Newsdata

Dear Next Presiden, Jangan Lagi Ada Anak RI yang Kurang Gizi

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
06 June 2023 09:00
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Korps Brimob Polri dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka stunting di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. (Dok: Humas Brimob)
Foto: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Korps Brimob Polri dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka stunting di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. (Dok: Humas Brimob)

Jakarta, CNBC Indonesia - Stunting menjadi persoalan besar bagi Indonesia. Padahal, masa depan Indonesia ada di tangan-anak-anak yang kini masih terancam oleh stunting.
Tanpa generasi yang sehat dan berkecukupan gizi maka sulit bagi Indonesia untuk menjadi negara maju.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas mengungkapkan, bahwa penurunan target stunting di Indonesia terancam tidak akan bisa terwujud.
Menteri PPN atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, belanja kementerian/lembaga dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2024, dan sesuai arahan Presiden Joko Widodo antara lain adalah pengendalian inflasi, penghapusan kemiskinan ekstrim, penurunan prevalensi stunting, serta peningkatan investasi.

Kendati demikian, Suharso menyebut, beberapa indikator RPJMN berisiko tidak tercapai di 2024, salah satunya adalah penanganan stunting hingga tingkat merokok pada anak.

Berdasarkan data 2022, prevalensi stunting di Indonesia baru mencapai 21,6%, sementara pemerintah menargetkan kasus stunting pada 2024 diharapkan mencapai 14%.

 

Nah, untuk mencapai target angka stunting di Indonesia di tahun depan dengan persentase 14%, artinya angka stunting harus turun 3,8% per tahun mulai tahun ini. Dan hal ini sulit untuk dilakukan.

Sulitnya penurunan stunting ini sejalan dengan masih banyaknya bayi-bayi di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap bayi.

Jika dilihat berdasarkan provinsi di Indonesia, wilayah Indonesia Timur sepertinya masih menjadi PR besar bagi pemerintah. Nusa Tenggara Timur Misalnya di mana prevelensi balita stuntingnya masih di angka 35,3%.

 

Sementara itu, pemerintah harus bekerja keras melakukan skrining anemia terhadap ibu-ibu hamil, memberikan penambahan darah bagi remaja putri dan ibu hamil, membantu pertumbuhan balita, mendorong pemberian ASI eksklusif serta melakukan edukasi kepada masyarakat.

Adapun upaya penurunan stunting pada RKP Tahun 2024, pemerintah akan melakukan beberapa strategi. Diantaranya pendampingan keluarga oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) di desa, perluasan cakupan penyediaan makanan tambahan ibu hamil kurang energi kronis (PMT Bumil KEK) dan balita kurus.

Dalam menurunkan stunting di tahun 2024, pemerintah juga akan melakukan perluasan cakupan imunisasi dasar lengkap dan penguatan kualitas data surveilans, mulai dari unit pelayanan kesehatan terkecil (posyandu).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation