CNBC Indonesia Research

Polusi Udara Jakarta: Presiden Batuk, Ribuan Warga Bisa Tewas

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
21 August 2023 08:50
Infografis: Ini Daftar Negara Penyumbang Terbesar Polusi Dunia, RI Masuk?
Foto: Infografis/Ini Daftar Negara Penyumbang Terbesar Polusi Dunia, RI Masuk?/Arie Pratama
  • Kualitas udara Jakarta ada dalam tahap yang mengkhawatirkan
  • Polusi udara berpotensi membuat warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
  • Polusi udara menyebabkan 8.100 kematian di Jakarta selama 2023 dan membawa kerugian sekitar US$2,1 miliar

Jakarta, CNBC Indonesia - Kualitas udara di Jakarta yang memburuk akibat polusi terus menjadi perbincangan publik dan menghiasi pemberitaan media massa akhir-akhir ini. Polusi udara berpotensi membuat warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Mengacu pada data website pemantau kualitas udara IQAir, Jumat (18/8/2023) pukul 07.00, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai 125. Jakarta juga menjadi kota dengan polusi tertinggi kesembilan di dunia, di bawah Shenyang, China.

Konsentrasi Partikulat PM2.5 di Jakarta pada Jumat (18/8), 9 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Mengutip laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PM2.5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer. Partikel PM2.5 yang termasuk debu, jelaga, kotoran, asap, dan tetesan cair hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

Sementara itu, IQAir melaporkan bahwa polusi udara PM2.5 adalah ancaman kesehatan terbesar di dunia. Ukurannya yang kecil membuat PM2.5 dapat tetap melayang di udara untuk waktu yang lama dan bisa diserap jauh ke dalam aliran darah saat terhirup.

Sebelumnya, pada 10 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terkotor di dunia. Menurut data IQAir, pada tanggal tersebut, Jakarta masuk ke kategori tidak sehat dengan indeks AQI 156, di atas Dubai, Uni Emirat Arab (140) dan Lahore, Pakistan (134).

Pada 10 Agustus 2023, IQAir menyatakan bahwa PM2.5 masih menjadi polutan utama Jakarta dengan konsentrasi sebanyak 58 mikrogram per normal meter kubik. Angka tersebut 11.6 kali lebih banyak daripada nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," tulis IQAir, dikutip Kamis (10/8/2023).

Catatan tingkat polusi pada Jumat (18/8/2023) bukan rekor terburuk yang dialami Jakarta. Menurut catatan IQAir, rekor tingkat polusi buruk Jakarta pada Agustus terjadi pada 6 Agustus dengan nilai AQI 164 (kategori 'tidak sehat').

Jokowi Batuk

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) terdengar mengalami batuk saat berpidato dalam acara Penyampaian RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan, di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, (16/8/2023).

Dalam di hadapan anggota DPR, MPR dan sejumlah tamu undangan, Jokowi yang mengenakan jas berwarna biru tua, dasi merah dan peci terdengar beberapa kali berhenti berpidato karena mengalami batuk.

Presiden Jokowi sendiri diketahui sudah empat minggu menderita batuk. Hal tersebut sebelumnya telah dikonfirmasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Sejumlah pihak polusi udara Jakarta yang buruk menjadi biang keladi.

"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena presiden sendiri sudah batuk katanya sudah hampir 4 minggu. Beliau belum pernah merasakan seperti ini dan kemungkinan dokter menyampaikan ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," kata Sandiaga awal pekan ini usai rapat terbatas mengenai 'Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek' di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Hal tersebut turut menjadi perhatian juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril.

Berdasarkan penjelasan dr Syahril, keluhan semacam itu harus diwaspadai karena berpotensi mengarah ke gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Jadi seperti Pak Jokowi kemarin yang batuk-batuk, ISPA juga kan salah satu bentuknya. ISPA ditandai dengan batuk-batuk, kadang-kadang pilek," kata Syahril dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (16/8), dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/8).

Gejala batuk, kata Syahril, menjadi reaksi saat tubuh mengeluarkan zat yang dianggap polutan.

"Itu menandakan reaksi tubuh secara otomatis untuk mengeluarkan zat yang masuk ke tubuh kita, yang dianggap polusi tadi, yaitu dengan reaksi batuk, bersin-bersin," imbuhnya.

Polusi dan ISPA

Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, sebagaima dilansir dari Detikcom, selama periode Januari-Juni 2023, kasus ISPA terbanyak dilaporkan pada Maret 2023 sebanyak 119.734 kasus.

Setelah sempat mengalami penurunan, per Juni kembali meningkat sebanyak 102.475 kasus.

Berikut rincian kasus ISPA DKI Jakarta periode Januari-Juni 2023:

- Januari: 102.609

- Februari: 104.638

- Maret: 119.734

- April: 109.705

- Mei: 99.130

- Juni: 102.475

Sementara, mengutip CNN Indonesia, Dinkes DKI Jakarta mengklaim kasus ISPA di Jakarta bukan disebabkan oleh polusi udara.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan, peralihan cuaca menjadi penyebab utama kasus tersebut.

"Iya benar (bukan karena polusi udara). Lebih pengaruh ke iklim," ujar Ngabila saat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (11/8), dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/8).

Ngabila mengatakan, dampak polusi udara mayoritas lebih kepada penyakit kronis atau penyakit tidak menular, macam radang paru, PPOK, dan asma.

Selain itu, penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan jantung.

"Jelas pengaruh paling kuat adalah kondisi pancaroba atau peralihan cuaca," imbuh Ngabila.

Dampak Polusi Udara

Sementara, data IQAir menyebut, polusi udara menyebabkan 8.100 kematian di Jakarta selama 2023 dan membawa kerugian sekitar US$2,1 miliar di Jakarta selama periode yang sama. Nilai tersebut setara dengan Rp 32,09 triliun rupiah (US$1= Rp 15.280).

Penelitian lainnya, dari organisasi kesehatan global Vital Strategies dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, yang dirilis pada 27 Februari 2023, mengestimasikan, polusi udara di Jakarta berpotensi menyebabkan lebih dari 10.000 kematian dan 5.000 orang dirawat karena penyakit penyakit kardiorespirasi setiap tahun.

Dampak lainnya, lebih dari 7.000 hasil buruk pada anak-anak, dan menelan biaya lebih dari US$2,9 miliar per tahun (2,2% dari produk domestik regional bruto/PDRB DKI Jakarta).

"Polusi udara merupakan ancaman kesehatan utama bagi lebih dari 10,5 juta penduduk Jakarta," kata Sumi Mehta, Wakil Presiden Lingkungan, Iklim, dan Kesehatan Perkotaan di Vital Strategies, dalam siaran pers, 27 Februari 2023, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/8).

"Sementara bukti global tentang dampak kesehatan yang merugikan dari polusi udara sudah konsisten dan jelas, hingga saat ini belum ada cukup bukti lokal mengenai beban kesehatan dan ekonomi dari polusi udara di Jakarta. Studi ini dilakukan untuk menjembatani kesenjangan ini dan untuk mengukur dampak kesehatan dan ekonomi dari polusi udara di kota," imbuh Sumi.

Kajian yang dipublikasikan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health ini dilakukan oleh Vital Strategies dan Dinas Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta, bersama dengan mitra teknis Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Menurut rilis tersebut, ini menjadi studi komprehensif pertama yang mengevaluasi beban kesehatan dan ekonomi yang disebabkan oleh polusi udara di Jakarta, menerapkan metode dari proyek Global Burden of Disease (2019) ke data kesehatan dan ekonomi setempat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(RCI/RCI)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation