Targetkan Bisnis ke Anak Muda, Begini Prospek FOLK Pasca IPO!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
18 August 2023 13:45
PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau FOLK Group resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, (7/7)
Foto: PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau FOLK Group resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, (7/7)/ Khoirul Anam
  • New media dan omni channel retail jadi dua segmen yang difokuskan sebagai bisnis berkelanjutan perseroan.
  • PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) resmi melantai di bursa dengan raihan dana mencapai Rp57 miliar yang seluruhnya digunakan untuk ekspansi.
  • Seasonality lebaran potensi optimalkan profitabilitas kuartal II-2023 karena porsi segmen pakaian dan alas kaki cukup besar ke pendapatan.

Jakarta, CNBC Indonesia - "Cultivating the Next Gen", merupakan slogan emiten holding multi sektor PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) yang berkomitmen memberikan nilai positif kepada target pelanggan-nya dari generasi millenial dan gen Z.

Generasi tersebut gampangnya sering dibilang anak muda jaman sekarang yang secara jumlah menang banyak dibanding para pendahulunya. Jumlah yang besar menjadi satu peluang yang ditangkap perseroan karena generasi ini tak terelakan dari perkembangan zaman dan teknologi yang membuat segala sesuatu serba mudah dan cepat.

Informasi menjadi salah satu yang penting dan cukup fundamental dalam bisnis perseroan. Informasi yang dimuat media lampau tak memberikan kesempatan orang untuk mencari apa yang diinginkan secara spesifik. Akan tetapi, jaman sekarang teknologi membuat lebih mudah dimana orang bisa berselancar mencari informasi apa saja yang diinginkan.

New media age commerce jadi solusi perseroan dalam menangkap peluang tersebut. Media modern yang mengedepankan demand akan membuat orang lebih tertarik karena informasi datang lebih cepat, sesuai dengan trend, dan jangkauan nya bisa lebih luas karena menggunakan berbagai platform.

Kini FOLK telah memiliki tiga brand media modern unggulan yaitu Finfolk, USS Network, dan R66 Media yang menjangkau berbagai kategori mulai dari economy, edukasi, culture, politik, fashion, hingga lifestyle. Segmen media yang dimiliki perusahaan telah ditonton lebih dari 113 juta viewers dan memiliki followers lebih dari 3,2 juta.

Lebih jauh, ketika orang mendapat informasi yang disuka dengan lebih mudah dan cepat. Rasa memiliki juga biasanya akan timbul setelah orang tersebut melihat sesuatu. Pada barang misalnya, ketika ada tren baju yang hype tak menutup kemungkinan rasa ingin membeli pasti ada.

Pada jaman dulu, kalau ingin membeli sesuatu harus bertemu langsung dengan penjual. Tetapi, sekarang sudah beda karena orang dengan mudahnya bisa beli online lewat berbagai media.

Menjawab hal tersebut perusahaan memiliki omni channel retail brand yang telah melayani lebih dari 461 ribu pelanggan dan menjual sebanyak 511 ribu produk. Di samping itu, perusahaan juga memiliki lebih dari 35 intellectual properties. Ada tiga brand unggulan yang punya kontribusi signifikan ke pendapatan yaitu Syca, Amazara, dan Dr Soap.

Perkembangan bisnis yang sesuai dengan zaman dan teknologi membuat new media age commerce dan omni channel retail brands jadi fokus perusahaan untuk perkembangan bisnisnya yang berkelanjutan.

PT Multi Garam Utama Tbk diketahui telah berdiri sejak 2019 lalu dan terbaru pada 7 Agustus 2023 perusahaan secara resmi telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham FOLK. Prestasi ini memberikan suntikan dana segar senilai Rp57 miliar dengan mengeluarkan saham baru sebanyak 570 juta lembar di harga Rp100/saham.

Menurut data prospektus, dana tersebut bakal digunakan seluruhnya untuk ekspansi perusahaan, dengan rincian sebagai berikut :


Dari penggunaan dana diatas, upaya perseroan dalam pengembangan segmen new media terlihat dalam tiga hal yaitu menambahkan modal ke finfolk, mengembangkan super apps, dan membeli saham USS.

Salah satu yang jadi perhatian karena cukup menarik adalah pembelian saham USS, perlu diketahui per 16 Agustus 2023 follower USS Feeds di instagram sudah mencapai 1,5 juta, jauh lebih tinggi dari Finfolk Money sebanyak 230 ribu.

Secara konten kedua media tersebut memang beda fokus, tetapi jumlah followers yang lebih tinggi akan menjangkau orang lebih banyak juga. Dengan begitu, pembelian saham USS menjadi satu aksi ekspansi yang baik bagi perseroan karena secara langsung jangkauannya akan meningkat.

Setelah IPO ini, FOLK diharapkan bisa memiliki 1571 lembar saham atau setara 6,04℅ saham USS. Padahal, sebelumnya yang dikuasai baru 663 lembar saham saja atau setara 2,55℅ dari modal yang ditempatkan.

Lebih lanjut menurut penjelasan manajemen dalam prospektus, alasan dan pertimbangan transaksi pembelian saham USS, di antaranya terkait potensi pertumbuhan bisnis, yakni industri sneaker dan lifestyle terus berkembang pesat, dan USS memiliki posisi yang unik di pasar sebagai komunitas sneaker terkemuka di Indonesia.

Selain itu, alasan lainnya soal sinergi bisnis ekosistem perseroan, kemampuan pengembangan merek USS, pengalaman manajemen USS, dan potensi keuntungan apabila USS dapat terus bertumbuh.

USS bergerak di bidang pengembangan media sosial, pemasaran digital untuk merek sepatu dan produk lifestyle, dan produksi konten kreatif; dan offline campaign. USS Networks merupakan media yang berisikan konten gaya hidup kontemporer dan anak muda. Didirikan oleh tokoh subkultur Jeffry Jouw (Jejouw) dan Sayed Muhammad, jaringan konten ini telah mengembangkan serangkaian merek gaya hidup. Ini termasuk Urban Sneaker Society, USS Feeds, USS Her, Local Fest, Sonder Lab, dan Outbreak.

Beralih ke omni channel retail brands yang merupakan segmen penopang pendapatan perusahaan, dinilai masih memiliki prospek menjanjikan. Pasalnya, Indonesia memiliki pasar yang sangat besar dengan daya beli yang cukup konsumtif, terlihat pada tingkat konsumsi rumah tangga yang mendominasi hingga lebih dari 50% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Prospek terdekat, CNBC Indonesia Research memperkirakan FOLK akan mendapatkan peningkatan kinerja top line berkat seasonality Idul Fitri pada kuartal II/2023 lalu. Apalagi secara porsi segmen ini menjadi kontributor utama terhadap pendapatan, seperti terlihat pada rincian pendapatannya per akhir tahun lalu sebagai berikut :

Dari tabel diatas, terlihat bisnis omni channel retail perusahaan yang menjual produk sabun, sampo, dan kosmetik secara akumulasi menjadi yang terbesar dalam menopang profitabilitas.

Produk-produk tersebut cukup sensitif dengan seasonality event, perubahan tren pasar, hingga selera dari setiap individu yang berbeda-beda. Kendati demikian, hal tersebut bisa jadi satu peluang juga mengingat upaya FOLK yang mengembangkan bisnis dalam multi-platform bisa menjadi jembatan untuk meniadakan kesenjangan antara anak muda, brand, dan tren yang terus berkembang pesat.

Lantas bagaimana kinerja keuangan-nya?

Melansir dari data prospektus, secara tahunan sejak 2020 - 2022 top line perusahaan terpantau selalu naik yang menunjukkan kegiatan bisnis terus bertumbuh. Sejalan dengan itu, laba bersih turut bertumbuh walaupun sempat ada penyusutan pada 2021, namun pada akhir tahun lalu berhasil pulih dengan nilai yang lebih tinggi.

Hanya saja, pada tiga bulan pertama tahun ini perusahaan malah harus mencatatkan kerugian sebesar -Rp378,42 juta, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya dimana perusahaan bisa mencatatkan laba Rp253,56 juta.

Susutnya laba hingga merugi tersebut terjadi karena penjualan yang turun dari Rp8,9 miliar menjadi Rp7,53 miliar. Selain itu, juga ditambah peningkatan beban yang membuat laba makin tergerus.

Kendati demikian, pada kuartal II/2023 dan mendatang diharapkan perbaikan kinerja bottom line akan terjadi mengingat adanya seasonality lebaran dan tren jual-beli online yang sudah tak bisa dipisahkan dari kebiasaan masyarakat Tanah Air.

Di sisi lain, dari ketahanan neraca tampaknya juga masih cukup baik terlihat dari Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan berada di angka yang sehat di 6,19%. Nilai DER di bawah 100% menunjukkan total modal jauh lebih besar dibandingkan total hutang. Total modal FOLK per 31 Maret 2023 sebesar Rp72,2 miliar, sedangkan total hutang per 31 Maret 2023 sebesar Rp4,5 miliar. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modalnya cukup baik.

Dari sisi likuiditas juga masih memadai terlihat dari cash ratio per kuartal pertama tahun ini mencapai lebih dari 4 kali lipat. Ini menunjukkan likuiditas perusahaan masih mencukupi untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan total kas yang dipunya.

Namun, perusahaan tetap perlu mengantisipasi risiko-risiko yang masih bisa menghambat di masa depan seperti persaingan industri yang ketat, ketergantungan perusahaan akan entitas anaknya yang mendominasi pendapatan, serta kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian bisa mempengaruhi capital outflow berlanjut.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation