Internasional

Rusia-Ukraina Saling Tuding Sabotase Nuklir, Siapa Salah?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 July 2023 19:20
Surveillance camera footage shows Zaporizhzhia nuclear power plant during shelling in Enerhodar, Zaporizhia Oblast, Ukraine March 4, 2022, in this screengrab from a video obtained from social media. Zaporizhzhya NPP via YouTube/via REUTERS  THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Foto: Zaporizhzhya NPP via REUTERS/Zaporizhzhya NPP

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dan Ukraina saling menuduh merencanakan serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Moskow. PLTN ini telah lama menjadi bahan tudingan dan kecurigaan kedua negara.

Pada Selasa (4/7/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut telah memberitahu Pemimpin Prancis Emmanuel Macron tentang provokasi berbahaya Rusia di PLTN yang berada di tenggara Ukraina.

"Pasukan pendudukan (Rusia) sedang mempersiapkan provokasi berbahaya di Zaporizhzhia (pabrik nuklir)," cuitnya, seperti dikutip Reuters.

Dia juga mengatakan dirinya dan Macron telah setuju menjaga situasi di bawah kendali maksimum bersama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), badan pengawas nuklir PBB.

Sebuah pernyataan juga yang dikeluarkan oleh angkatan bersenjata Ukraina. Mengutip data operasional yang mengatakan bahwa alat peledak telah ditempatkan di atap reaktor ketiga dan keempat stasiun tersebut pada Selasa. Serangan itu mungkin terjadi dalam waktu dekat.

"Jika diledakkan, mereka tidak akan merusak reaktor tetapi akan menimbulkan gambar penembakan dari pihak Ukraina," kata pernyataan di Telegram. Dikatakan tentara Ukraina siap untuk bertindak dalam keadaan apapun.

Di sisi lain, pihak Rusia juga menuduh Ukraina melakukan hal yang sama.

Renat Karchaa, penasihat kepala Rosenergoatom, yang mengoperasikan jaringan nuklir Rusia, mengatakan Kyiv berencana untuk menjatuhkan amunisi yang dicampur dengan limbah nuklir yang diangkut dari salah satu dari lima stasiun nuklir Ukraina di pabrik itu.

"Di bawah kegelapan malam pada 5 Juli, militer Ukraina akan mencoba menyerang stasiun Zaporizhzhia menggunakan peralatan presisi jarak jauh dan drone serangan kamikaze," kata kantor berita Rusia mengutip Karchaa.

Karchaa tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya. Zelensky dan militer Ukraina pun juga tidak memberikan bukti atas pernyataan mereka.

Pasukan Rusia sebelumnya merebut PLTN Zaporizhzhia, fasilitas nuklir terbesar di Eropa dengan enam reaktor, beberapa hari setelah invasi Kremlin ke Ukraina pada Februari 2022. Sejak itu, baik Rusia dan Ukraina secara teratur menuduh pihak lain melakukan penembakan di sekitar pabrik hingga mempertaruhkan kecelakaan nuklir besar.

Di sisi lain, IAEA telah berusaha selama lebih dari setahun untuk mencapai kesepakatan guna memastikan wilayah PLTN didemiliterisasi dan mengurangi risiko kecelakaan nuklir.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi telah mengunjungi pabrik itu tiga kali sejak pengambilalihan Rusia tetapi gagal mencapai kesepakatan apa pun untuk menjaga agar fasilitas itu aman dari penembakan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Menang Lagi, Rebut Kota Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular