Polling CNBC Indonesia

Ayam Jadi Musuh Baru Ekonomi RI, Inflasi Diramal Terbang

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
30 September 2025 17:12
Pantauan harga daging ayam dan telur ayam di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Pantauan harga daging ayam dan telur ayam di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta,CNBC Indonesia -Inflasi Indonesia diperkirakan akan kembali naik pada September 2025 yang didorong oleh merangkaknya harga sejumlah bahan pokok seperti daging ayam dan cabai merah.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi September 2025 pada Rabu (1/10/2025).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan naik atau mengalami inflasi 0,10% secara bulanan(month-to-month/mtm) di September.

Sementara itu, secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi diperkirakan akan mencapai 2,51%. Inflasi inti diperkirakan stagnan di 2,17%.

Sebagai catatan, pada Agustus 2025, IHK bulanan mengalami deflasi 0,08% (mtm) dan inflasi 2,31% (yoy). Inflasi inti menembus 2,17%.

Dengan demikian, pada September ini diperkirakan inflasi akan kembali meningkat baik secara bulanan maupun tahunan.

Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan akan terjadi inflasi bulanan sebesar 0,14% (mtm) pada September, setelah deflasi 0,08% di Agustus. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh harga bahan pangan bergejolak dan biaya transportasi.

"Tekanan inflasi pada September diperkirakan berasal dari kenaikan harga daging ayam sebesar 5,3% (mtm) dan cabai merah yang melonjak 12,4% (mtm). Meski demikian, harga beras dan bawang merah masih memberikan offset deflasi," ujar Andry kepada CNBC Indonesia.

Secara tahunan, Bank Mandiri memperkirakan inflasi akan naik ke 2,6% (yoy), sementara inflasi inti justru diperkirakan turun tipis ke 2,15% (yoy). "Komponen inti diperkirakan tetap terkendali, sejalan dengan normalisasi biaya pendidikan dan terbatasnya dorongan permintaan meski rupiah melemah," tulis tim riset Bank Mandiri.

Berbeda dengan perkiraan Mandiri, Bank Maybank Indonesia justru memperkirakan IHK pada September 2025 akan turun atau mengalami deflasi sebesar -0,09% (mtm), lebih dalam dibanding pada bulan sebelumnya yang mengalami deflasi -0,08%. Namun, secara tahunan inflasi diproyeksikan naik menjadi 2,34% (yoy), lebih tinggi dari 2,31% pada Agustus.

"Deflasi pada September terutama dipicu oleh penurunan harga bahan pangan seperti beras, minyak goreng, sayur-mayur, bawang merah, dan bawang putih. Selain itu, sejalan dengan turunnya harga minyak dunia, harga BBM nonsubsidi juga ikut terkoreksi," tulis Maybank Indonesia dalam risetnya.

Sebagai catatan, -PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi per hari ini, Senin, 1 September 2025. Terpantau, penurunan harga dilakukan pada produk BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina DEX.
Di Jakarta dan sekitarnya misalnya, harga BBM Pertamax Turbo (RON 98) mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 13.200 per liter, kini menjadi Rp 13.100 per liter.

Begitu juga dengan BBM jenis Solar. Harga BBM Dexlite (CN 51) juga mengalami penurunan menjadi Rp 13.600 per liter per 1 September dari sebelumnya Rp 13.850 per liter pada periode Agustus 2025. Harga BBM Pertamina DEX (CN 53) pun turun menjadi Rp 13.850 per liter dari sebelumnya Rp 14.150 per liter.

Namun untuk harga BBM Pertamax (RON 92), Pertamax Green (RON 95) dan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi tidak mengalami perubahan harga alias tetap.

Harga Pertamax tetap dibanderol Rp 12.200 per liter, dan harga Pertamax Green tetap Rp 13.000 per liter. Sementara harga BBM Pertalite juga masih dibanderol Rp 10.000 per liter dan Solar subsidi Rp 6.800 per liter.

 

Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), terlihat adanya kenaikan harga pada daging ayam dan cabai merah.

Harga daging ayam naik hingga 7,02% secara bulanan menjadi Rp38,379/kg, serta harga cabai merah Rp54.731/kg naik hingga 18,15%. Meski demikian, harga beras justru mengalami penurunan 0,24% menjadi Rp15.900/kg. Serta harga bawang putih juga turun sampai 2,42% di harga Rp39.518/kg. 

Selain IHK, Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia juga memperkirakan neraca dagang Agustus 2025 masih akan mencatat surplus sebesar US$4,8 miliar di Agustus, naik dari periode Juli yang sebesar US$4,1 miliar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation