tentang dampak rencana pembuangan terhadap keamanan pangan," dan berencana untuk memberlakukan beberapa pembatasan pada makanan laut dari daerah berisiko tinggi setelah pelepasan limbah Fukushima dimulai, kata pemerintah kota Selasa malam dalam sebuah pernyataan. 

Meskipun ada pembatasan pada beberapa produk makanan yang terkait dengan krisis Fukushima 2011, yang merupakan bencana nuklir terburuk sejak Chernobyl, ekspor pertanian dan makanan laut Jepang naik ke rekor tahun lalu. Pembelian China mencapai ¥278,3 miliar alias sekitar US$ 1,9 miliar, di mana sekitar sepertiganya adalah makanan laut.

Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. (Tangkapan Layar Video Reuters/E-BRIEFING / SHINAN COUNTY HANDOUT / FOREIGN POOL)Foto: Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. (Tangkapan Layar Video Reuters/E-BRIEFING / SHINAN COUNTY HANDOUT / FOREIGN POOL)
Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. (Tangkapan Layar Video Reuters/E-BRIEFING / SHINAN COUNTY HANDOUT / FOREIGN POOL)

Waspada Dampak Lebih Luas, Bahkan Sampai ke Indonesia

Rencana Tokyo Electric Power (Tepco) untuk membuang air limbah volumenya setara dengan sekitar 500 kolam renang ukuran Olimpiade telah menuai kritik keras dari China.
Hal itu juga menimbulkan kekhawatiran regional yang lebih luas.
Melepaskan limbah akan "memiliki dampak radiologis yang dapat diabaikan pada manusia dan lingkungan," kata IAEA dalam studinya.

Kekhawatiran di Korea Selatan atas bahaya kesehatan telah membuat harga garam laut, bahan utama kimchi, melonjak karena konsumen menimbun bumbu tersebut.
Negara itu berencana melepaskan 120.000 ton garam laut dari cadangan negara hingga Selasa, dan akan terus menambah lebih banyak pasokan ke pasar, menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Anggota masyarakat dan beberapa anggota parlemen oposisi di Korea Selatan telah mengadakan demonstrasi untuk menentang rencana Jepang tersebut.
Negara itu sedang menyelesaikan peninjauannya sendiri atas keamanan proposal Tepco, Park Koo-yeon, seorang pejabat di Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah, mengatakan pada hari Rabu.

Di Cina, boikot konsumen terhadap kosmetik Jepang terkait dengan tuduhan yang belum terbukti tentang keamanan pelepasan air telah berdampak pada saham perusahaan seperti Shiseido.

China telah mendesak Jepang untuk menghentikan pembuangan yang direncanakan dan mengklaim ada perbedaan utama antara proposal Tepco dan pembuangan air limbah secara rutin oleh pembangkit nuklirnya sendiri dan lainnya secara global.

Jepang harus "menghadapi keprihatinan yang sah dan masuk akal dari semua pihak," dan menyusun strategi alternatif, kata Kementerian Ekologi dan Lingkungan China dalam pernyataan hari Rabu.

Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi akan bertemu dengan mitranya dari China dan Korea Selatan bulan ini dalam upaya untuk mendapatkan dukungan untuk rencana air limbah, lapor Yomiuri Shimbun.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Korea Selatan mulai Jumat.

Hal ini merupakan penolakan wajar, pasalnya limbah nuklir sebanyak itu akan membawa dampak negatif bagi perairan dunia. Bahkan Indonesia.

Limbah nuklir yang mengandung zat radioaktif berumur panjang peluruhannya sehingga dapat membahayakan perairan dunia hingga perairan Indonesia. Sebab limbah tersebut dapat terbawa oleh arus laut.

Karena dia (zat radioaktif) umurnya panjang, maka jika di laut zat tersebut akan mengikuti arus. Nanti kalau sampai perairan Indonesia, perairan Indonesia bisa terkontaminasi.

Patroli Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) KN Pulau Dana-323, berhasil menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan secara illegal di perairan Natuna Utara perbatasan Indonesia-Malaysia bagian Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (24/12/2021). (Dok: Bakamla RI/Indonesia Coast Guard)Foto: Patroli Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) KN Pulau Dana-323, berhasil menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan secara illegal di perairan Natuna Utara perbatasan Indonesia-Malaysia bagian Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (24/12/2021). (Dok: Bakamla RI/Indonesia Coast Guard)
Patroli Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) KN Pulau Dana-323, berhasil menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan secara illegal di perairan Natuna Utara perbatasan Indonesia-Malaysia bagian Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (24/12/2021). (Dok: Bakamla RI/Indonesia Coast Guard)

Zat radioaktif berumur panjang menyebabkan dampak yang berbeda-beda bagi hewan dan manusia mulai dari pusing atau sakit kepala, epilepsi, pingsan, menyebabkan kanker, bahkan dapat berujung pada kematian bila kadar kontaminasinya tinggi.

Tidak hanya manusia dan hewan, efek zat radioaktif berumur panjang juga dapat menyebabkan kematian biota laut yang terkontaminasi.
Ini tentu satu hal yang membahayakan bagi Indonesia yak notabennya adalah negara maritim. Terlebih Indonesia kini sedang menggaungkan konsep blue economy untuk melindungi ekosistem lalu negara kita.

Pada dasarnya, suatu kegiatan usaha pasti ada (limbah). Kita tidak bisa berharap semua kegiatan industri itu zero waste. Untuk mengatasi hal itu, secara teori terdapat hierarki dalam pengelolaan lingkungan dalam mencegah kerusakan.

Hierarki ini terbagi menjadi 4 tingkatan di antaranya, hindari, minimalisir, rehabilitasi atau mitigasi terjadinya kerusakan lingkungan atau limbah, dan yang terakhir carbon offset yang biasanya digunakan pemerintah.

Punic Buying di Mana-mana, Semoga Jangan Sampai ke RI

Korea Selatan (Korsel) dilandapanic buying. Warga Negeri Ginseng itu mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan.

Meskipun Jepang telah berulang kali berupaya meyakinkan bahwa airnya aman dan telah disaring untuk menghilangkan sebagian besar isotop meskipun mengandung jejak tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Namun hal ini masih menjadi kekhawatiran bagi para nelayan dan konsumen hasil laut.

Otoritas perikanan Korsel telah berjanji untuk meningkatkan upaya memantau tambak garam alami untuk setiap kenaikan zat radioaktif dan mempertahankan larangan makanan laut dari perairan dekat Fukushima.

"Saya baru saja membeli lima kilogram garam," kata Lee Young Min, ibu dua anak berusia 38 tahun, menambahkan bahwa dia belum pernah membeli garam sebanyak itu sebelumnya.

"Sebagai seorang ibu membesarkan dua anak, saya tidak bisa hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Saya ingin memberi mereka makan dengan aman," pungkasnya yang dikutip dari Reuters.

Panic buying telah menyebabkan kenaikan harga garam di Korsel sebesar 27% pada Juni. Selain kepanikan akibat pembuangan air reaktor Fukushima, para pejabat mengatakan cuaca dan produksi yang lebih rendah juga menjadi penyebabnya.

Sebagai tanggapan, pemerintah Korea telah memutuskan untuk melepaskan sekitar 50 metrik ton garam per hari dari stok. Bahkan, mereka memberi diskon 20% dari harga pasar hingga 11 Juli.

Menurut sebuah survei bulan lalu oleh lembaga survei Research View, lebih dari 85% publik Korsel menentang rencana Jepang. Tujuh dari 10 orang mengatakan bahwa mereka akan mengkonsumsi lebih sedikit makanan laut jika pembuangan air limbah reaktor nuklir dilanjutkan.

Seorang pemilik toko grosir garam di ibu kota, Hyun Yong-gil, menuturkan bahwa penjualan meningkat 40% hingga 50%. Padahal harga telah meroket.

"Akhir-akhir ini kami mendapatkan lebih banyak pelanggan dari biasanya dan banyak dari mereka tampaknya khawatir dengan rencana pelepasan air limbah," katanya.

Gimana Pasokan Garam Buat RI?

Sebagaimana diketahui, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesiaselalu melakukan impor dalam jumlah yang besar setiap tahunnya.Meskipun Indonesia berada di daerah tropis, nyatanya tidak semua wilayah cocok untuk memproduksi garam.

BPS mencatat volume impor garam Indonesia mencapai 2,83 juta ton dengan nilai US$107,5 juta sepanjang 2021 atau sekitar Rp1,5 triliun (asumsi kurs tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp14.197 per US$).

Sementara, nilai impor tersebut tersebut naik 13,7% (year-on-year/yoy) dibanding tahun sebelumnya, yang besarnya US$94,5 juta pada 2020.

Jika dirunut ke belakang, nilai impor garam Indonesia tercatat meningkat sejak 2017 hingga 2019 seperti terlihat pada grafik. Nilainya sempat turun tipis 0,9% (yoy) pada 2020, namun kembali meningkat pada 2021.

Hasil riset Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tingginya impor garam Indonesia ini disebabkan karena beberapa hal yakni garam produksi rakyat belum bisa untuk memenuhi spesifikasi kebutuhan garam industri.

Kedua, luas lahan produksi garam masih terbatas karena tidak semua wilayah Indonesia sesuai untuk produksi garam, meskipun terletak di garis khatulistiwa wilayah Indonesia sering diwarnai oleh awan atau mendung.

Lantas, dari mana Indonesia mengimpor garam?

Berdasarkan data BPS berikut negara asal utama impor garam Indonesia pada 2021.

Dari data tersebut, negara utama impor garam Indonesia adalah Australia dengan realisasi mencapai 2,1 juta ton pada tahun 2021.
Selain Australia, Indonesia juga banyak mengimpor garam dari Tiongkok atau China. Impor garam dari Negeri Tirai Bambu ini juga selalu mengalami fluktuatif setiap tahunnya.

Maka dengan adanya fenomena punic buying di negara tetangga tak menutup kemungkinan bakal berpengaruh pada negara-negara lainnya. Hal tersebut tentu berdampak pula bagi negara kita. Pasokan bakal seret, harga garampun ikut melambung.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation