Polling CNBC Indonesia

Aneh, Daging Ayam Justru Jadi Sumber Inflasi Saat Idul Adha

mae, CNBC Indonesia
02 July 2023 11:29
Menjelang hari raya Idul Adha, harga daging ayam di Pasar Senen mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menjelang hari raya Idul Adha, harga daging ayam di Pasar Senen mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
  • Inflasi Juni diperkirakan melonjak secara bulanan sejalan dengan naiknya permintaan menjelang Idul Adha
  • Inflasi Juni secara tahunan akan melandai seiring berkurangnya dampak kenaikan harga BBM subsidi tahun lalu
  • Kenaikan harga daging ayam menjadi salah satu penyebab lonjakan inflasi bulanan pada Juni

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia meningkat tajam pada Juni sejalan dengan naiknya permintaan menjelang Hari Raya Idul Adha dan libur panjang.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Juni pada Senin (3/7/2023).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Juni 2023 akan menembus 0,25% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan menembus 3,62% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,64%.
Sebagai catatan, inflasi Mei tercatat 0,09% (mtm) dan 3,0% (yoy). Inflasi inti tercatat sebesar 2,66%.


Secara tahunan, inflasi akan melandai karena semakin berkurangnya dampak kenaikan harga BBM pada September tahun lalu.

Inflasi Juni (mtm) akan meningkat sejalan dengan pola musimannya. Secara historis, inflasi Juni memang biasanya tinggi karena bulan tersebut adalah periode orang tua membayar iuran uang sekolah dan biaya pendaftaran sekolah.

Pada Juni tahun ini juga terdapat perayaan Hari Raya Idul Adha dan libur panjang lebaran. Sebagai catatan, Hari Raya Idul Adha tahun ini jatuh pada 28/29 Juni. Sementara itu, libur cuti bersama berlangsung dari 28 Juni-2 Juli 2023.
Dalam lima tahun terakhir, inflasi Juni (mtm) mencapai 0,35%.

Ekonom Bank Maybank Juniman mengatakan harga sejumlah bahan pokok meningkat tajam yang menekan inflasi. Di antaranya adalah lada, cabai rawit merah, daging sapi, daging ayam, dan beras.
Sebaliknya, beberapa harga sembako ada yang turun seperti tepung dan minyak curah.
"Harga beberapa BBM non-subsidi juga turun," tutur Juniman, kepada CNBC Indonesia.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM non subsidi untuk jenis tertentu, efektif per 1 Juni.

Untuk BBM jenis RON 92 atau Pertamax turun menjadi Rp 12.500 per liter, dari yang sebelumnya pada Mei Rp 13.300 per liter.
Harga BBM Pertamax Turbo turun menjadi Rp 13.600 per liter, dari sebelumnya Rp 15.000 per liter.

Adapun juga untuk harga BBM jenis solar non subsidi seperti Dexlite mengalami perubahan menjadi Rp 12.650 per liter, dari yang sebelumnya Rp 13.700 per liter Sementara itu, untuk jenis BBM Pertamina Dex menjadi Rp 13.250 per liter, dari yang sebelumnya Rp 14.600 per liter.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution menjelaskan inflasi akan naik secara bulanan karena masih tingginya inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau.

"Sejumlah bahan kebutuhan pokok masih mengalami kenaikan harga yang signifikan seperti daging ayam, telur ayam, cabe rawit dan cabe besar, bawang putih serta beras. Kelompok pengeluaran makanan diperkirakan akan menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi Juni," tutur Damhuri, kepada CNBC Indonesia.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan bahan pokok yang mengalami lonjakan harga adalah cabai merah, beras, cabai rawit merah, daging ayam, dan telur ayam.

Rata-rata harga daging ayam naik 7,2% menjadi Rp 40.090 pada Juni 2023 sementara harga telur ayam meningkat 1,6% menjadi Rp 31.470.
Rata-rata harga beras naik 0,37% menjadi Rp 13.454 pada Juni 2023, harga cabai merah naik 3,1% menjadi Rp 42.929/kg, dan harga cabai rawit merah melonjak 3,5% menjadi Rp 45.293/kg.
Sementara itu, harga minyak goreng curah turun 0,84% menjadi Rp 15.620/kg.

Daging Ayam Melambung Sampai Jadi Perhatian Jokowi

Harga ayam meroket di hampir semua wilayah, termasuk Jakarta.
Data PIHPS menunjukkan rata-rata harga ayam nasional sempat menembus Rp 50.200/kg pada 27 Juni tahun ini. Harga tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. 
Harga ayam di Pasar Senen Jakarta pekan lalu akan sempat menembus Rp 60.000, yang menjadi rekor tertingginya.

Tingginya harga ayam bahkan menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan tinjauan ke pasar Palmerah, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Senin (26/6/2023).
Jokowi menjelaskan kenaikan harga akibat persoalan pasokan serta permintaan yang naik menjelang Idul Adha.

"Yang naik agak tinggi memang daging ayam. Harga (biasa) di Rp 30.000 - Rp 32.000, ini sudah mencapai Rp 50.000," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers usai melakukan tinjauan.


Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan selalu ada potensi kenaikan harga menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) seperti Idul Adha. Yang disebabkan meningkatnya permintaan.

"Kalau dalam H-2 Lebaran biasanya kenaikan sampai dengan 5-10 % masih bisa ditolerir, tapi kalau sampai ke Rp50.000 per Kg itu angka yang tidak bisa ditolerir. Setelah kita cek dan pastikan ternyata itu harga untuk ayam fillet," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (27/6/2023).

Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Pardjuni mengatakan, kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak Lebaran lalu dan sampai saat ini masih belum mengalami penurunan.

Alasan dari kenaikannya, Pardjuni menuding ada permainan para broker dan pedagang pengecer di pasar. Ditambah, konsumen atau masyarakat tidak pernah tahu menahu berapa harga ayam di tingkat peternak

"Betul ada permainan dari broker dan pedagang pengecer di pasar juga. Nah di sini, konsumen itu kan sebenarnya tidak tahu persis berapa sih harganya di tingkat peternak. Ini menjadi hal yang menguntungkan bagi pedagang, karena kalau konsumen itu tahu mesti dia tidak akan membeli dengan harga itu," kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (27/6/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation