Kengerian Jokowi Terbukti, 'Hantu' Twin Defisit Bisa Terulang

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
27 August 2023 20:00
‘Hantu’ Inflasi Rendah Rezim Jokowi-JK
Foto:
  • Kengerian twin deficit 'hantui' masa kepresidenan Joko Widodo (Jokowi) tahun ini
  • Twin deficit era Jokowi dua kali lebih sering terjadi jika dibandingkan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
  • Twin deficit biasanya terjadi setahun setelah pemilu berlangsung, apakah 2025 berpotensi kembali terjadi?

Jakarta, CNBC Indonesia- Kekhawatiran akan 'twin deficit' kembali mencuat di tengah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ketakutan ini muncul menyusul laporan defisit dalam transaksi berjalan dan transaksi finansial pada kuartal-II 2023, dengan potensi kemerosotan lebih lanjut hingga akhir tahun ini.

Bank Indonesia (BI) mengumumkan pada Selasa (22/8/2023) bahwa defisit transaksi berjalan kuartal-II 2023 mencapai US$1,9 miliar atau setara 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2023. Ini merupakan defisit pertama sejak kuartal II-2021. Kondisi tersebut semakin parah dengan laporan defisit transaksi finansial sebesar US$4,97 miliar, berbalik dari surplus US$3,68 miliar pada kuartal sebelumnya. Akibatnya, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit senilai US$7,4 miliar atau Rp 113,22 triliun (dengan kurs Rp 15.300/US$).

Pada kuartal-II 2023, defisit transaksi berjalan terjadi akibat menurunnya ekspor, dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas global dan perlambatan ekonomi global, termasuk di mitra dagang. Data dari BI menunjukkan bahwa ekspor Indonesia ke sepuluh negara utama pada kuartal II-2023 mengalami penurunan. Kontraksi signifikan terjadi di negara-negara seperti Malaysia, Korea Selatan, India, dan China.

Ekspor komoditas non-migas ke China, khususnya, mengalami penurunan tajam sebesar 8,3% year on year pada kuartal-II 2023, berbanding terbalik dengan pertumbuhan positif sebesar 25,4% year on year pada kuartal-I 2023. Komoditas seperti besi dan baja, bijih logam, serta minyak dan lemak nabati juga mengalami defisit ekspor.

Pengurangan ekspor ini mengakibatkan menyempitnya surplus neraca ekspor-impor, turun dari US$67,32 miliar pada Januari-Maret 2023 menjadi US$61,97 miliar pada April-Juni 2023. Ekspor yang masih mengalami surplus didominasi oleh ekspor non-migas senilai US$57,65 miliar, diikuti oleh ekspor minyak senilai US$2,14 miliar, dan ekspor gas senilai US$1,97 miliar.

Kekhawatiran akan 'Twin Deficit' muncul karena defisit transaksi berjalan pada kuartal-II 2023 mengakibatkan akumulasi surplus tipis hanya sebesar US$1,05 miliar selama semester-I 2023. Jika defisit ini berlanjut pada kuartal-III dan kuartal-IV 2023, kemungkinan besar akan terjadi defisit transaksi berjalan sepanjang tahun 2023.

Ilustrasi Rupiah dan Dollar di teller Bank Mandiri, Jakarta, Senin (07/5). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Rupiah melemah 0,32 % dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Harga jual dolar AS di  bank Mandiri Rp. 14.043. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Ilustrasi Rupiah dan Dollar di teller Bank Mandiri, Jakarta, Senin (07/5). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Rupiah melemah 0,32 % dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Harga jual dolar AS di bank Mandiri Rp. 14.043. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dampak dari twin deficit ini adalah ketika defisit transaksi berjalan (current account deficit) berkorelasi positif dengan defisit fiskal (fiscal deficit). Defisit fiskal terjadi ketika pendapatan negara tidak mencukupi untuk menutupi pengeluaran pemerintah. Jika kedua defisit ini terjadi bersamaan, maka suatu negara mengalami twin deficit.

Twin Deficit Era Jokowi VS SBY Serta Pola Terjadinya

Sejarah menunjukkan bahwa defisit fiskal selalu terjadi di Indonesia sejak tahun 2004 hingga 2022. Ini berarti tidak ada surplus fiskal dalam periode tersebut. Sebelumnya, Indonesia juga mengalami twin deficit selama sembilan tahun berturut-turut dari 2012 hingga 2020.

Melihat perbandingan dengan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) antara tahun 2004 dan 2014, defisit transaksi berjalan hanya terjadi dalam beberapa tahun, sedangkan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sejak tahun 2014 hingga 2024, twin deficit terjadi lebih sering.

Ada juga observasi menarik tentang pola twin deficit yang terjadi setelah pemilihan umum. Terjadi twin deficit setelah pemilu pada tahun 2005 dan 2020. Dalam kaitan ini, spekulasi muncul bahwa pola ini dapat terjadi lagi pada tahun-tahun berikutnya, tetapi juga diingatkan bahwa kondisi ekonomi global yang berubah dapat mempengaruhi pola ini.

Berdasarkan hal tersebut, kekhawatiran atas twin deficit kembali muncul dengan laporan defisit transaksi berjalan dan transaksi finansial pada kuartal-II 2023 di Indonesia. Meskipun sejarah menunjukkan beberapa pola terkait twin deficit, faktor eksternal juga perlu diperhitungkan sebagai bahan perkiraan kembali terjadinya fenomena ekonomi ini.

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation